Mohon tunggu...
Christie Stephanie Kalangie
Christie Stephanie Kalangie Mohon Tunggu... Akuntan - Through write, I speak.

Berdarah Manado-Ambon, Lahir di Kota Makassar, Merantau ke Pulau Jawa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tentang Buku Pelajaran

22 November 2020   12:42 Diperbarui: 23 November 2020   10:22 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah hidup orang ibarat buku pelajaran dan akan selalu ada pesan tersembunyi yang bisa kamu ambil dari hal-hal yang kamu lihat, atau yang kamu dengar. | Ilustrasi: Shutterstock via Kompas.com

Ada yang masih menikmati indahnya kehidupan menjadi freelancer, ada yang berbahagia karena usahanya sedang di atas awan, ada yang masih hunting job saat susahnya mencari pekerjaan di tengah pandemi seperti ini, ada yang dikejar-kejar tagihan dan tunggakan lainnya, dan masih banyak cerita menarik lainnya yang kami bahas dengan haha-hihi. 

Source Photo: i.huffpost.com 
Source Photo: i.huffpost.com 

Saya belajar satu hal penting disini, bahwa semua orang itu seperti buku. 

Kalau hari ini saya bertemu dengan seorang penjual air minum yang harus bekerja keras demi dirinya dan anaknya, saya belajar untuk bersyukur dengan apapun yang saya miliki saat ini. Walau banyak rintangan hidup yang dijalani dan seperti tidak ada habisnya, tapi setidaknya saya masih lebih beruntung dari beliau, bukan? 

Sama halnya dengan hanya mendengarkan cerita kelulusan dari seorang teman, saya turut berbahagia dengan pencapaian yang ia miliki saat ini, juga turut merasakan kesedihan dengan kisah hidup mereka yang sepertinya belum menemukan peruntungannya. Tapi, tentu saja dari hal tersebut banyak pelajaran yang bisa didapatkan. 

Misalnya, saat bertemu dan berbincang dengan Si A yang harus menjadi tulang punggung keluarganya. Lelah, rasanya ingin berteriak, marah, dan menangis akan susahnya hidup dewasa ini. 

Tapi apa daya, melihat keluarganya yang masih sangat membutuhkan keberadaannya membuat ia harus bangkit setiap pagi, mengejar kereta di saat semua orang masih terlelap demi mencari uang halal. Ya, demi keluarga yang sangat ia cintai. 

Kalau dengan Si B, mendengar ceritanya yang penuh semangat itu, saya percaya bahwa apa yang telah ia capai hingga saat ini adalah karena ia pantang menyerah.

Walau bobot tubuhnya yang sering membuat ia di-bully, tapi ia berusaha tegar dan apa yang dimiliki saat ini adalah hasil usaha dan kerja kerasnya di masa lampau. Sekarang, ia hanya ongkang-ongkang kaki dengan uang yang masuk ke dompetnya setiap hari. 

"Usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil," adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan pencapaian Si B. Meski dulu ia selalu jadi bahan olokan, tapi tekadnya yang kuat membuatnya tetap tegar berdiri dengan kakinya sendiri dan membuktikan bahwa ia bisa, ia mampu dan ia kuat. 

Beda halnya dengan Si C yang sudah mempersiapkan segalanya untuk pernikahannya tapi harus menelan pil pahit karena pasangannya mendua di belakang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun