Siswa Bodoh? Siswa Nakal? Zonasi? Tinjauan Prospektif PPDB 2020 terhadap Pendidikan

Seringkali kita mendengar banyak masyarakat beranggapan bahwa siswa yang tidak masuk ke sekolah favorit menurut mereka adalah siswa yang kurang pandai atau siswa yang nakal. Namun pada kenyataannya tidak ada siswa bodoh dan siswa nakal. 

Justru banyak dari siswa masih menyembunyikan keterampilan yang mereka bisa. Contohnya, siswa yang tidak mengerti matematika namun mereka sangat suka olahraga. Jika bidang olahraga digali terus menerus, mereka bisa jadi atlet nasional.

Nah, pada kesempatan ini saya akan menulis tentang beberapa siswa yang telah ditemui oleh saya. Ada beberapa siswa yang berkecil hati karena tidak diterima di sekolah favorit yang di impikannya. Alasan tidak diterimanya karena jarak rumah dengan sekolahnya yang lumayan jauh sehingga tidak termasuk kedalam zonasi. 

Masyarakat telah  beranggapan bahwa ada sekolah favorit dan ada sekoah buangan. Sehingga pemerintah memberlakukan sistem zonasi agar sama rata di setiap sekolah. Dan siswa dapat mengefisiensi waktu karena antara jarak rumah dan sekolah tidak jauh.

PPDB tahun 2020 ini dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan). Jika sekolah tidak mampu menggunakan sistem daring maka boleh dilakukan secara luring dengan mematuhi protokol pemerintah. PPDB tahun 2020 ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan teknologi baik dari guru, siswa, atau bahkan orang tua siswa.

Pandangan saya terhadap PPDB tahun 2020 ini sangat positif dan sangat mendukung. Karena tidak ada lagi yang memojokkan antara siswa pandai dan kurang pandai. Semua siswa bebas mau daftar ke sekolah yang terdekat menurut zonasi tanpa ada keraguan bahwa sekolah itu favorit atau tidak. 

Dan untuk pelaksanaan PPDB online pada tahun ini sangatlah berpengaruh antara  kemajuan teknologi dengan pendidikan saat ini. Kita memanfaatkan teknologi untuk mematuhi protokol kesehatan di tengah pandemi ini.