Mohon tunggu...
Cikal GilangRamadhan
Cikal GilangRamadhan Mohon Tunggu... Guru Seni Budaya

Pengajar Seni Budaya di salah satu SMK Swasta di Cianjur. Aktif di Seni Teater sejak tahun 2009. Memeiliki ketertarikan di bidang pendidikan, seni dan budaya baik menjadi praktrisi maupun akademisi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kualitas dan Inklusivitas Pendidikan sebagai Upaya Menjawab Tantangan Abad 21

27 September 2025   20:20 Diperbarui: 27 September 2025   21:28 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


3.Sains: Sekitar 34% siswa mencapai Level 2 atau lebih tinggi, yang berarti mereka dapat mengenali penjelasan yang benar untuk fenomena ilmiah yang umum. Rata-rata OECD adalah 76%. Hampir tidak ada siswa yang memperoleh level 5 atau 6 di bidang sains.

Kondisi tersebut sungguh sangat memprihatinkan, hasil dari PISA menunjukkan bahkan tidak sampai setengah dari jumlah siswa di Indonesia dapat mencapai tingkat kemahiran minimum.


b. Kualitas dan Distribusi Guru

Berdasarkan laporan Word Bank (2020), OECD (2023) serta penelitian Irnidayanti Y dan Fadhilah N (2023), Sukmayadi dan Yahya (2020) menjukan salah satu faktor dari rendahknya kualitas pendidikan di Indonesia adalah kualitas guru yang rendah dan distribusi guru yang tidak merata. Rendahnya kualitas guru bisa terjadi karena banyak faktor, mulai dari kualitas lembaga pelatihan/pendidikan guru yang belum mumpuni dan tidak terakreditasi, sertifikasi yang kurang berdampak, tingkat pengetahuan yang lemah dan metode ajar yang dinilai kurang relevan dengan sistem pendidikan saat ini.

Namun selain faktor-faktor di atas, menurut penulis yang juga merupakan seorang guru motivasi dan kesadaran internal juga sangat berpengaruh pada kualitas guru. Guru yang mempunyai motivasi tinggi untuk mengajar dan mendidik yang tinggi akan melakukan segala upaya untuk membuat dirinya memiliki kompetensi yang baik sebagai seorang guru. Kesadaran untuk belajar sepanjang hayat pun penting untuk dimiliki seorang guru, agar guru terung berkembang dan terung beradaptasi dengan perkembangan zaman serta kebutuhan peserta didik.

Faktor penting lainnya adalah rendahnya kesejahteraan guru terutama guru honorer. Tidak tercukupinya kebutuhan dasar karena rendahnya pendapatan yang diterima oleh guru membuat guru kesulitan untuk fokus dalam menjalankan tugasnya. Imbalan pahala yang terus digaungkan menurut penulis justru mengkerdilkan profesionalitas guru yang sering kali membuat stigma untuk membenarkan guru diberi imbalan kecil dengan beban dan tugas yang begitu besar.

c. Eksklusivitas Pendidikan

Tulisan Munir J, dkk (2023), Sari KA, dkk (2025), dan Sunarya D (2025) menegaskan adanya korelasi yang sangat kuat antara tingkat sosial ekonomi seseorang dengan kemudahan dalam mengakses pendidikan dengan kualitas yang baik. Korelasi tersebut merupakan sebuah kausalitas di mana semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang/keluarga maka semakin mudah ia mendapatkan akses pada pendidikan yang berkualitas. Maraknya sekolah swasta elit, kursus maupun bimbel menunjukkan kesenjangan yang sangat jelas terlihat antara masyarakat menengah atas dan masyarakat menengah ke bawah dalam memperoleh akses pendidikan dan memperlihatkan ketidakpercayaan masyarakat pada pendidikan yang diselenggarakan oleh pendidikan formal.

Faktor geografis juga ikut andil dalam menentukan kemudahan akses pada pendidikan yang berkualitas. Siswa yang tinggal di daerah 3T, cenderung lebih sulit mendapatkan pendidikan yang berkualitas daripada siswa yang tinggal di wilayah perkotaan. Keterbatasan atau kesulitan ini bisa terjadi karena berbagai faktor, mulai dari fasilitas yang kurang mendukung sistem pembelajaran, distribusi guru yang tidak merata hingga kesadaran akan pentingnya pendidikan yang relatif rendah.

Upaya Menjawab Tantangan Abad 21

Pemerintah melalui Kemendikdasmen telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya yang paling masif saat ini adalah dengan menerapkan sistem pendekatan pembelajaran mendalam (Deep Learning). Dengan tiga prinsip utama, yaitu mindful (berkesadaran), meaningful (bermakna), dan joyful (menggembirakan) pemerintah optimis dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan tetap menggunakan kurikulum merdeka sebagai landasannya, pendidikan yang berpusat pada siswa juga dinilai menjadi solusi.

Meningkatkan kompetensi guru juga menjadi salah satu solusi utama yang dilakukan oleh Kemendikdasmen. Program PPG yang saat ini masif dilakukan menjadi aksi nyata untuk meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan guru.

Namun apapun upaya yang dilakukan semuanya akan sia-sia jika tidak adanya sinergi antara pemerintah guru, murid, dan orang tua dalam upaya merealisasikan sistem pendidikan yang berkualitas di Indonesia. Sehingga Indonesia akan memiliki Pendidikan yang Bermutu  dan Siap Hadapi Tantangan Abad 21.

*Referensi :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun