Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjauhkan Diri dari "Keteladanan Retorika" Caraku Membangun Personal Branding di Antara Sesama Guru

14 Juni 2021   08:58 Diperbarui: 14 Juni 2021   09:09 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:dokumentasi pribadi

Satu tindakan nyata itu lebih bermakna dibanding 1000 kata. Itulah ungkapan yang sering kita dengar terkait dengan upaya melakukan ajakan kepada orang lain.

Maka keteladanan merupakan langkah yang fungsional dalam melakukan perubahan. Apalagi yang diubah berkaitan dengan pola pikir teman-teman sejawat. Dapat dipastikan bahwa merubah hal tersebut akan menghadapi banyak masalah dan tantangan. Sehingga memerlukan teknik mengajak yang pas dan sesuai dengan kondisi maupun statusnya.

Masalah dan tantangan besar yang muncul pada teman-teman sesama guru adalah naik dari golongan III d ke IV a dan naik golongan IV a ke IV b. Mengapa hal tersebut menjadi masalah dan tantangan? Sebab untuk bisa naik pangkat/golongan tersebut dipersyaratkan menulis laporan penelitian. Apalagi golongan IV a yang ingin naik ke golongan IV b, selain menulis laporan penelitian juga harus mempublikasikan di Jurnal Pendidikan yang sudah ber ISSN.

Kondisi riil yang mengemuka mereka pada umumnya ingin berada di zona aman. Sebab mereka tidak ingin ribet dan berbelit-belit dalam meningkatkan karir kepangkatan. Sebab harus menulis, mencari buku, memasukkan ke Jurnal, dll. Masuk zona aman adalah langkah praktis dan pragmatis. Apalagi di zona tersebut didukung oleh sebagian besar guru-guru. Pendek kata pendukungnya banyak. 

Menyikapi kondisi riil demikian saya mencoba menampilkan diri sebagai guru yang mengedepankan "keteladanan realita" bukan "keteladanan retorika". Keteladanan realita yaitu mendepankan keteladanan dalam bentuk tindakan, bukan sekedar mengajak dengan kata-kata atau ucapan yang mempesona.

Dengan kata lain saya mencoba menjauhkan diri dari "keteladanan retorika". Adapun Langkah-langkah yang saya lakukan agar bisa menjauhkan diri dari keteladanan retorika antara lain:

1). Berusaha melahirkan karya-karya profesi dalam bentuk penelitian Pendidikan (khususnya Penelitian Tindakan Kelas).

bran1-60c6b4508ede48469c0b77a2.jpeg
bran1-60c6b4508ede48469c0b77a2.jpeg
Keterangan:salah satu karya penelitian Pendidikan (PTK).Sumber:dokumentasi pribadi

2). Berusaha melahirkan karya-karya profesi dalam bentuk Buku-Buku Pendidikan

bran4-60c6b4d18ede4861c4437e42.jpeg
bran4-60c6b4d18ede4861c4437e42.jpeg

Keterangan:buku pertama ber ISBN (Sumber:dokumentasi pribadi)

3) Menerima undangan sekolah lain menjadi Narasumber tentang Penulisan PTK maupun Pengembangan Literasi

bran5-60c6b4dfd541df0f9b1c2962.jpeg
bran5-60c6b4dfd541df0f9b1c2962.jpeg
Keterangan:saat penulis menjadi narasumber di SMAN 2 Magelang.(Sumber:dokumentasi pribadi)

4) Mengikuti kegiatan penulisan buku

(Sumber:dokumentasi pribadi)
(Sumber:dokumentasi pribadi)

Keterangan:penulis beberapa kali mengikuti kegiatan Diklat Penulisan Buku, salah satunya yang diselenggarakan oleh Media Guru Indonesia.

Beberapa iktiyar keteladanan tersebut pada akhirnya membawa hikmah baik untuk pribadi penulis maupun teman-teman sejawat. Hikmah tersebut antara lain:

  • Saya bisa naik pangkat dari IV a ke IV b. Sekarang sambil menunggu masa purna yang kurang dari dua tahun, sedang berjuang untuk bisa naik ke IV c.
  • Terinspirasi menulis Buku Fiksi dalam bentuk Novel dengan Judul Di Atas Sajadahku, Kutemukan Jodohku. Buku tersebut sudah naik cetak, sekarang sedang menunggu dikirim ke alamat penulis.
  • Sudah ada dua teman yang mengikuti jejak penulis naik ke golongan IV b. Bahkan salah satu teman sudah berjuang naik ke IV c
  • Sudah bisa mengajak sekitar 14 guru menulis PTK dan diseminarkan secara bersama-sama di Universitas Negeri Tidar di Magelang.
  • Sudah ada beberapa teman yang naik golongan dari III d ke IV a.
  • Teman sebangku di kantor memasukkan saya di Kompasiana. Maka sejak 30 Januari 2021 saya dapat bertegur sapa dengan teman-teman kompasianer. Sejak di Kompasiana penulis banyak mendapat tambahan wawasan dan pertemanan.

Demikian sekilas iktiyarku membangun personal branding di tengah teman-teman sejawat dengan menjauhkan diri dari keteladanan retorika. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun