Mohon tunggu...
Cimatcimut Dhita
Cimatcimut Dhita Mohon Tunggu... profesional -

guru-teman bermain dan belajar ^^ cimatcimut.blogspot.com= ayo ibu2 mampir :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Mencintaimu?

4 Agustus 2014   19:35 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:27 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Memang benar, Tuhan selalu punya rencana mengagumkan setelah membuat ciptaanNya patah hati.

Seminggu sudah aku merencanakan hari ini. Menyusun segalanya agar berakhir sempurna dan mempesona.

“Oh, jadi dia pecinta anggrek. Hm, rupanya ia lebih menyukai matahari tenggelam ketimbang bulan. Ok,pantai adalah sanctuary nya.”

Segala macam informasi tentang gadis itu kukliping menjadi satu dalam sebuah ruang memori. Satu-satu kususun dan kuatur agar terealisasi di hari ini. Hari ulang tahunnya.

Semua berjalan sempurna hingga tengah hari, aku sudah memastikan lagi. Dan dia bilang bisa. Termasuk bagaimana kami berdua akan pergi ke pantai. Hanya untuk melepas penat kataku. Dia tidak boleh tahu, bahwa pantai sejak siang  itu sudah berubah menjadi sebuah tempat yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.

Sebuah kapal kecil berwarna putih bergoyang-goyang cantik di bibir pantai. Ia seperti ingin pulang tapi enggan. Lambungnya berhiaskan kain satin bergelombang. Di tengahnya menyumbul serumpun bunga yang juga dibentuk dari kain itu sendiri. Ada titian kayu yang akan mengatar kami masuk ke kapal. Seorang nelayan sengaja kupakaikan pakaian berwarna putih dengan rompi hitam dan dasi kupu-kupu di lehernya. Kupilih yang masih gagah juga agar kuat membawa kami berputar -putar. Di dalam kapal semua penerang dimatikan karena aku yakin cahaya matahari lebih cantik dari lampu manapun. Round table dengan taplak keemasan berdiri anggun dikelilingi dua kursi yang diikat pita. Meskipun ini pantai, tapi menu kami adalah nasi goreng kari. Karena dia tak suka makanan laut. Kami berdua akan keliling pantai dengan kapal. Sambil makan dan berbincang. Lalu tepat saat matahari tergelincir, kapal itu akan berhenti di tempat yang paling tepat. Semua sudah kupercayakan pada si nelayan. Terakhir, sebuket anggrek ungu dan sebuah kado istimewa akan menutup kejutan kali ini. Tidak ada kata cinta memang. Aku hanya ingin dia merasakannya.

Tapi sial, Jam tiga tadi- saat mobilku sudah panas dan aku sudah siap meluncur menjemputnya. Tiba-tiba si Kribo menelpon.

“Do, bantu aku. Aku hampir mati disembelih dept collector ini,” katanya memelas.

“Nggak bisa, Bo! Aku kan sudah ada janji kencan dengan Juwita sore ini.”

“Do, ditunda dulu lah kencan dengan Juwitanya. Kamu tidak ingin kan, datang ke kosku dan melihatku sudah ada di freezer?”

“Nggak mungkin lah Bo. Mereka nggak mungkin macam-macam. Sini biar aku bicara sama dept collector itu.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun