Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Anglocita

3 November 2018   00:32 Diperbarui: 3 November 2018   00:35 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak ada seorang pun yang mampu melarang hadirnya matahari saat bulan berganti tugas, tak ada pula yang mampu menahan bulan bersaksi saat matahari menggelincir dan berlari.

Nyai tak mampu pejamkan mata, saat langit yang sudah bersahabat mengajaknya bercengkrama.

Tawa dan nada bahagia terlampau mengelilingi kehidupan Nyai saat ini, perjanjian yang terlanjur terucap tak bisa terpenuhi, Nyai jatuh cinta dan lupa akan batas wajar yang seharusnya tak tersentuh. Terlalu nikmat untuk mengikuti alur sehingga kenaifan seorang Nyai saat hati terbungkus kitab dapat hilang dalam sekejap. Tuhan tidak salah, Nyai yang meminta.

Mata bulat Nyai mengisyaratkan banyak hal, sampai langit saja tak bergeming untuk menunggu kejutan yang akan Nyai lakukan dengan segala yang tak pernah diduga dan digambarkan dalam masa depan seorang Nyai.

Seulas sketsa tergambar tak berpola, entah apa yang ingin disampaikan, yang pasti Nyai ingin menyampaikan sesuatu untuk alam, bahkan bila saja Tuhan berkenan, mungkin Nyai akan menggambarkan sketsa yang sama untuk Tuhan lihat dan perhatikan.

Dalam diam Nyai berbisik.

"Aku bersalah dan aku berdosa, tapi aku tak bisa berbohong betapa aku mencintai untuk segala hal yang dia miliki. Aku tak perlu jawaban Mu ya Tuhanku, aku sangat yakin Engkau murka. Aku tak bisa menahan perasaan ini untuk berlebih dalam merasa dan mencinta. Sungguh aku tak bisa lagi menyimpan rapat, saat rasa sayang yang aku tutup dengan baik, tiba-tiba ingin menyeruak mendampingiku dalam caraku mencurimu".

"Kartu merah telah menanti, berharap Tuhan tak memberikannya, aku belum siap bila Kau beri aku skorsing, aku pun belum siap bila aku tak boleh berlaga".

"Ciptaan Mu terlalu indah untuk aku abaikan, kenapa Kau ciptakan sepasang mata tajam yang membuatku tak berhenti untuk menatap dalam ada dan tiada dirinya".

"Terlalu berharga untuk aku singkirkan, sungguh aku tak pernah sanggup untuk tidak memikirkannya dalam sadar dan ketidaksadaranku"

Nyai sedikit berteriak, pangapunten gusti....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun