Annisa Adhelia adalah seorang Wanita yang berusia 22 tahun. Ia merupakan salah satu warga Kota Pontianak, Ibukota Kalimantan Barat yang beralamat jalan Ampera dimana ia merupakan Karyawan Swasta di suatu perusahan. Dengan latar belakang pendidikaan Diploma dan belum menikah, Annisa memiliki kebebasan untuk bepergian di berbagai tempat destinasi yang menarik seperti Sarawak. Pada awal tahun 2024, tepatnya pada tanggal 3 januari ia memutuskan melakukan perjalanan ke Kuching, Sarawak.Annisa Adhelia adalah seorang Wanita yang berusia 22 tahun. Ia merupakan salah satu warga Kota Pontianak, Ibukota Kalimantan Barat yang beralamat jalan Ampera dimana ia merupakan Karyawan Swasta di suatu perusahan. Dengan latar belakang pendidikaan Diploma dan belum menikah, Annisa memiliki kebebasan untuk bepergian di berbagai tempat destinasi yang menarik seperti Sarawak. Pada awal tahun 2024, tepatnya pada tanggal 3 januari ia memutuskan melakukan perjalanan ke Kuching, Sarawak.
Keputusan Annisa untuk mengunjungi Sarawak, dikerenakan Sarawak merupakan negara yang berbatasan dengan Kalimantan Barat. Dan alasan lainnya ia melakukan perjalanan ke serawak dikeranakan tidak terlalu banyak memakai biaya di bandingkan dengan perjalanan dalam negeri. Sarawak juga memiliki beragam kuliner dan keindahan alamya, selain keindahan alamya biaya hidup di Sarawak juga relatif lebih terjangkau di bandingkan tempat wisata lainnya. Bersama lima anggota keluarganya, ia berangkat mengunakan mobil travel dengan biaya yang di keluarkan annisa dan keluarganya sekitar Rp 4.000.000 untuk pulang-pergi. Ia melakukan perjalanan ke serawak dengan melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong. Setelah menempuh perjalanan panjang melalui jalur darat, ia dan keluarga akhirnya tiba di Kuching, Sarawak. Kota ini langsung menyambut dengan suasana yang tenang dan tertata rapi. Jalanan tidak terlalu ramai, udara terasa lebih segar, dan infrastruktur kota cukup modern. “Kuching berbeda dari kota besar lain di Malaysia. Di sini lebih santai dan nyaman untuk wisatawan,” ujar Annisa.
Check-in dan Menikmati Fasilitas Hotel Berbintang
Setelah melewati perjalanan darat yang panjang, ia dan keluarganya memutuskan untuk langsung menuju hotel budget yang telah mereka pesan terlebih dahulu. Untuk biaya menginap 4 hari 3 malam annisa mengeluarkan biaya sebesar Rp 1.400.000 menurutnya, harga ini sebanding dengan fasilitas yang didapatkan. Hotel tersebut memiliki kamar yang luas dan tempatnya sangat strategis yang dimana hotel tersebut ada di pusat kota yang bisa memudahkan annisa dan keluarga untuk belanja kebutuhannya selama disana. “Kami sengaja memilih hotel ini karena aksesnya mudah ke banyak tempat,” tambahnya. Setelah beristirahat sejenak dan membersihkan diri, ia dan keluarga untuk Bersiap untuk menjelajahi Kuching.
Menjelajahi Kelezatan Kuliner Khas Sarawak
Saat mengunjungi suatu negara, salah satu hal yang tidak boleh di lewatkan adalah mencoba makanan khas daerah yang dikunjungi. “Kalau ke suatu tempat, belum lengkap rasanya kalau tidak mencoba kulinernya,” ujarnya. Dengan rekomendasi dari penduduk lokal, ia memilih sebuah restoran yang terkenal dengan racikan rempah yang khas. Saat hidangan tiba, tampilannya begitu menggoda. Warna kuahnya pekat, dengan uap yang membawa wangi rempah-rempah khas yang sulit diabaikan. “Dari aromanya saja sudah terasa otentik,” kata Annisa sambil mengambil suapan pertama. Sensasi gurih bercampur dengan kehangatan rempah langsung memenuhi lidahnya. Bahan utama yang digunakan terasa lembut dan segar, berpadu sempurna dengan bumbu yang meresap hingga ke dalam.
Setelah puas menikmati hidangan lokal, Annisa dan keluarganya berjalan-jalan ke Waterfront Kuching, sebuah tempat ikonik di tepi Sungai Sarawak. Di malam hari, lampu-lampu kota memantul di permukaan air, menciptakan pemandangan yang memukau. Banyak wisatawan dan penduduk lokal yang bersantai di area ini, menikmati suasana malam yang tenang. “Sungai Sarawak terlihat indah di malam hari dengan pantulan lampu kota. Suasananya sangat cocok untuk bersantai,” kata Annisa dengan kagum.
Mengunjungi Museum Sejarah di Sarawak
Keesokan harinya, perjalanan annisa dan keluarga berlanjut ke Sarawak museum, untuk biaya masuk ke museum sekitar Rp 55.000. Sebuah tempat yang menyimpan sejarah panjang tentang kehidupan masyarakat asli Borneo. “Museum ini katanya salah satu yang tertua di Malaysia, jadi pasti banyak cerita menarik di dalamnya,” ujar Annisa penuh antusias. Begitu masuk, suasana klasik langsung terasa. Aroma kayu tua memenuhi ruangan, sementara koleksi artefak yang tertata rapi membawa imajinasi melintasi waktu. Mulai dari pakaian adat suku Dayak, alat musik tradisional, hingga peralatan sehari-hari masyarakat asli Sarawak, semuanya dipamerkan dengan informatif. Setiap benda memiliki cerita tersendiri, mencerminkan kehidupan dan budaya yang telah berkembang selama berabad-abad.