Mohon tunggu...
Liswanti Pertiwi
Liswanti Pertiwi Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Mom blogger dan freelancer

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Beda Dulu dan Kini Menikmati Liburan Seru di Dufan

28 Mei 2015   20:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:30 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_421025" align="aligncenter" width="150" caption="Dok. Pribadi (gadis kecilku bersama anak teman saya)"][/caption]

Ini Dufan kami. Ya Dunia Fantasi Ancol yang telah menyimpan begitu banyak cerita. Pertama kali menginjakkan kaki disini pada usia 15 tahun, saya bisa juga menorehkan jejak di dalamnya dalam berbagai kisah seru, yang tentunya telah memberikan kenangan tak terlupakan. Dufan yang diresmikan sejak 29 Agustus 1985, telah membuat pengunjungnya, termasuk saya, selalu merasa ketagihan dan selalu ingin terus kembali mengisi hari-hari dengan keseruan, serta sensasi menegangkan dari setiap wahananya.

Di masa Sekolah dahulu, menikmati liburan seru di Dufan sepenuhnya adalah milik saya. Bukan saja bercanda bareng sahabat, tapi benar-benar menikmati hari itu dengan rasa bahagia. Setidaknya sejenak saja kami bisa menghilangkan rasa penat dalam pikiran, baik dari segudang aktifitas di Sekolah, atau sehari saja terhindar dari menumpuknya tugas harian. Bahkan liburan ini pun diikuti oleh para Guru dan siswa lainnya, yang memang satu hari penuh kami mengelilingi Jakarta, dan tujuan terakhirnya adalah Dufan.

Sambil menggandeng erat tangan sahabat saya, kami mendatangi setiap wahana yang cukup ekstrem, mulai dari halilintar, ontang anting sampai Niagara. Saat menaiki wahana menegangkan itu, saya sampai lupa kalau saya ini takut ketinggian, dan hasilnya setelah turun "lutut sedikit gemeteran". Ok saya pun tak pernah kapok menaiki wahana-wahana itu, bahkan setiap kali datang ke Dufan bersama seseorang atau saudara, pasti itu wahana wajib yang meski dinaiki. Tentunya Kora-kora, Arung Jeram, sampai Istana Boneka juga wajib didatangi ya, "sayang kalau ga kesana, kan seru".

[caption id="attachment_420073" align="aligncenter" width="150" caption="Dokumen Pribadi"]

14325460741074258632
14325460741074258632
[/caption]

Berbeda dengan kini neh, selain banyaknya wahana baru seperti Hello Kitty dan Ice Age, tujuan ke Dufan bukan untuk mencari hiburan demi diri sendiri, melainkan demi anak yang baru saja datang ke Dufan. Nah di awal Mei kemarin, telah menjadi hari yang istimewa dan menyenangkan buat si gadis kecil "anak saya", selain bisa liburan seru di Dufan, dia pun bisa bertemu karakter Hello Kitty kesukaannya. Puas deh tuh anak saya ketemu Hello Kitty, sampai tidak mau pulang dari wahananya, pengennya terus di dalam dan terus berfoto.

Akhirnya setelah beberapa lama dibujuk, si gadis kecil ini mau juga dibawa keluar dan menikmati wahana lainnya,"gandeng tangan mama ya nak, kita nikmati liburannya" ucap saya. Karena niat saya adalah memberikan kebahagiaan kepada anak yang baru saja pertama datang ke Dufan, maka saya pun rela tidak naik apa-apa demi melihat senyuman cerianya bisa menikmati wahana yang diinginkannya. Setelah keluar dari Hello Kitty, wahana pertama yang ingin dinaikinya adalah Turangga Rangga. Bagi saya yang sudah datang beberapa kali ketempat ini, baru kali ini menikmati wahana Turangga rangga, sambil diiringi lagu dan menaiki kuda, saya malah berasa pusing, tapi tidak dengan anak saya yang selalu senyum ceria.

[caption id="attachment_421016" align="aligncenter" width="150" caption="Dokumen Pribadi"]

1432819146404241412
1432819146404241412
[/caption]

Sambil menggandeng erat tangan saya, gadis kecil ini pun mengajak saya untuk menaiki Bianglala. Saya bisa sambil bernostalgia neh disini, selain mengingat masa-masa dulu naik wahana ini bersama sahabat dan seseorang, kini saya bisa menikmati luasnya Jakarta dan Pantai Ancol dari ketinggian bersama anak tercinta. Saat ketinggian itulah, dia melihat wahana Alap-alap, bisa ditebak deh tuh, si gadis cilik merengek minta naik permainan itu. Tapi saya sedikit khawatir anak saya ketakutan, kan lumayan kenceng tuh belok dan naik turunnya. Akhirnya saya coba mengalihkan perhatian dia dengan mengajaknya masuk Istana Boneka, kan bisa sambil mengajarkan anak untuk tahu budaya dan baju adat bangsa sendiri.

Hemm, ternyata bukannya senang melihat boneka-boneka itu, anak saya malah cemberut, dan oke lah setelah mengakhiri permainan di Istana Boneka, saya pun membawanya naik Alap-alap. Jujur saya saja sedikit serem lihat tikungannya, apalagi diputar sebanyak 3 kali, anak saya malah bilang "asyik mah...mau lagi ya". Dia tertawa senang tanpa rasa takut atau tegang, yang ada cengegesan. Sedangkan saya, lumayan gemeteran, jadi malu sendiri kalah sama anak kecil.

[caption id="attachment_421023" align="aligncenter" width="150" caption="Dok. Pribadi"]

1432819805366503793
1432819805366503793
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun