Tentu, gejolak di masyarakat belum sepenuhnya reda, berbagai isu berat seperti tertangkapnya koruptor masih akan mewarnai berita sehari-hari.
Selain itu, berbagai pihak juga masih terus melakukan upaya-upaya pemecahan bangsa baik dilakukan secara langsung maupun dalam dunia digital.
Sebagai warga sipil, tentu kita wajib untuk terus melakukan pengawasan terhadap kinerja pemerintah dan seluruh jajarannya, namun kita juga perlu legowo, rendah hati untuk mengapresiasi niat baik pemerintah, dan selanjutnya mendukung mereka agar tetap bersama rakyat.
Untuk itu, himbauan Kardinal Ignatius Suharyo untuk segera melakukan taubat nasional bukanlah sekadar seruan semata, namun penting untuk dilakukan bersama untuk mendapatkan kedamaian lahir-batin serta pikiran yang tenang.
Ragam pertengkaran tidak akan selesai dan akan terus menjadi besar jika Ia terus diberi bahan bakar kemarahan. Pertaubatan nasional, sebagaimana yang disebutkan Kardinal Suharyo, bisa dimulai dari Presiden Prabowo, diikuti oleh seluruh jajaran pemerintahan hingga ke masyarakat secara menyeluruh.
Taubat nasional dalam hal ini tidak sebatas dalam artian sempit berdoa memohon ampun, namun taubat dalam arti yang lebih luas yakni mengakui kesalahan dan mencoba memperbaikinya.
Kondisi tatanan pemerintahan dan sosial yang penuh amarah dan energi negatif, tidak saja membuat mental dan psikologis kita terganggu namun juga kondisi alam semesta yang ikut bergejolak.
Dalam hal ini, kita perlu mengendorkan amarah dan bersikap rendah hati untuk saling memahami, saling memberi waktu, dan menocba untuk bersama-sama melakukan berbagai upaya perbaikan.
Jika masyarakat adat memiliki ritual pendinginan alam untuk membersihkan berbagai energi negatif di sekitar kita, kita juga bisa mengupayakannya bukan dalam artian kita harus mengikuti tata cara ritualnya, namun dalam artian memahami substansinya.
Kita manusia merupakan bagian dari alam semesta, maka mendinginkan alam perlu dimulai dari diri kita terlebih dahulu.
Konsep mendinginkan alam Komunitas Adat Ammatoa, saya pahami tidak sakadar terkait dengan lingkungan, namun lebih dari itu, adalah semua tatanan yang ada; kondisi batin masyarakatnya, relasi manusia dengan sesama, pemerintah dengan warganya, ataupun manusia dengan alamnya.