Mohon tunggu...
Christine Huangyi
Christine Huangyi Mohon Tunggu... -

Pingin Kuliah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apakah Jokowi Khianat Terhadap Janji?

17 Maret 2014   17:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:50 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

By : Christine Huangyi

Menurut Aiy pencapresan om Jokowi minus etika, ini dikarenakan om Jokowi bahkan belum genap dua tahun memimpin Jakarta. Belasan janji politiknya sampai detik ini pun tidak bisa ia kerjakan dengan baik. Jika semua pemimpin atau partai lebih mementingkan kepentingan partai dari pada Negara, maka berbahaya jika praktek atau budaya politik ini dilakukan.

PDIP sebagai partai tentu menyadari bahwa pilihan mereka mengusung om Jokowi lebih banyak faktor kepentingan pendek, yaitu merebut kekuasaan dan menguasai istana Negara. Tante Megawati sudah begitu berhasrat untuk kembali ke istana tanpa melihat lagi etika politik yang santun dan elegan.

Kelemahan PDIP sebagai partai yang memiliki banyak catatan tentu tidak mampu kalau hanya mengandalkan elit politik dalam dinasti keluarga Soekarno. Jajaran elit tuanya pun tak mampu menjadi magnet untuk dipilih. Rakyat pun melihat banyaknya politisi PDIP yang terjerat kasus korupsi.

Melihat kans om Jokowi mendapatkan momen yang tepat, elit – elit PDIP dan tante Megawati memanipulasi logika bahwa rakyat banyaklah yang meminta om Jokowi untuk menjadi presiden ditahun ini. Manipulasi dukungan dan harapan ini pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan hasil perolehan yang meningkat untuk mendapatkan kursi diparlemen.

Strategi dan taktik yang dilakukan oleh PDIP sebagai partai tentu hal yang menarik dan pantas dilakukan. Memanipulasi logika dan harapan akan menjadikan PDIP sebagai partai yang paling bisa diharapkan oleh rakyat Indonesia.

Ada dua kemungkinan yang diharapkan oleh PDIP dalam hal ini. PDIP berharap rakyat tidak hanya memilih om Jokowi tapi juga partainya sebagai perwakilan partai. Atau harapan paling kecil, PDIP mendapatkan suara gratis untuk mendapatkan dukungan bagi om Jokowi.

Praktek politik PDIP dan tokohnya yang punya kecenderungan untuk melanggar janji dan meninggalkan pekerjaannya yang belum selesai akan berdampak buruk dimata masyarakat. Rakyat yang cerdas secara politik akan menimbang – nimbang layakkah memilih partai dan tokohnya yang hanya mementingkan kepentingan jangka pendek? Layakkah memilih pemimpin yang pekerjaannya belum selesai hanya karena nafsu untuk mendapatkan jabatan yang lebih tinggi?

Pendiikan politik apa yang didapatkan rakyat ketika melihat manuver PDIP dalam membuang kontrak politik Jokowi terhadap warga Jakarta? Bagaimana jika kedepannya semua partai dan tokoh bersikap oportunis, pragmatis dan bernafsu mendapatkan jabatan yang lebih tinggi? Apa yang terjadi dengan negeri ini?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun