5. Ejaan Soewandi atau republik 1947.
Contoh : Huruf oe diganti dengan huruf u pada kata-kata guru, itu, umur, dan sebagainya.
6. Kongres Bahasa Indonesia II di Medan 1954.
7. Rancangan ejaan Melindo ( Melayu-Indonesia) 1961. Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959, karena perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya diurungkanlah peresmian ejaan ini.
8. Rancangan ejaan Lembaga Bahasa Kesusastraan (LBK).
9. Ejaan disempurnakan 17 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia. Peresmian itu berdasarkan putusan  Presiden No.  57 tahun 1972.
Hasil perumusan " Seminar Politik Bahasa Nasional" yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 antara lain menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara.
1. Bahasa Indonesia sebagai bahas nasional berfungsi sebagai :Â
a.) Lambang kebanggaan nasional.
b.) Lambang identitas nasional.
c.) Alat pemersatu masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial, budaya dan bahasanya.