Eskternalitas secara umum dapat diartikan sebagai suatu efek samping atau dampak yang diberikan atau dirasakan dari suatu tindakan oleh pihak tertentu kepada pihak lain. Eksternalitas timbul karena adanya keterkaitan antara aktivitas ekonomi yang satu dengan yang lainnya.Â
Dalam hal ini, kegiatan konsumsi atau produksi yang dilakukan suatu pihak mempunyai pengaruh atau dampak terhadap pihak lain. Eksternalitas muncul apabila pihak satu memberikan dampak ke pihak yang lain dan tidak ada kompensasi yang dibayar oleh pihak yang terkena dampak.
Faktor yang menyebabkan munculnya eksternalitas adalah keberadaan barang publik. Barang publik adalah barang yang dapat dinikmati atau dibutuhkan oleh banyak orang dan tidak dibatasi siapa yang dapat menggunakannya dan sebisa mungkin orang yang menggunakannya tidak akan mengeluarkan biaya. Secara singkat barang publik adalah barang yang dapat dinikmati atau digunakan tanpa mengurangi jatah konsumsi orang lain terhadap barang tersebut. Sebagai contoh adalah udara.Â
Eksternalitas terbagi menjadi dua, apabila pengaruh yang diberikan bersifat membangun atau menguntungkan maka disebut eksternalitas positif. Sedangkan apabila pengaruh yang diberikan bersifat mengganggu dalam hal kecil maupun besar ataupun merugikan maka disebut eksternalitas negatif.
Salah satu contoh eksternalitas positif adalah pedagang kaki lima atau biasa disebut PKL. Proses perkembangan dan pertumbuhan kota di Indonesia melahirkan sektor informal yaitu pedagang kaki lima. Pedagang kaki lima adalah sebutan untuk penjaja dagangan yang mempromosikan atau menjual dagangannya di trotoar yang diperuntukkan untuk pejalan kaki. Pedagang kaki lima timbul karena adanya suatu pertumbuhan dan perekonomian yang tidak merata di Indonesia.Â
Banyak orang mungkin berfikir bahwa pedagang kaki lima hanya akan memberikan dampak negatif saja dan memberikan banyak persoalan. Di samping adanya eksternalitas negatif yang diberikan oleh PKL, terdapat juga eksternalitas positif.Â
Dengan adanya PKL telah membantu ekonomi masyarakat Indonesia. Keberadaan PKL sangat dibutuhkan di dalam aspek ekonomi sebuah perkotaan, karena PKL mampu memberikan mata pencaharian bagi beribu-ribu orang yang tidak tertampung di sektor formal. Pertumbuhan penduduk yang tinggi namun tidak diimbangi oleh penambahan lapangan kerja di sektor formal yang menyebabkan munculnya sektor informal.Â
Adanya sektor informal PKL ini juga membantu mengurangi kegiatan kriminalitas yang mungkin saja dapat dilakukan oleh para pengangguran yang tidak mempunyai penghasilan.
Adanya PKL tidak semata-mata hanya karena keinginan para pedagang untuk mendapatkan pendapatan atau memenuhi kebutuhan tetapi juga karena tuntutan pasar yang membutuhkan jasa PKL. Barang-barang yang dijual oleh PKL umumnya memiliki harga yang relatif lebih murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat khususnya masyarakat menengah kebawah yang memiliki daya beli rendah.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, masyarakat menengah kebawah akan lebih memilih membeli barang di PKL daripada harus ke mall yang harganya tidak dapat mereka jangkau. Sebagai contoh, beberapa PKL menjual beberapa barang tiruan yang ditawarkan oleh mereka dengan harga yang relatif rendah dengan model yang sama seperti aslinya, dengan begini sudah dipastikan bahwa masyarakat akan memilih untuk membeli di PKL karena keuangan mereka yang terbatas menyebabkan mereka terlihat membeli sebuah kesan dan gaya hidup kaya dengan ongkos yang murah.
Selain itu, pedagang kaki lima juga memberikan dampak yang baik dan memberikan pekerjaan bagi tukang parkir yang juga membantu ekonominya. Dengan adanya tukang parkir juga menikmati eksternalitas positif yang dirasakan dengan adanya kegiatan pedagang kaki lima ini tanpa perlu membayar kompensasi kepada pedagang.
Mungkin bagi sebagian masyarakat keberadaan PKL bisa juga menjadi potensi pariwisata. Berbelanja dan berjalan-jalan di tempat pedagang kaki lima sudah dianggap sebagai rekreasi. Jumlah yang besar dan beragama bentuk usaha dengan keunikan tersendiri merupakan potensi yang besar juga untuk menghias kota.Â
Dengan adanya masyarakat yang datang akan membantu perekonomian para PKL. PKL Â telah membantu para pengguna jalan untuk mendapatkan apa yang mereka perlukan tanpa harus mampir ke toko-toko. Selain itu keberadaan PKL juga membuat jalan menjadi hidup dan memberikan pelayanan kepada masyarakat yang beraktivitas disekitar lokasi PKL sehingga mereka mendapatkan pelayanan yang mudah dan cepat untuk mendapatkan barang yang mereka inginkan.
Dampak positif lainnya adalah pada bidang sosial-ekonomi. Hal ini dikarenakan kebanyakan modal yang dikeluarkan oleh para PKL adalah dari usaha sendiri tanpa bantuan pemerintah, perbankan dan lain-lain. Para PKL tanpa dibantu pemerintah telah berupaya sendiri untuk mencari lahan pekerjaan. Ketika ditarik biaya restribusi pun mereka akan tetap membayarnya.
Dari penjelasan diatas telah dibuktikan bahwa pedagang kaki lima juga mempunyai sisi positif yang diberikan. Hal tersebut membuat pemerintah bingung untuk melakukan penggusuran keberadaan pedagang kaki lima.Â
Di satu sisi pedagang kaki lima sangat membantu bagi perekonomian masyarakat dan membantu mengurangi beban pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan bagi para pengangguran yang tidak dapat tertampung di sektor formal. Di sisi lain pemerintah harus berusaha mengendalikan PKL dalam rangka meningkatkan kualitas ruang kota.
Dengan begitu pemerintah perlu pertimbangan untuk menggusur mereka. Pemerintah harus melakukan sosialisasi atau dialog dengan para PKL untuk merundingkan apa yang sebaiknya dilakukan tanpa memberikan kerugian untuk salah satu pihak. Sebagai pembuat peraturan, pemerintah harus mempertimbangkan segala aspek dan dampak yang akan ditimbulkan sehingga pemerintah harus bersikap arif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI