Seperti yang telah kita ketahui bersama, saat ini pendidikan karakter merupakan hal yang sangat ditekankan dalam pendidikan kita. Hal ini dikarenakan masyarakat dan pemerintah sadar bahwa dalam menciptakan negara yang maju, optimalisasi pendidikan yang hanya berfokus pada aspek kognitif saja tidak cukup dan harus diimbangi dengan penanaman serta integrasi nilai-nilai karakter. Menurut sejarahnya, implementasi integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran sekolah telah dilakukan sejak tahun ajaran 2011 yang meliputi 18 nilai yang salah satunya merupakan nilai karakter gemar membaca.
Membaca adalah kegiatan yang sarat akan manfaat. Ia merupakan suatu kegiatan kompleks yang melibatkan kemampuan visualisasi, psikolinguistik, berpikir dan metakognitif dari seseorang. Seseorang yang gemar membaca cenderung bersikap lebih kritis dan kreatif serta lebih unggul dalam kecerdasan intelektual, emosional dan juga moral dibandingkan orang yang tidak gemar membaca. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan kegiatan yang amat bermanfaat bagi manusia.Â
Namun pada kenyataannya, tingkat literasi masyarakat kita masihlah rendah. Dimana berdasarkan hasil tes internasional PISA (Program for International Student Assesment) disebutkan bahwa pada tahun 2015 saja, tingkat literasi Indonesia berada pada peringkat ke 64 dari 72 negara partisipan. Melihat fakta ini, amatlah mengkhawatirkan apabila tren tingkat literasi membaca masyarakat kita terus merosot.Â
Oleh sebab itu, diperlukan langkah nyata penanaman nilai karakter dan kebiasaan gemar membaca utamanya melalui pendidikan dengan tujuan untuk meningkatkan minat dan kemampuan baca siswa Indonesia. Â Salah satu cara menanamkan nilai karakter Gemar Membaca di lingkungan sekolah adalah dengan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang terintegrasi dengan kurikulum, silabus, dan juga kegiatan pembelajaran di kelas.Â
GLS merupakan sebuah upaya penanaman nilai karakter gemar membaca yang sifatnya partisipatif; artinya, kegiatan ini akan berhasil apabila seluruh elemen berpartisipasi aktif dalam menyukseskan kegiatan ini, baik elemen pemerintah, sekolah, guru, murid hingga masyarakat. Adapun beberapa langkah implementatif kegiatan GLS ini meliputi:
1. Menanamkan kecintaan membaca.
Menanamkan kecintaan membaca kepada siswa merupakan langkah awal yang amat krusial. Hal ini bertujuan untuk menanam serta memupuk kecintaan siswa pada membaca yang kemudian akan berkembang menjadi suatu kebiasaan. Dimana dalam hal ini, pihak yang memegang peran besar adalah guru.Â
Guru sebagai orang tua siswa di sekolah bertugas untuk mengajak dan membimbing siswa dalam belajar mencintai buku dan menanamkan karakter gemar membaca. Secara implementatif, langkah ini dapat dilakukan dengan membawa siswa membaca berbagai buku/teks bacaan yang mereka sukai, baik itu novel, komik atau cerita fiksi lain yang menarik bagi siswa.
2. Integrasi GLS dalam pembelajaran
GLS dapat pula diimplementasikan dalam pembelajaran misalnya dengan membuat soal-soal cerita/narasi yang menuntut siswa untuk membaca, memberikan teks bacaan yang berhubungan dengan pembelajaran, hingga kewajiban membaca sebelum/sesudah melakukan pembelajaran.
3. Pemenuhan fasilitas pendukung GLS
