Mohon tunggu...
Citra Fadhilah
Citra Fadhilah Mohon Tunggu... Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Saya mahasiswa semester 5 Prodi Manajemen dari Universitas 17 Agustus 1945

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Selotapak Hijau Dimulai dari Dapur: Mahasiswa KKN Untag R37 Ajarkan Eco Enzyme ke Warga

21 Juli 2025   01:09 Diperbarui: 21 Juli 2025   01:09 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Penjelasan tentang manfaat Eco Enzyme

Mario Putra Pratama

Hai, aku Mario! Saat ini aku sedang belajar dalam program KKN Dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.

Trawas, 15 Juli 2025 --- Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu bentuk kegiatan pengabdian mahasiswa kepada masyarakat yang menggabungkan ilmu yang didapat di bangku kuliah dengan praktik langsung di lapangan. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (UNTAG Surabaya) secara rutin mengadakan kegiatan ini setiap tahun.

Pada tahun ini, mahasiswa KKN ditempatkan di Desa Selotapak, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Desa ini dikenal dengan suasana alamnya yang sejuk dan asri. Dalam pelaksanaannya, para mahasiswa tidak hanya membantu masyarakat dalam kegiatan sehari-hari, tetapi juga membawa program kerja yang bermanfaat, salah satunya adalah pembuatan eco-enzim---sebuah cairan alami yang dibuat dari sampah organik dan bisa digunakan untuk membersihkan rumah, menyiram tanaman, hingga mengurangi bau limbah. Melalui program ini, mahasiswa berusaha mengajak warga untuk lebih peduli terhadap lingkungan, terutama dalam hal mengelola sampah rumah tangga. Harapannya, masyarakat bisa memahami bahwa sampah tidak harus selalu dibuang begitu saja, tetapi bisa diubah menjadi sesuatu yang berguna.

Mario Putra Pratama bersama empat teman kelompoknya dari sub kelompok 2 R37,dengan dosen pembimbing lapangan Ibu Elisa Sulistyorini, S.T., M.T. Sub kelompok 2 merupakan salah satu kelompok KKN yang menunjukkan kepedulian tinggi terhadap isu lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Dalam program KKN yang berlangsung di Desa Selotapak, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Mario bersama empat temannya yang lain terlibat aktif dalam kegiatan yang berfokus pada pelestarian lingkungan berbasis partisipasi warga. Ia tidak hanya menjalankan program kerja secara administratif, tetapi juga berinisiatif untuk menghadirkan solusi yang aplikatif dan ramah lingkungan, yaitu dengan memperkenalkan eco-enzim kepada masyarakat. Di bawah bimbingan dosen lapangan yang berpengalaman, Mario dan sub kelompok 2 menyusun program pembuatan eco-enzim, yaitu cairan alami yang dihasilkan dari fermentasi limbah organik seperti sisa buah, sayur, dan gula merah. Cairan ini memiliki banyak manfaat, mulai dari menjadi pembersih lantai, penghilang bau, hingga pupuk cair bagi tanaman. Program ini sengaja dipilih karena selain mudah dipraktikkan, juga memiliki dampak langsung terhadap pengurangan sampah rumah tangga dan peningkatan kesadaran lingkungan.

Sebagai mahasiswa, Mario melihat pentingnya aspek perubahan perilaku dalam pengelolaan lingkungan. Ia menyadari bahwa untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan, masyarakat harus terlebih dahulu diberikan pemahaman dan dilibatkan dalam prosesnya. Oleh karena itu, dalam setiap sesi sosialisasi dan praktik pembuatan eco-enzim, Mario menekankan nilai-nilai kesadaran, kebiasaan baru, dan keterlibatan keluarga sebagai elemen penting dalam membangun perilaku hidup bersih dan sehat.

Program ini tidak hanya memberikan manfaat secara ekologis, tetapi juga menjadi sarana edukasi sosial yang memberdayakan warga agar lebih mandiri dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Melalui kolaborasi dengan ibu-ibu PKK, karang taruna, dan tokoh masyarakat, Mario berhasil menciptakan kegiatan yang tidak hanya berguna secara jangka pendek, tetapi juga memiliki potensi untuk diteruskan secara berkelanjutan oleh masyarakat setempat. Melalui pendekatan edukatif, Mario mengajak warga---terutama ibu-ibu PKK dan karang taruna---untuk mengubah cara pandang terhadap sampah rumah tangga. Biasanya, limbah kulit buah dan sisa makanan langsung dibuang. Namun melalui teknik fermentasi sederhana, sampah tersebut dapat diolah menjadi produk bermanfaat yang memiliki nilai ekologis dan ekonomis.

Program ini tidak hanya membahas hal-hal teknis seperti cara membuat eco-enzim, tetapi juga menyentuh aspek psikologis dan sosial masyarakat. Sebagai mahasiswa Psikologi, Mario melihat bahwa untuk menciptakan perubahan nyata dalam kebiasaan sehari-hari, pendekatan yang digunakan harus melibatkan masyarakat secara langsung.

"Menurut saya, perubahan perilaku tidak bisa dipaksakan dari luar. Masyarakat perlu dilibatkan secara aktif agar mereka benar-benar paham dan merasa punya peran dalam menjaga lingkungan," ujar Mario. Dengan melibatkan warga secara langsung dalam praktik pembuatan eco-enzim, masyarakat tidak hanya belajar hal baru, tetapi juga merasa lebih bertanggung jawab terhadap lingkungannya.

Mario juga menjelaskan bahwa pendekatan ini membantu membangun rasa percaya diri masyarakat untuk melakukan hal-hal kecil yang berdampak besar, seperti memilah sampah di rumah, mengurangi penggunaan plastik, dan memanfaatkan limbah organik menjadi sesuatu yang berguna. Ia percaya bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil yang dilakukan secara konsisten, terutama jika dimulai dari lingkungan terdekat seperti keluarga. Dengan pendekatan yang partisipatif dan ramah, Mario berharap program ini bisa menjadi awal dari kebiasaan baru yang lebih peduli terhadap lingkungan, serta mendorong masyarakat untuk terus belajar dan berkembang bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun