Mohon tunggu...
Cikita Nur Ali Fadhilah
Cikita Nur Ali Fadhilah Mohon Tunggu... Human Resources - Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University

Saya Cikita Nur Ali Fadhilah, seorang mahasiswa berusia 20 tahun, aktif mengejar ilmu di Institut Pertanian Bogor (IPB) University. Menyandang status sebagai mahasiswa di jurusan Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, saya memiliki kecintaan yang mendalam terhadap pembelajaran mengenai keterkaitan antara aspek ekonomi dan lingkungan. Selain menjadi mahasiswa yang berdedikasi. Dengan kemampuan analisis yang tajam dan wawasan yang luas, saya berusaha untuk menyajikan ide-ide segar dan gagasan-gagasan inovatif dalam tulisannya. Tujuannya : memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada masyarakat luas tentang isu-isu penting, terutama yang berkaitan dengan ekonomi dan lingkungan. Dengan kombinasi antara pengetahuan akademis dan bakat dalam komunikasi, saya bertekad untuk menjadi agen perubahan yang memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungannya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inovasi Teknologi dan Keberlanjutan: Kunci Sukses Industri Halal dalam Perekonomian Global

23 Maret 2024   11:35 Diperbarui: 23 Maret 2024   11:48 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seiring berkembangnya kesadaran global yang meningkat terhadap isu lingkungan dan keberlanjutan, industri halal Indonesia mengambil langkah progresif dengan mengintegrasikan inovasi teknologi ke dalam operasionalnya. Langkah ini merupakan bagian dari upaya lebih luas untuk tidak hanya mematuhi prinsip-prinsip syariah tetapi juga untuk menjadi pelopor dalam inisiatif ramah lingkungan dan efisiensi energi.

Industri halal, yang tradisionalnya berfokus pada pemenuhan kebutuhan konsumen muslim, kini bertransformasi menjadi sektor yang memimpin dalam adopsi praktik bisnis berkelanjutan. Dengan populasi muslim global yang diperkirakan mencapai 2,2 miliar pada tahun 2030, permintaan terhadap produk halal yang berkelanjutan diperkirakan akan terus meningkat.

"Ini bukan hanya tentang memenuhi standar halal, tetapi juga tentang menciptakan nilai tambah melalui keberlanjutan," kata Rizal Hakim, pendiri GreenHalalTech. "Kami menggunakan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT) untuk tidak hanya mengoptimalkan rantai pasokan kami tetapi juga untuk memastikan bahwa setiap produk yang kami hasilkan memberikan dampak positif bagi lingkungan."

Pada tahun 2024, GreenHalalTech mencatat prestasi penting dengan peluncuran aplikasi berbasis blockchain pertama di industri. Aplikasi ini memungkinkan konsumen untuk melacak perjalanan produk halal dari bahan baku hingga mencapai tangan mereka. Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan transparansi tetapi juga mendukung petani dan produsen lokal yang berkomitmen terhadap praktik berkelanjutan.

Lebih dari itu, GreenHalalTech juga berkolaborasi dengan lembaga riset dan universitas untuk mengembangkan bahan-bahan baru yang ramah lingkungan dan dapat terurai secara biologis. "Kami sedang menguji bahan pengemasan baru yang dapat terurai dalam waktu kurang dari 90 hari tanpa meninggalkan residu berbahaya," jelas Hakim.

Industri halal yang berkelanjutan tidak hanya berdampak positif terhadap lingkungan tetapi juga menawarkan model bisnis yang etis dan transparan. Ini semakin menarik bagi konsumen modern yang tidak hanya peduli dengan kehalalan produk tetapi juga dengan dampak sosial dan lingkungan dari pembelian mereka.

Dengan inovasi teknologi dan keberlanjutan sebagai kunci suksesnya, industri halal siap untuk tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang dalam perekonomian global yang dinamis. Langkah-langkah yang diambil oleh GreenHalalTech dan perusahaan lainnya dalam industri ini menunjukkan komitmen mereka terhadap masa depan yang lebih hijau dan etis, sejalan dengan prinsip-prinsip Islam dan kebutuhan bumi kita. Prediksi menunjukkan bahwa pendekatan ini akan menjadi standar baru, dengan industri halal yang berkelanjutan menjadi norma dan bukan pengecualian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun