Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Memahami Global Desain Materi Melalui "Memorize", Masihkah Relevan dengan Pembelajaran Berdiferensiasi?

20 September 2022   15:48 Diperbarui: 20 September 2022   18:50 1143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak belajar (mangpor_2004 via edukasi.kompas.com) 

Dalam pembelajaran berdiferensiasi, merekomendasikan dilakukan asesmen awal yang salah satunya bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapan belajar peserta didik. 

Maka memorize (hemat penulis) bisa saja dijadikan sebagai langkah penjajagan kesiapan belajar peserta didik. Hasil yang bersifat faktual berdasar aktivitas memorize dapat dijadikan sebagai bahan menyusun langkah pembelajaran berdiferensiasi dalam merancang konten, proses maupun produknya.

Kiranya penerapan kurikulum baru tidak mungkin akan meninggalkan semua aspek yang ada pada kurikulum sebelumnya. Sebab pada umumnya perubahan kurikulum lebih pada pendekatan yang diterapkan dan standar pencapaian kompetensi peserta didik yang ditekankan. 

Ketika kurikulum menekankan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA/Kurikulum 1980 an) tentu menekankan pendekatan Active Learning. 

Kurikulum KTSP lebih menekankan pada pendekatan Contexrual Teaching Learning (Pembelajaran Kontekstual). Pada kurikulum 2013 menekankan pada pendekatan Konstruktivisme. 

Dalam implementasinya kurikulum 2013 merekomendasikan penerapan model pembelajaran Discovery Learning, Inqury Learning, PBL dan PjBL.

Kurikulum merdeka juga menekankan penerapan pendekatan Konstruktivisme dengan pembelajaran berdiferensiasi serta P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) sebagai upaya mencapai visi terbentuknya pelajar Indonesia yang Pancasialis.

Dalam hal standar pencapaian kompetensi, pada kurikulum sebelumnya lebih cenderung pada pencapaian materi yang telah ditetapkan. Sedangkan pada kurikulum merdeka merekomendasikan pendalaman materi, bukan banyaknya materi.

Pembelajaran berdiferensiasi menjadi ujung tombak keberhasilan kurikulum merdeka. Maka tuntutan kita sebagai guru, selain beradaptasi dengan tuntutan kualitas kurikulum baru, juga berusaha mengeksplorasi metode-metode pembelajaran yang masih memungkinkan, walaupun perlu adanya modifikasi dan sinergi dengan metode yang lain. 

Salah satunya adalah metode memorize. Yang terpenting, agar sesuai dengan tuntutan kurikulum berparadigma baru, memorize tidak dijadikan sebagai satu-satunya metode pembelajaran.

Referensi:

Agus Suprijono.2016.Model-model Pembelajaran Emansipatoris.Pustaka Pelajar.Yogjakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun