Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Meningkatkan Keaktifan Belajar Peserta Didik Melalui Visit Each Other (VEO)

30 Desember 2022   10:31 Diperbarui: 1 Januari 2023   08:32 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi saat kelompok melakukan kegiatan visit each other di SMAN 5 Magelang. Sumber: dokumentasi pribadi

Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran menjadi salah satu proses penting guna mencapai tujuan pembelajaran. Sebab kondisi tersebut mengindikasikan adanya partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran.

Partisipasi peserta didik dalam pembelajaran menunjukkan adanya keterlibatan secara aktif baik intelektual maupun mental peserta didik. Bahkan terjadi keterlibatan secara sosial-emosional apabila peserta didik dapat digerakkan secara kolaboratif dalam kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas.

Di lapangan guru sering dihadapkan pada kondisi kelas yang pasif. Kondisi tersebut biasanya ditandai dengan minimnya keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran. Keterlibatan dalam kegiatan tanya jawab minim, keterlibatan dalam diskusi minim, melaksanakan tugas guru minim, dan lain-lain.

Menghadapi kondisi demikian guru dituntut tetap berusaha merancang konsep pembelajaran yang dapat mengondisikan proses pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik. Salah satunya dapat menerapkan teknik Visit Each Other (VEO).

Memahami Konsep Keaktifan Belajar

Keaktifan belajar berasal dari kata "aktif" dan belajar. Aktif berarti giat berusaha, bekerja. Sedangkan belajar diartikan usaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Menurut Morgan dkk (Baharuddin, 2015) menjelaskan belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap. 

Sadiman dkk (2012) memberikan kesimpulan bahwa belajar adalah proses yang komplek yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. 

Dengan demikian dapat diketahui bahwa belajar adalah proses. Sebagai proses maka belajar adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan peserta didik sebagai pembelajar. 

Mengingat belajar adalah sebuah proses memperoleh perubahan tingkah laku maupun pengetahuan, maka dalam proses belajar terdapat keaktifan yang dilakukan oleh peserta didik.

Asmani (2012) menegaskan bahwa keaktifan belajar hakekatnya adalah proses membangun makna, pemahaman oleh pembelajar terhadap pengalaman dan informasi yang disaring dengan persepsi, pikiran dan perasaan.

Lebih lanjut Silberman (Asmani, 2012) menjelaskan bahwa proses belajar yang ditandai keaktifan belajar, peserta didik menggunakan otak untuk mempelajari ide-ide, memecahkan masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari.

Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran akan mendorong terjadinya interaksi yang tinggi antara guru dengan peserta didik ataupun dengan peserta didik itu sendiri.

Aktivitas tersebut akan mengakibatkan terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan hasil belajar.

Berdasar paparan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar tidak hanya ditandai kehadiran peserta didik di dalam kelas, menghafalkan dan mengerjakan soal. Tetapi ditandai ditandai peserta didik keterlibatan aktif, baik secara fisik maupun mental.

Dengan kata lain keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses interaksi antara guru dengan peserta didik yang didalamnya berisi aktivitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar yang dialami oleh keduanya.

Keaktifan belajar peserta didik merupakan salah satu unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan peserta didik merupakan pilar penting dalam mencapai aspek-aspek pembelajaran yang lain. Misalnya sikap analitik, eksploratif, kreatif maupun berpikir yang inovasi.

Ciri-ciri

Guna melengkapi paparan tentang konsep keaktifan belajar, perlu kiranya dipaparkan tentang ciri-ciri keaktifan belajar yang dikemukan oleh para ahli. Menurut Asmani (2012) proses pembelajaran yang ditandai dengan keaktifan belajar peserta didik mempunyai ciri-ciri berikut:

1) Pengalaman, keaktifan belajar akan ditandai dengan pengalaman langsung yang dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran. Sebab peserta didik terlibat secara langsung melakukan aktivitas belajar, baik secara fisik maupun mental.

2) Interaksi, keaktifan belajar akan ditandai interaksi antara peserta didik dengan peserta didik maupun peserta didik dengan guru

3) Komunikasi, keaktifan belajar ditandai dengan adanya penyampaian pesan dari guru kepada peserta didik dan sebaliknya.

4) Refleksi, keaktifan belajar peserta didik ditandai dengan kegiatan melakukan evaluasi secara kontinu.

Selanjutnya menurut Sudjana (2004) menyatakan keaktifan peserta didik dapat dilihat dalam hal: (1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya; (2) terlibat dalam pemecahan masalah; (3) berani bertanya kepada peserta didik lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya; (4) berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah;(5) melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru;(6) menilai kemampuan dirinya dan hasil-- hasil yang diperolehnya; (7) melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis; (8) mempunyai kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan keaktifan peserta didik dapat dilihat dari berbagai hal seperti memperhatikan (visual activities), mendengarkan, berdiskusi, bertanya, keberanian peserta didik, mendengarkan,memecahkan soal (mental activities).

Memahami Konsep Visit Each Other (VEO)

Dalam kamus bahasa Inggris kata Visit berarti kunjungan. Sedangkan kata each other menunjuk adanya kata sifat yang menegaskan makna keterkaitan dengan orang lain. Sehingga Visit each other dijelaskan sebagai aktivitas "saling mengunjungi". 

Dengan demikian Visit each other dapat dijelaskan sebagai aktivitas saling mengunjungi antara seseorang dengan orang lain maupun suatu kelompok kepada kelompok lainnya.

Dalam konteks proses pembelajaran, kunjungan tersebut dilakukan masing-masing peserta didik dalam suatu kelompok dengan membawa oleh-oleh materi yang akan diberikan kepada kelompok lainnya.

Selanjutnya kelompok kunjungan memaparkan materi yang diberikan oleh kelompok lain dalam diskusi kelas.

Adapun aktivitas kelompok yang dikunjungi adalah menyimak, mencermati paparan serta menanyakan apabila belum jelas.

Langkah-langkah

Teknik pembelajaran Visit Each Other mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:

  • Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok
  • Guru membagikan materi kepada masing-masing kelompok
  • Guru mempersilakan masing-masing kelompok membagi materi dalam bentuk sub materi kepada masing-masing anggota
  • Guru meminta masing-masing kelompok menyusun resume materi untuk dijadikan pedoman pemahaman materi
  • Masing-masing kelompok melakukan kunjungan kepada semua kelompok untuk menyampaikan materi yang menjadi tugasnya
  • Masing-masing anggota kelompok secara bergiliran menyampaikan materi kepada kelompok lain. Kelompok yang dikunjungi mencocokkan materi berdasar resume yang dibagikan oleh guru
  • Masing-masing kelompok selain memaparkan materi kepada masing-masing kelompok, juga mempresentasikan dalam diskusi kelompok
  • (Keterangan: Adapun instrumen yang perlu digunakan antara lain Lembar Kerja Peserta Didik, Lembar Observasi Penguasaan Materi, Resume Materi yang disusun guru).

Berdasar langkah-langkah tersebut semua peserta didik akan menerima tanggungjawab masing-masing baik dalam memahami materi maupun mempresentasikan materi kepada kelompok lain melalui kegiatan saling berkunjung. Maka teknik visit each other dapat menjadi salah satu cara meningkatkan keaktifan belajar peserta didik.

Referensi:

  • Asmani,Jamal, Ma'mur.2012. 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif,Efektif,dan Menyenangkan).Yogjakarta.DIVA Press.
  • Baharuddin.2015. Teori Belajar Pembelajaran.Yogjakarta. Arruzmedia.
  • Sadiman,S.,dkk.2003.Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatanya.Jakarta.PT Raja Grafindo Persada.
  • Sudjana, Nana.2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algessindo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun