Mohon tunggu...
Nurul Cindy Aulia Putri
Nurul Cindy Aulia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya Nurul Cindy memiliki hobi membaca informasi yang baru

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Kesiapan Tenaga Kerja Indonesia Menghadapi Transformasi Industri Berbasis AI dan IoT

4 Juli 2025   20:51 Diperbarui: 4 Juli 2025   20:51 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Pendahuluan

Perkembangan teknologi digital dalam dua puluh tahun terakhir telah mendorong transformasi besar-besaran dalam dunia industri. Dua teknologi yang paling menonjol dalam transformasi ini adalah Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI). AI merujuk pada kecerdasan buatan yang memiliki kemampuan untuk menjalankan proses berpikir seperti yang dilakukan manusia, seperti pembelajaran otomatis, pengambilan keputusan, dan pengenalan pola. IoT juga menghubungkan berbagai perangkat fisik ke jaringan internet, yang memungkinkan pertukaran data secara real-time, yang menghasilkan ekosistem kerja yang lebih efisien dan responsif.

Di seluruh dunia, AI dan IoT telah mengubah banyak industri, termasuk logistik, kesehatan, manufaktur, dan pertanian. Sementara pengambilan keputusan bisnis semakin didasarkan pada data, proses produksi menjadi lebih otomatis dan tepat. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jerman, Jepang, dan Korea Selatan terus berinvestasi besar dalam pengembangan teknologi ini untuk mempertahankan daya saing industri mereka di era Revolusi Industri 4.0.

Indonesia juga mulai mengikuti arus perubahan ini. Pemerintah bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri nasional melalui penggunaan teknologi digital seperti Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan (AI). Banyak perusahaan manufaktur, startup teknologi, dan lembaga pendidikan mulai menggunakan teknologi ini dalam operasi dan pendidikan mereka. Namun, kemajuan teknologi ini juga memerlukan sumber daya manusia yang mampu mengoperasikan, mengelola, dan berinovasi dengan teknologi tersebut.

Di sinilah tantangan utama muncul. Apakah tenaga kerja Indonesia siap untuk menghadapi perubahan besar ini? Apakah sistem pendidikan dan pelatihan yang ada mampu menghasilkan tenaga kerja yang adaptif dan kompeten di era teknologi cerdas dan terhubung ini?

Perubahan ini tidak hanya mengubah bagaimana industri bekerja, tetapi juga memengaruhi kebutuhan dan kemampuan tenaga kerja di hampir semua bidang. Dengan kata lain, perubahan ini memiliki dampak pada masa depan. Revolusi Industri 4.0 telah mengubah cara orang bekerja. Otomatisasi mulai menggantikan banyak pekerjaan manual dan rutin. Di sisi lain, kebutuhan akan tenaga kerja yang mahir dengan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan analisis data semakin meningkat. Sebaliknya, mesin tidak dapat menggantikan keterampilan kognitif seperti berpikir kritis, kreativitas, dan kemampuan memecahkan masalah kompleks. Tenaga kerja memerlukan keterampilan kognitif ini.

Selain itu, literasi digital sekarang harus dimiliki oleh seluruh lapisan pekerja. Aktivitas kerja sehari-hari melibatkan penguasaan perangkat digital, pemahaman data, dan keamanan informasi. Revolusi ini mendorong perubahan dalam pola kerja ke arah yang lebih fleksibel dan digital, seperti kerja jarak jauh dan kolaborasi daring. Pola kerja seperti ini menuntut setiap orang untuk dapat menyesuaikan diri dan belajar terus menerus.

Artikel ini bertujuan untuk menelaah sejauh mana kesiap tenaga kerja Indonesia untuk menghadapi transformasi industri yang didorong oleh perkembangan teknologi berbasis Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI). Artikel ini akan membahas tantangan yang dihadapi tenaga kerja Indonesia, keterampilan yang dibutuhkan di era digital, dan upaya strategis yang telah dan harus dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor industri, dan sektor swasta.

Pembahasan 

1. Transformasi Industri Berbasis AI dan IoT

Internet of Things (IoT) menghubungkan berbagai perangkat fisik ke internet untuk saling bertukar data secara otomatis, dan artificial intelligence (AI) adalah teknologi yang memungkinkan mesin meniru kemampuan manusia seperti berpikir, belajar, dan mengambil keputusan secara mandiri. Salah satu contoh penggunaan AI dalam industri adalah sistem prediktif dan otomatisasi untuk mengoptimalkan proses produksi, sedangkan Internet of Things memungkinkan pemantauan dan pengendalian mesin secara real-time. Smart factory menggunakan sensor IoT untuk mengawasi kondisi mesin dan AI untuk menganalisis data untuk mencegah kerusakan sebelum terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun