Mohon tunggu...
Citraa Maulidaa
Citraa Maulidaa Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Setiap orang memiliki proses yang berbeda

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Masih Mau Menjadi Jurnalis? Cerita Singkat Seorang Wartawan Perempuan

1 April 2022   22:55 Diperbarui: 2 April 2022   10:33 1762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mulai terjun keprofesi jurnalis ditahun 2020, awal mula mahasiswa yang seharusnya sibuk skripsi, foto: Citra Maulida

 Menjadi seorang jurnalis tidak melulu harus memiliki latar belakang jurusan Komunikasi atau Jurnalistik, bisa lulusan Ekonomi, Hubungan Internasional(HI), Hukum bahkan jurusan Pendidikan. 

Siapapun punya kesempatan untuk menggeluti bidang jurnalistik asal memiliki tekad dan niat pada bidang ini, seperti tulis menulis dengan unsur 5W+1H serta menyukai tantangan, ingin selalu belajar, menyukai sesuatu hal yang baru karena menjadi jurnalis di abad ini bisa dikatakan banyak tantangan. 

Selama hidup didunia jurnalis tantangan yang penulis maksud ialah bagaimana bertanggung jawab pada profesi ini, bagaimana menyerap aspirasi-aspirasi masyarakat yang kerap tidak sampai dan tidak punya link untuk menuju ke atas, ketempat yang mereka tuju guna menyampaikan keluh kesahnya dan bahkan menyampaikan kisah hidup yang ia alami. 

Penulis jadi teringat kalimat Sayyid yang mengatakan "Satu Peluru hanya mampu menembus satu kepala. Tapi satu tulisan mampu menembus ribuan bahkan jutaan kepala" - Sayyid Quthb (1906--1966), begitu berdampaknya sebuah tulisan yang keluar dari pena.

Secara langsung melalui pena di tuntut bagaimana memiliki ide dan kreatif, berangkat dari hal tersebut membuat penulis begitu melakoni profesi ini, selain hobi pada bidang-bidang diatas pun hobi keliling, hal tersebut membulatkan tekad untuk menggeluti profesi ini semenjak akhir masa kuliah. Notabenenya, menjadi seorang jurnalis bukanlah suatu hal yang mudah, mendedikasikan seluruh hidup untuk memberikan informasi yang valid berdasarkan fakta-fakta yang ada dan ditemukan. 

Menyuarakan kebenaran informasi sudah menjadi prinsip hidup dan memperjuangkan pemberitaan. Kata orang menjadi seorang wartawan harus rela mengorbankan tenaga, waktu tidur istirahat demi menghasilkan suatu berita yang berkualitas. 

Namun bagi versi penulis profesi ini adalah profesi melebur, bagaimana kita menjalaninya, jalan-jalan keluar rumah bisa menjadi sebuah berita, tidurpun bisa menjadi karya atau bahkan sedang duduk ditaman lalu melihat lalu lalang pencari rongsokan yang mencari sebongkah sisa botolan juga bisa dijadikan sebuah karya jurnalistik, asal bagaimana kita memandang dari berbagai sisinya.

Penulis hidup di media yang dituntut untuk mengirim berita maksimal empat sehari, berada dimedia yang digandeng dengan promedia membuat editor benar-benar menuntun para wartawannya untuk mencari isu terkini dan berkualitas, dan memang apa yang ditulis adalah apa yang dibutuhkan oleh pembaca.

Kehidupan dari orang pegiat media tidak melulu berada di ruang ber AC, sopa atau ruangan tertutup bahkan kantor-kantor yang bermanik. Penulis jadi teringat sewaktu menjelang wisuda ditahun 2021. Dihadapkan dengan biaya wisuda.

Sehingga jalan baiknya harus mampu memanagement waktu untuk bisa kerja melebihi satu tempat untuk mencukupi biaya wisuda, hingga selang beberapa hari ada peluang kerja, sebut saja lembaga plat merah milik pemerintahan, waktu itu rencananya sekali masuk kerja istirahatnya akan dijadikan sebagai jam liputan, sehari kerja, duduk sembari fokus ngetik beberapa berkas di komputer, kondisi ini masih terasa asing, meski sudah beberapa jam berapa diruang ber AC, pulang dijam lima sore membuat penulis berpikir sembari melihat ke arah kaca kantor, kembali penulis berpikir bahwa nikmatnya menikmati berbagai pengalaman diluar disamping beberapa notifikasi jam liputan yang telah dilalui. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun