Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Meneladani 5 Karakter Teladan Nabi Ibrahim untuk Meraih Predikat Haji Mabrur

28 Juni 2023   11:02 Diperbarui: 30 Juni 2023   08:27 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pelaksanaan ibadah haji. Sumber: SHUTTERSTOCK/TEA OOR via kompas.com

Menjadi haji yang mabrur adalah cita-cita umat Islam yang sedang menjalani ibadah haji. Haji mabrur jaminannya surga. Maka jamaah haji selalu berjuang memenuhi syarat dan rukun bahkan sunah ibadah haji. Semua itu dilakukan untuk satu tujuan yaitu meraih haji yang mabrur.

Bagi umat Islam haji merupakan rukun Islam ke lima. Maka ibadah haji merupakan rukun Islam tertinggi. Oleh sebab itu haji menjadi ibadah pamuncak dari rentetan ibadah ritual yang dilakukan umat Islam. Sebab pada ibadah hajilah ada edukasi spiritual bagi umat Islam berupa penyerahan diri secara totalitas. Esensi inilah yang menjadikan umat Islam yang berhasil meraih haji mabrur dipastikan akan memperoleh surga.     

Ibadah haji mempunyai spesifikasi dalam pelaksanaan ritualnya. Sebab segenap rangkain ibadah baik yang menyangkut tempat, waktu maupun prosesi yang dijalani sudah ditetapkan berdasar contoh dari perjalanan nabi Ibrahim. Pendek kata inadah haji merupakan langkah napak tilas jejak perjuangan nabi Ibrahim beserta keluarganya dalam melakukan penyerahan total kepada sang Khaliq. Oleh sebab itu untuk meraih haji yang mabrur, umat Islam harus dapat mengambil hikmah perjuangan nabi Ibrahim dalam perjalanan spiritualnya di Mina, Arafah dan Mekah.

5 Karater Teladan Nabi Meraih Untuk Meraih Haji Mabrur 

1) Ketaatan yang tiada tara


Nabi Ibrahim menunjukkan ketaatan yang tiada bandingnya. Ketaatan yang semata-mata ditujukan kepada perintah Allah SWT. Ketaatan ini dapat dilihat ketika tanggal 8 dzulhijah di bermimpi menyembelih puteranya yang bernama Ismail. Mimpi berikutnya di Arafah tanggal 9 dzulhijah. 

Dalam mimpi di Arafah inilah Ibrahim meyakini bahwa itu adalah perintah Allah SWT. Maka mimpi tersebut disampaikan kepada Ismail. Karena itu adalah perintah Allah, maka seberat apapun Ibrahim menaati sepenuh hati dan jiwanya. Ternyata ketaatan tersebut Allah mengganti dengan hewan sembelihan.  

Haji yang mabrur adalah haji yang mampu membuahkan ketaatan yang tinggi dalam menjalankan perintah dan larangan Allah SWT. Maka untuk meraih haji yang mabrur jamaah haji seyogjanya dapat meneladani sikap dan perilaku nabi Ibrahim AS.

Ilustrasi Karakter Teladan  nabi Ibrahim. Sumber: https://www.gramedia.com
Ilustrasi Karakter Teladan  nabi Ibrahim. Sumber: https://www.gramedia.com

2) Keikhlasan yang tidak terukur

Ibrahim juga menunjukkan keikhlasan yang tidak terhingga. Semua apa yang dilakukan semata-mata dilakukan hanya untuk memperoleh ridha Allah SW, termasuk dalam menaati untuk menyembelih puteranya. Akal Ibrahim menuntun dirinya dapat memahami tujuan hidupnya.. Akhlaqnya menuntun Ibrahim pada ketulusan. 

Perpaduan akal dan akhlaqnya akhirnya membimbing hatinya untuk ikhlas menerima ujian demi ujian yang diberikan oleh Allah. Buah semua ujian demi ujian itu menjadikan Ibrahim sebagai pribadi unggul yang diteladani umat-umat sesudahnya, khususnya nabi Muhammad SAW.

Haji yang mabrur adalah haji yang dapat melahirkan sikap yang ikhlas yang menerima semua ketetapan (takdir) yang diberikan oleh Allah SWT. Untuk bisa menjadi pribadi ikhlas, jamaah haji seyogjanya bisa meneladani sikap spiritual Ibrahim dalam menerima takdir yang telah ditetapkan oleh Allah kepada dirinya.

3) Pengorbanan sepenuh hati

Akal manusia mana yang dapat menerima perintah yang disampaikan dalam mimpi agar menyembelih puteranya yang sedang tumbuh dan membuat hati orang tuanya senang? Ibrahim tidak menggunakan logika dan nalar kognitifnya, namun menggunakan kecerdasan spiritualnya dalam menerima sinyal perintah dari Allah SWT. 

Itulah bentuk pengorbanan jiwa dan raga seorang Ibrahim dalam menujukkan ketaattan paripurna kepada sang Khaliq-Nya. Ibrahim menanggalkan egonya demi taatnya kepada Allah. Ibrahim mengorbankan status sebagai seorang ayah demi ketaatan menjalankan perintah Allah SWT.

Maka haji yang mabrur adalah haji yang mampu menghadirkan jiwa berkorban di jalan Allah baik dalam urusan jiwa, raga, ilmu bahkan harta yang dititipkannya. Oleh sebab itu, ketika jamaah haji ingin memperoleh kemabruran, maka seyogjanya dapat meneledani jiwa berkorban Ibrahim dalam mewujudkan cintanya kepada Allah SWT.

4) Kesabaran yang luar biasa

Ibrahim mendapatkan pengetahuan dan pencerahan jiwanya di Arafah. Di tempat ini nabi Ibrahim memulai ujian yang kesekian kalinya dari Allah. Di saat muda Ibrahim diuji Allah dalam menegakkan kebenaran di tengah kekuasaan raja Namrud. Sikap Ibrahim tersebut berdampak pada munculnya perintah untuk membakar Ibrahim. Ujian ini diterima dengan sabar dan ikhlas. Buah kesabaran dan keikhlasannya, Allah menyelematkan Ibrahim dari kobaran api.

Di Arafah, Ibrahim diuji kesabaran dan keikhlasanya demi memperoleh ridha Allah yaitu harus menyembelih putera tercintanya. Sekali lagi, perintah berat itu dijalankan dengan kesabaran dan keihlasan yang luar biasa. Pendek kata, Ibrahim dinyatakan lulus dari ujian berat yang diberikan kepada-Nya. Buahnya perjuangannya, semua doa Ibrahim terkabulkan. Makah yang gersang dirindukan oleh setiap umat Islam seluruh dunia, Ibrahim mempunyai keturunan yang semuanya berpredikat shalih.

Maka haji yang mabrur adalah haji yang mampu menghadiran kesabaran dalam menerima ujian demi ujian yang diberikan oleh Allah. Ujian demi ujian dalam hidup ini merupakan proses pematangan dan penjernihan jiwa apabila disikapi dengan kesabaran dan keikhlasan. Jamaah haji seyogjanya dapat meneladani sikap dan perilaku Ibrahim yang sabar luar biasa dalam menjalani ujian demi ujian yang diterima.  

5) Berserah diri hanya kepada Allah SWT

Puncak semua keleladanan Ibrahim adalah sikap berserah diri secara total hanya kepada Allah yang Esa dan maha kuasa. Ketaatan, jiwa berkorban, keihlasan, kesabaran yang ditampilkan oleh nabi Ibrahim akahirnya mampu membawa sikap spiritualnya pada sikap berserah diri secara total hanya kepada Allah SWT. Haji yang mabrur adalah haji yang dapat menghadirkan dirinya sebagai pribadi yang berserah diri hanya kepada Allah, seperti yang dicontohkan oleh nabi Ibrahim.

Lima hal tersebut merupakan prestasi spiritual nabi Ibrahim. Ketika jamaah haji mampu meraih prestasi tersebut maka dapat dipastikan akan memperoleh haji yang mabrur. Maka tidak heran apabila diberikan garansi oleh Allah SWT bahwa haji mabrur hadiah adalah surga. Sebab haji mabrur adalah haji yang mampu mengekspresikan lima prestasi spiritual tersebut. Sehingga haji mabrur indikatornya dapat dilihat pada implementasi lima aspek tersebut dalam kehidupan sehari-hari pasca umat Islam melakukan ibadah haji. Semoga bermanfaat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun