Mohon tunggu...
Marlistya Citraningrum
Marlistya Citraningrum Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja Millennial

Biasa disapa Citra. Foto dan tulisannya emang agak serius sih ya. Semua foto yang digunakan adalah koleksi pribadi, kecuali bila disebutkan sumbernya. Akun Twitter dan Instagramnya di @mcitraningrum. Kontak: m.citraningrum@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Dr. Jane Goodall: Kita Telah Mencuri Masa Depan

10 November 2012   08:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:40 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

There is an ancient Indian proverb says we do not inherit the Earth from our ancestors, we borrow it from our children.

We haven’t borrowed the Earth, we have stolen it from our children.

Itu yang dikatakan Dr. Jane Goodall, DBE dalam pidatonya di kampus saya semalam. Dr. Goodall adalah peneliti terdepan mengenai simpanse, hasil dari studinya selama lebih dari 45 tahun di Tanzania. Tidak hanya mengenai simpanse, concern Dr. Goodall juga meluas pada perlindungan habitat hewan liar, konservasi alam, dan tindakan preventif untuk pemeliharaan lingkungan.

Di awal pidatonya, Dr. Goodall mengenang memori masa kecilnya di Inggris, di mana beliau masih menemukan banyak keanekaragaman hewani dan hayati yang pelan-pelan terkikis habis oleh aktivitas manusia. “I often saw butterflies flying around, but now, there are none”. Beliau menyebutkan bahan-bahan kimia yang digunakan dalam pestisida menimbulkan banyak efek negatif untuk lingkungan: mematikan hewan-hewan yang bukan hama, membawa limbah pestisida ke sungai dan membunuh sekian banyak spesies lain di sana, lalu akhirnya, bisa juga dikonsumsi manusia.

Saya ingat, dua puluh tahun lalu, tempat saya belajar berenang adalah sungai yang letaknya tidak jauh dari rumah. Pelampungnya ya gedebok pisang. Sungai yang tidak terlalu besar itu airnya bersih sekali, dengan arus yang sedang dan kedalaman yang lumayan. Ketika saya beranjak dewasa, sungai itu menjadi kotor, dangkal, dan penuh busa sabun. Tidak ada lagi anak-anak yang bermain di pinggiran sungai, apalagi berenang. I have lost the river.

1352535201661893094
1352535201661893094

Karena jumlah populasi yang terus meningkat, dan dengan demikian juga aktivitasnya, bumi memang semakin lama semakin ‘tidak ramah’. Polusi, sampah, hingga semakin berkurangnya jumlah spesies yang hidup di bumi menjadi masalah yang harus kita hadapi dan selesaikan. Karena itulah Dr. Goodall kemudian menginisiasi sebuah gerakan yang diberi nama Roots and Shoots (akar dan tunas). Akar tumbuh perlahan dalam tanah, menjadi pondasi. Tunas yang muncul kemudian mencari sinar matahari, tumbuh ke atas, dan mampu menembus dinding. Akar dan tunas adalah metafor yang dipilih Dr. Goodall karena makna filosofinya yang dalam: pohon, sebesar apapun, sekuat apapun, berawal dari biji kecil yang tidak menyerah untuk bertumbuh.

Roots and Shoots kini sudah menyebar ke segala penjuru dunia, menjaring orang-orang muda sebagai agen perubahan dan memfasilitasi mereka dengan prinsip yang sederhana pula: do it according to your passion. Alih-alih membuat gerakan yang terfokus pada satu aspek, mereka yang tergabung dalam Roots and Shoots dapat membuat program sendiri sesuai kondisi lingkungan di sekitar mereka dan sesuai dengan gairah mereka. Membersihkan sungai, menanam pohon, mengedukasi anak-anak, atau mengadopsi hewan peliharaan dan bukan membeli. Pendekatan yang dimiliki Roots and Shoots adalah pendekatan holistik, bahwa setiap orang bisa berkontribusi untuk menyelamatkan lingkungan, tidak peduli seberapa sederhana. Membuang sampah pada tempatnya, mengingatkan orang lain untuk membuang sampah pada tempatnya, menghemat kantong plastik, membuat taman sederhana.

“Some people think the problem is too big so they don’t do anything. But we know that human brain is very amusing and amazing. We have landed men on the moon. We have shot a robot on Mars. And from the Mars landing we have learned that Mars is not a suitable planet for us to migrate if we destroy this one. So we better get hand in hand and save our only home”.

I couldn’t agree more. Bumi adalah satu-satunya planet hingga saat ini yang benar-benar kita yakini dapat dihuni oleh manusia. This is our only home. Dan siapa orang yang dengan sadar menghancurkan rumahnya sendiri?

Lepas dari pidatonya yang menggugah, satu hal yang menggelitik saya: apakah harus memerlukan orang asing untuk menyelamatkan spesies yang terancam punah? Dr. Goodall bekerja di Tanzania. Kita juga punya orangutan yang terancam punah karena dianggap hama. Siapa yang bekerja untuk menyelamatkan mereka? Ibu Birute dan Willie Smits.

Selamat berakhir pekan,

-Citra

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun