Mohon tunggu...
Cindy Carneta
Cindy Carneta Mohon Tunggu... Lainnya - Sarjana Psikologi

Saya merupakan seorang Sarjana Psikologi dari Universitas Bina Nusantara.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kupas Tuntas Aksi Bully Firdaus terhadap RZ "Penjual Jalangkote" dari Sudut Pandang Psikologi

23 Mei 2020   20:15 Diperbarui: 23 Mei 2020   20:15 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi bully Firdaus dkk terhadap RZ (12) di Pangkep, Sulawesi Selatan. (dok: liputan6.com)

Baru-baru ini terdengar sebuah berita yang membuat setiap pembacanya tersulut emosi, yakni berita mengenai aksi pembully-an seorang bocah penjual jalankote di Pangkep, Sulawesi Selatan yang dilakukan oleh Firdaus (26) selaku pelaku utama dan kawan-kawannya. Sontak saja, seluruh masyarakat tanpa terkecuali memberikan dukungan kepada bocah tersebut dan sangat mengecam aksi pembully-an yang dilakukan oleh Firdaus dan kawan-kawannya. Kasus tersebut telah menambah catatan baru kasus bullying di Indonesia.

Bullying sendiri merupakan pola khusus yang berulang kali dan dengan sengaja menyakiti serta mempermalukan orang lain, khususnya mereka yang lebih kecil, lebih lemah, dan lebih muda. Bullying dapat melibatkan serangan verbal (menyebut nama dan mengolok-olok target), serangan fisik, ancaman bahaya, bentuk intimidasi lainnya, dan pengucilan dari kegiatan yang dilakukan secara sengaja oleh pelaku terhadap target.

Dilansir dari psychologytoday.com, terdapat sebuah penelitian yang menemukan bahwa pelaku bullying memiliki susunan psikologis yang berbeda dibandingkan orang normal pada umumnya. Mereka kekurangan perilaku prososial, tidak terganggu oleh kecemasan, dan tidak mengerti perasaan orang lain.

Mereka juga menunjukkan ciri kognitif yang khas, semacam paranoia: Mereka salah membaca niat orang lain, sering kali merusak permusuhan dalam situasi netral. Orang lain mungkin tidak menyukai mereka, tetapi mereka biasanya melihat diri mereka secara positif. Mereka yang melakukan aksi bully secara kronis cenderung memiliki hubungan yang tegang atau tidak baik dengan orang tua dan teman sebaya. Penjelasan tersebut sejalan dengan fakta yang dilansir dari bbc.co.uk, yakni masalah keluarga, stress dan trauma adalah alasan mengapa seseorang melakukan aksi bullying.

Firdaus selaku pelaku utama aksi bullying terhadap RZ merasa bahwa dirinya lebih besar, lebih kuat, serta lebih tua dibandingkan RZ sehingga dalam cuplikan video dengan durasi 11 detik yang telah tersebar, Firdaus tampak dengan sangat yakin membully RZ. Selain itu, Firdaus juga memiliki pemahaman bahwa melakukan aksi bullying tampak keren dan terlebih seperti "jagoan".

psychologytoday.com
psychologytoday.com

Michael Friedman Ph.D.

Psikolog klinis Manhattan dan anggota Dewan Penasihat Medis EHE International Michael Friedman menuturkan bahwa perlunya untuk mengubah persepsi seorang anak mengenai bullying, yakni melalui pesan (iklan, seminar, dsb) bahwa bullying itu tidak dibenarkan, tidak keren, dan tidak dapat ditoleransi. Sehingga ketika pesan tersebut telah diresapi, seorang anak akan memiliki persepsi bahwa melakukan bullying adalah pilihan yang salah, tidak baik, dan akan mulai berpikir dua kali saat hendak ingin melakukan aksi bullying.

Referensi:

BBC. (2016, April 14). Why do people bully others? Retrieved from bbc.co.uk: https://www.bbc.co.uk/newsround/36074395

Friedman, M. (2014, May 20). Knowing Why Bullies Bully Is Key to Stopping the Trend. Retrieved from psychologytoday.com: https://www.psychologytoday.com/us/blog/brick-brick/201405/knowing-why-bullies-bully-is-key-stopping-the-trend

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun