Keunikan
Candi Gebang memiliki beberapa keunikan. Pertama, kaki candi tinggi namun tidak memiliki tangga masuk.
Kedua, candi ini tidak memiliki tangga naik sehingga ada kemungkinan saat upacara, kegiatan hanya dilakukan di halaman candi tanpa naik ke atas bangunan.
Ketiga, candi ini berdenah bujur sangkar, tetapi hanya memiliki satu bilik yang di dalamnya terdapat Yoni bercerat menghadap ke utara. Keempat, atap candi berbentuk lingga.
Menurut Romawati (2008), apabila ditarik garis lurus, maka letak bilik utama (garbhagrha) tepat di tengah-tengah titik brahmasthana, yaitu bilik pusat dalam.
Kelima, Candi Gebang tampaknya merupakan satu-satunya candi tunggal (sementara ini) di wilayah Yogyakarta, sebab candi-candi Hindu di wilayah ini umumnya berbentuk kompleks.
Keenam, Candi Gebang merupakan candi terkecil di wilayah Yogyakarta karena ukurannya hanya 5,25 x 5,25 meter dengan tinggi 7,75 meter (BPCB Provinsi DIY, 2016).
Statusnya sebagai candi tunggal mengingatkan pada peninggalan Sanjaya di wilayah Magelang, yaitu Candi Selogriyo. Bedanya, Candi Gebang tidak dibangun di atas bukit, sedangkan Candi Selogriyo berada di puncak bukit.
Candi Selogriyo juga diduga dibangun pada abad VIII M.
Keenam keunikan Candi Gebang tidak hanya berdasar pada aspek arsitektur, tetapi juga bersifat religi.