Mohon tunggu...
Citra Atha
Citra Atha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hanya seorang mahasiswa ekonomi

"Apapun yang terjadi tetaplah tersenyum"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nasib PKL dan Pedagang Asongan dengan Keadaan Indonesia Saat Ini

30 Juni 2021   12:32 Diperbarui: 30 Juni 2021   13:00 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sulitnya perekonomian yang dialami masyarakat baik pendatang maupun warga asli dari Kota/Kabupaten yang ada di Indonesia,  membuat mereka memilih salah satu jenis usaha di sektor informal, dengan modal yang sangat kecil untuk menunjang kebutuhan hidupnya, salah satunya yaitu menjadi pedagang asongan atau pedagang kaki lima. 

Secara umum, pedagang asongan adalah pedagang yang menjual barang dagangannya dengan menawarkan (mengasongkan) dagangannya secara langsung ke konsumen dan untuk tempat jualannya tidak tetap alias berpindah-pindah (di angkutan umum, bis, terminal, fasilitas pendidikan, tempat pariwisata, dan lain-lain).

Mereka banyak dijumpai di pinggir-pinggir jalan di pusat Kota atau pada tempat yang ramai pengunjung. Mereka menyediakan barang-barang kebutuhan bagi golongan ekonomi menengah ke bawah dengan harga yang dijangkau oleh golongan tersebut. Hal ini pula yang menjadi pertimbangan para migran dalam memenuhi kebutuhan ekonomi dirinya maupun keluarganya.

PKL atau pedagang asongan mempunyai peran yang cukup besar dalam upaya mengatasi pengangguran,mengingat untuk memasuki sektor ini tidak memerlukan pendidikan khusus secara konseptual.

Jika dilihat dengan keadaan ekonomi saat masa pandemic ini, pedagang asongan juga terkena dampak yang cukup serius. Bahkan hampir tidak bisa berjualan karena pemerintah memutuskan untuk pemberlakuan PSBB dimana seluruh akses keluar masuk antar kota ditutup. Sehingga untuk angkutan umum tidak dapat beroprasi juga pada tempat-tempat umum lainnya yang tidak terdapat penduduk untuk keluar rumah.

Hal tersebut membuat para PKL dan Pedagang Asongan kesulitan utuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Para PKL dan pedagang asongan merasakan kerugian akibat menurunnya pembeli. Pemberlakuan PSBB membuat perekonomian pedagang kaki lima juga pedagang asongan merosot. Mereka mengalami kerugian besar akibat sepinya pembeli. 

Kebanyakan PKL dan Pedagang Asongan sampai menutup usahanya atau tidak keliling berjualan untuk sementara waktu sampai waktu yang tidak ditentukan karena imbas dari pandemic. Ada juga yang beralih jualan dirumah seperti jualan es batu atau jajanan kecil tapi tidak menentu. Nasib para pedagang tersebut jadi tidak menentu akibat kondisi darurat dari pandemic yang tak kunjung usai hingga sekarang ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun