Mohon tunggu...
Citra Dewi Anggraeni
Citra Dewi Anggraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

19th, Mahasiswa Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengatasi Ketidakadilan bagi Masyarakat Ekonomi Kelas Menengah di Desa Gandusari

24 Maret 2021   12:00 Diperbarui: 24 Maret 2021   12:02 1095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi jalan rusak

SDGs merupakan suatu rencana global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia. SDGs berisi 17 Tujuan dan 169 Target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030. SDGs tujuan 16 yaitu perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh. 

Mendorong perdamaian dan keadilan adalah salah satu dari 17 Tujuan Global yang tersusun dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030. Di Desa Gandusari sendiri permasalahan keadilan tampaknya masih kurang terealisasikan kepada masyarakat, terutama masyarakat ekonomi kelas menengah bawah.

Di situasi pandemi seperti sekarang pemerintah memang tidak tinggal diam. Dalam menghadapi permasalahan global pemerintah harus tegas dan bijak. Kebijakan pemerintah untuk menyalurkan banyak bantuan diantaranya seperti bansos sembako, listrik gratis, bantuan sosial tunai, bantuan UMKM dan BLT dana desa. 

Di samping itu, pemenuhan hak dengan infrastruktur yang layak dinilai masih kurang. Hal tersebut ditunjukkan dengan masih adanya jalanan berlubang. Situasi tersebut justru terjadi di jalan raya utama yang banyak dilewati oleh pengendara yang membuat mereka menjadi kurang nyaman.

Hal itu menunjukkan kurangnya pemenuhan hak masyarakat. Namun, di samping itu Desa Gandusari terbilang cukup terhindar dari lingkaran konflik dan kekerasan. Hal-hal yang berkaitan dengan kekerasan seksual, tindak kejahatan, eksploitasi dan penyiksaan terbilang tidak pernah ditemui. 

Dalam hal ini, pemerintah dan komunitas sudah melaksanakan hukum yang berlaku dengan sebaik-baiknya. "Beruntung Desa Gandusari tergolong ke dalam wilayah bebas konflik. Jadi, saya merasa cukup aman untuk tinggal di lingkungan ini," ujar salah satu warga.

Semenjak adanya pandemi Covid-19, banyak masyarakat mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tak sedikit dari mereka yang kehilangan pekerjaan lantaran sulitnya keadaan. 

Banyak karyawan di-phk dikarenakan perusahaan mengalami penurunan pendapatan secara drastis. Masyarakat yang memiliki usaha sendiri juga sempat mengeluh dikarenakan sepinya pembeli dan pesanan. 

"Saya merasa selama pandemi ini pendapatan yang didapat menjadi berkurang. Jadi, saya memilih untuk mengurangi produksi dan mencoba berjualan jenis produk lain," kata seorang penjual stik bawang, Endah.

Di tengah kesedihan dan keterpurukan masyarakat, pemerintah berusaha sebaik mungkin untuk menyalurkan bantuan secara merata. Namun, bantuan tersebut dinilai masih kurang oleh masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun