Mohon tunggu...
Citra AlpinaDewi
Citra AlpinaDewi Mohon Tunggu... Lainnya - Tim KKN DR 155 UIN Sumatera Utara

Mahasiswa Aktif Universitas Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi Pembelajaran PAI dan Dakwah dengan Sistem Daring di Masa Pandemi Covid-19

13 Agustus 2020   15:22 Diperbarui: 14 Agustus 2020   08:18 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


Penulis: Citra Alpina Dewi
Nim: 0301173515
Tugas KKN-DR 155 UIN Sumatera Utara
Fakultas: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Prodi: Pendidikan Agama Islam

Wabah Corona Virus Disease (Covid-19) yang kini melanda lebih dari 200 Negara di Dunia, telah memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan, khususnya dalam pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam). Pemerintah juga telah mengeluarkan berbagai kebijakan guna mengantisipasi penularan virus tersebut, seperti isolasi, social and physical distancing hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kondisi ini mengharuskan warganya untuk tetap stay at home, bekerja, dan belajar di rumah. Sehingga menuntut lembaga pendidikan untuk melakukan inovasi dan strategi dalam proses pembelajaran. Salah satunya dengan melakukan pembelajaran secara online atau daring (dalam jaringan).

Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu. Sedangkan pengertian strategi pembelajaran secara umum adalah suatu rencana dan cara mengajar yang akan dilakukan guru dengan menetapkan langkah-langkah utama mengajar sesuai dengan tujuan pengajaran yang akan dicapai dan telah digariskan. Strategi pembelajaran juga bisa diartikan sebagai serangkaian rencana kegiatan yang termasuk didalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu pembelajaran.

Berdasarkan surat edaran Kemendikbud No 4 Tahun 2020, poin ke 2 disampaikan terkait dengan pembelajaran dari rumah melalui atau pembelajaran jarak jauh. Oleh sebab itu proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam mau tidak mau harus tetap dijalankan meskipun pembelajaran dilakukan dari jarak jauh. Hal ini menuntut semua pihak di sekolah untuk berkerja lebih aktif dalam menjalankan proses belajar mengajar. Siswa pun dituntut untuk siap dalam mengikuti pembelajaran. Namun begitu yang menjadi permasalahan mendasar dalam sistem adalah ketidak siapan guru dan murid dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh, dari perubahan RPP yang harus menjadi pegangan guru dalam penyampaian pembelajaran, penyampaian tugas ataupun informasi ke siswa, feet back siswa kepada guru, hingga tahap penilaian yang juga membutuhkan waktu lebih lama. Masih ditambah dengan ketersediaan perangkat atau alat dalam pengerjaan tugas jarak jauh. Masih banyak siswa yang belum memiliki android atau alat, ada siswa yang signal jaringan provider tidak ada. Ekonomi orang tua yang menjadi tidak stabil karena Covid-19 menjadikan anggaran untuk pembelian paket data menjadi berkurang, bahkan banyak yang tidak sanggup untuk membeli paket data.

Di sisi lain, Islam juga mendidik kita untuk selalu menjaga kesehatan dan menjaga jarak dalam upaya pencegahan penyebaran Covid 19. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari No. 3214 :, Rasulullah SAW bersabda:

Telah bercerita kepada kami 'Abdul 'Aziz bin 'Abdullah berkata, telah bercerita kepadaku Malik dari Muhammad bin Al Munkadir dan dari Abu an-Nadlar, maula 'Umar bin 'Ubaidullah dari 'Amir bin Sa'ad bin Abu Waqash dari bapaknya bahwa dia ('Amir) mendengar bapaknya bertanya kepada Usamah binZaid; "Apa yag pernah kamu dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang masalah tha'un (wabah penyakit sampar, pes, lepra)?". Maka Usamah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tha'un adalah sejenis kotoran (siksa) yang dikirim kepada satu golongan dari Bani Isra'il atau kepada umat sebelum kalian. Maka itu jika kalian mendengar ada wabah tersebut di suatu wilayah janganlah kalian memasuki wilayah tersebut dan jika kalian sedang berada di wilayah yang terkena wabah tersebut janganlah kalian mengungsi darinya". Abu an-Nadlar berkata; "Janganlah kalian mengungsi darinya kecuali untuk menyelematkan diri".

Berkaitan dengan hal itu maka kementrian pendidikan mengambil sikap untuk memberlakukan social distancing untuk mencegah penyebaran Covid-19 di dunia pendidikan.

Upaya dan strategi guru dalam melaksanakan pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 adalah dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal yang dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran daring diharapkan sesuai dengan prinsip kebijakan pendidikan di masa pandemi Covid-19 bahwa kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga dan masyarakat lingkungan sekolah merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran serta prinsip pembelajaran masa darurat dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2791 Tahun 2020 tentang panduan kurikulum darurat pada madrasah.

Melaksanakan pembelajaran di rumah atau daring (dalam jaringan) sangat terkait dengan teori yang disampaikan Corey (Sagala, 2011: 61) bahwa konsep pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisikondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan. Dengan demikian guru dan siswa dituntut untuk tetap melaksanakan pembelajaran meski dengan kondisi tertentu pada Masa Pandemu Covid-19 dengan dengan sistem daring memanfaatkan teknologi yang ada, pembelajaran lebih ditekankan pada kecakapan hidup (life skill), pembiasaanpembiasaan yang baik serta memperbanyak kegiatan ibadah.
Penerapan pembelajaran daring ini menuntut kesiapan bagi kedua belah pihak, baik itu dari penyedia layanan pendidikan atau dari peserta didik sendiri. Bagaimanapun juga, pembelajaran secara daring dan jarak jauh membutuhkan bantuan teknologi yang mumpuni dan dapat diakses dengan mudah. Selain itu, para murid juga mesti siap beradaptasi dengan perubahan pembelajaran yang diatur oleh sekolah. Kemudian, bagaimana strategi agar pembelajaran daring dan jarak jauh dapat dilakukan dengan efektif? Berikut ini uraiannya :

1. Tetapkan manajemen waktu
Arahkan para siswa untuk mengatur waktu belajar dengan teratur. Kerjakan dengan fokus tugas yang dibebankan guru atau dosen. Hal ini lebih mudah dijalani jika pihak sekolah atau universitas memberikan batasan jadwal akses daring kepada murid-muridnya. Hal ini akan berbeda jika penyedia layanan pendidikan memberikan fleksibilitas penuh kepada pelajar. Para siswa mesti mengatur sendiri jadwal belajar mereka.
Bagi orang-orang yang belum terbiasa belajar mandiri, biasanya akan mengerjakan tugas-tugas sekolah di menit-menit terakhir tenggat waktu yang ditetapkan. Oleh sebab itu, membiasakan diri untuk belajar dan mengerjakan tugas di awal waktu adalah keterampilan yang mesti ditanamkan kepada siswa yang melakukan remote learning.

2. Persiapkan teknologi yang dibutuhkan
Tidak hanya guru atau tenaga pendidik saja namun para murid harus mengetahui peralatan-peralatan apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh. Tidak semua sekolah sudah menyediakan layanan belajar daring yang memadai, oleh karenanya beberapa platform belajar daring dapat menjadi alternatif. Demikian juga perkakas teknologi seperti komputer, gawai pintar, atau tablet menjadi penting, dan terutama juga jaringan internet yang laik.

3. Belajar dengan serius
Kesalahan yang sering dilakukan siswa, sebagaimana dilansir dari Psychology Today adalah tidak fokus ketika melakukan remote learning. Selama melakukan pembelajaran di internet, terdapat banyak sekali distraksi yang mengganggu proses pembelajaran. Godaan untuk menonton video, mengakses media sosial, hingga membaca-baca konten berita secara impulsif seringkali dilakukan tanpa rencana sebelumnya.
Oleh sebab itu, penting bagi seorang guru menghimbau siswa untuk berusaha fokus dan konsisten selama waktu belajar yang ditetapkan. Hindari segala macam distraksi yang berpotensi mengganggu proses belajar. Jika memungkinkan, tetapkan ruang khusus untuk belajar dan menjauhkan diri dari gangguan anggota keluarga yang lain.

4. Jaga komunikasi dengan pengajar dan teman kelas
Bagi yang belum terbiasa melakukan remote learning, ia harus menyesuaikan diri untuk terus visible dan berkomunikasi tanggap dengan pengajar atau teman kelas lain. Jika dibutuhkan, perlu juga diadakan grup khusus untuk membahas tugas yang dibebankan pengajar. Kendati tidak harus dilakukan dengan tatap muka, komunikasi mesti terjalin dengan baik untuk menghindari kesalah pahaman.
Gunakan momen-momen semacam ini untuk mengasah keterampilan komunikasi daring yang dilakukan. Jika memang belum yakin dengan hasil tugas yang dikerjakan, segera hubungi pengajar. Lakukan sesegera mungkin untuk menunjukkan komitmen bahwa kita serius untuk belajar. Kendati banyak siswa merasa kesulitan melakukan remote learning, jika sudah terbiasa, hal ini malah memberi kebebasan dan fleksibilitas tersendiri, yang tidak ditemui pada kegiatan belajar mengajar di ruang kelas. Di tengah penyebaran wabah Covid-19, pembelajaran daring semacam ini justru dapat menjadi alternatif jitu sebagai ganti pertemuan kelas atau pembelajaran tatap muka.

Begitupun dalam hal kegiatan ibadah, sayangnya masyarakat harus mengurangi kegiatan di luar rumah seperti kegiatan ibadah di masjid. Pemerintah pengeluarkan istilah WFH bagi para ulama, dalam hal ini mereka dianjurkan menyampaikan dakwah lewat media social. Ketika berdakwah para dai sudah semestinya bisa menyesuaikan cara yang digunakan agar pas dengan orang yang akan menerima dakwah tersebut. Dengan begitu ilmu pun tersampaikan dengan baik. Media sosial adalah pilihan paling tepat berdakwah di kala pandemi virus corona sedang melanda di di Indonesia saat ini.media sosial yang paling tepat digunakan dalan hal penyampaian dakwah sesuai dengan kondisi saat ini adalah facebook, instagram, whatt App,Youtube bahkan yang sering digunakan oleh ulama-ulama yaitu adalah google meetteng.

Dengan kemajuan zaman seperti sekarang, dan teknologi yang serba canggih, maka media sosial dipilih untuk media mensyiarkan agama, karna hampir semua masyarakat sekarang mempunyai media sosial jadi ulama menganggap bahwa mereka akan mudah mengaks dan melihat materi dakwah yang akan di sampaikan oleh ulama-ulama,apalagi dengan kondisi saat ini dimana kita dilarang untuk melakukan kegiatan diluara rumah apabila tidak berkepentingan untuk itu dengan adanya atauran itu membuat masyarakat hampir setiap saat membuka atau mengakses media sosial,yang dulunya mereka bisa bertatapan langsung antara ulama dengan masyarakat tapi dengan kondisi saat ini yang tidak memungkinkan maka mereka memilih untuk tetap berdakwah tetapi hanya melalui media sosial saja.

Dakwah melalui sosial media akan mengurangi kejenuhan masyarakat karna mereka bisa menontonnya melalui media sosial. Namun dalam berdakwah kita harus benar-benar menguasai materi yang akan kita sampaiakan kepada masyarakat karena berdakwah adalah salah satu bentuk ibadah,dan sumbernya harus sesuai dengan Alqur'an dan Hadits. Dengan memanfaatkan media sosial untuk berdakwah, rasa cemas dan panik terhadap pandemi ini akan berkurang. WHO pun membahas beberapa langkah dalam meminimalisir perdebatan yang mempengaruhi kondisi mental saat wabah Covid-19. yaitu mengurangi paparan berita tentang Covid-19 dan memperbanyak akses ke berita positif. Mendengarkan dakwah merupakan hal positif, bukan hanya mendekati dirimu sendiri, tetapi juga bisa mengangkat diri kita sendiri.

Aktivitas ibadah yang terhambat bukan menjadi alasan untuk tidak maksimal dalam beribadah. Walaupun salat berjamaah dihentikan untuk sementara dan dakwah kini beralih melalui media sosial, semua itu harus dimanfaatkan oleh kita dengan optimal. Indonesia adalah mayoritas penduduknya beragama Islam sehingga memiliki peran yang cukup penting dalam memutus mata rantai penyebaran virus tersebut. Tentu disini yang memiliki peran yang sangat disegani dan lebih didengar oleh masyarakat adalah para ulama.

Ulama Menurut Imam Ghozali dalam kitab Ihya Ulum Ad-din memiliki kedudukan yang sangat mulia didalam Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam. Mereka seperti penerang dalam kegelapan, juga sebagai pemimpin yang membawa petunjuk bagi umat Islam, yang dapat mencapai kedudukan al-akhyar (orang-orang yang penuh dengan kebaikan), dan derajat orang-orang yang bertakwa. Dalam kehidupan kesehariannya, ulama mempunyai peran yang sangat penting di tengah kehidupan umat Islam, dan ulama juga bisa terus eksis sebagai ahli agama dengan posisinya yang terhormat.Ulama memiliki beberapa tugas yang dijelaskan dalam buku yang dikarang oleh M. Quraish Sihab, yang berjudul Membumikan al-Qur’an disitu disebutkan tugas ulama sebagai Warosatul ambiya (penerus para nabi) yakni:

  1. Menyampaikan ajaran sesuai dengan perintah Allah Swt. dan meninggalkan larangannya.
  2. Menjelaskan ajaran Allah Swt berdasarkan Alquran.
  3. Memutuskan perkara yang terjadi dimasyarakat.
  4. Memberikan contoh pengalaman sebagai media dan contoh terhadap masyarakat.

Sehingga disinilah untuk mencegah penyebaran COVID-19, Ulama memiliki tanggung jawab untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat untuk bisa bersama-sama mematuhi anjuran pemerintah untuk bersama mencegah penyebaran virus berbahaya berikut. Dengan mempertimbangkan keselamatan dan kesehatan umat. Sehingga wabah pagebluk ini saegera berakhir dan masyarakat bisa kembali dalam aktifitas kesehariannya dengan aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun