Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Sempurnakan Puasa Ramadhan dengan 10 Sunnah saat Idul Fitri

8 April 2024   13:42 Diperbarui: 8 April 2024   13:45 1136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebentar lagi bulan Ramadhan yang penuh dengan berkah akan segera berlalu. Setelah sebulan penuh kita berjuang meraih segala keberkahan yang ada di dalamnya dengan menjalani puasa Ramadhan, shalat tarawih, witir dan ibadah-ibadah lainnya.

Ibadah-ibadah itu semua tentu harus kita sempurnakan, pertama tentu saja dengan membayar zakat fitrah sebagaimana yang diperintahkan oleh Rasulullah dalam haditsnya:

"Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah satu sha' kurma atau satu sha' gandum atas umat muslim, baik hamba sahaya maupun merdeka, laki-laki maupun perempuan, kecil maupun besar. Beliau Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memerintahkannya dilaksanakan sebelum orang-orang keluar untuk shalat (Idul Fitri)" (HR Bukhari-Muslim).

Nah, selain itu ada banyak sunnah-sunnah yang memiliki keutamaan-keutamaan yang bisa kita raih untuk lebih menyempurnakan pahala-pahala puasa kita, hingga pelaksanaan shalat Ied dan bahkan setelahnya. Semangat beribadah tentu harus tetap berupaya dipertahankan sebagai manifestasi ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wataala.

Sebagai penyempurna ibadah Ramadhan, ada beberapa sunnah yang mungkin saja kerap kita lupakan, saking gembiranya kita menyambut hari kemenangan Idul Fitri. Berikut beberapa sunnah menyambut Idul Fitri:


1 Menghidupkan Malam Idul Fitri

Salah satu sunnah setelah akhir bulan Ramadhan adalah menghidupkan malam 1 Syawal (Idul Fitri) dengan gema takbir dan qiyamul lail (shalat malam).

Rasulullah SAW bersabda:  "Siapa saja yang qiyamul lail pada dua malam Ied (Idul Fitri dan Idul Adha) karena Allah demi mengharap ridha-Nya, maka hatinya tidak akan mati pada hari di mana hati manusia menjadi mati," (HR As-Syafi'i dan Ibnu Majah).

Meski hadits ini dari sisi riwayatnya tergolong hadits dhaif (lemah), namun menurut para ulama  hadits tersebut masih masuk dalam kategori dapat diamalkan karena berkaitan dengan hal keutamaan ibadah.

2. Melaksanakan Sholat Ied

Shalat Ied pastilah tidak ada kaum Muslim yang melupakannya. Hukum sholat Ied sendiri adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan) yang dilaksanakan sejak tahun kedua hijriah.

Akan tetapi karena shalat Ied hanya terjadi dua kali dalam setahun yaitu saat Idul Fitri dan Idul Adha saja, mungkin banyak yang terlupa akan tata caranya, termasuk bahwa antara shalat Ied dan khutbah adalah satu rangkaian rukun yang tak terpisahkan. Jadi rangkaian shalat Ied baru berakhir setelah khatib turun dari mimbar.

3. Disunnahkan Mandi Sebelum Berangkat Shalat Idul Fitri

Kesunnahan mandi sebelum berangkat shalat Idul Fitri ini merupakan atsar atau anjuran yang disandarkan pada sahabat nabi (mauquf):

Dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu, seseorang pernah bertanya kepada Baginda Ali mengenai mandi. Beliau menjawab, "Mandilah setiap hari jika kamu mau." Orang tadi berkata, "Bukan. Maksudku, manakah mandi yang dianjurkan?" Beliau menjawab, "Mandi pada hari Jum'at, hari Arafah, hari Idul Adha dan Idul Fithri." (HR. Al-Baihaqi) disahihkan oleh Syaikh Al-Albani.

4. Berhias Diri dan Memakai Pakaian yang Terbaik

Kesunnahan berhias diri termasuk memakai wangi-wangian dan memakai pakaian terbaik ini disandarkan pada riwayat dari Jabir radhiyallahu anhu, ia berkata:

"Nabi Shallallahu Alaihi Wa sallam memiliki jubah khusus yang beliau gunakan untuk Idul Fitri dan Idul Adha, juga untuk digunakan pada hari Jum'at." (HR. Ibnu Khuzaimah dalam kitab shahihnya, 1765).

Demikian pula atsar yang diriwayatkan Al Baihaqi dengan sanad yang sahih bahwa "Umar radhiyallahu anhu biasa memakai pakaian terbaik di hari Ied"

Namun, meski ini disunnahkan aturan berpenampilan terbaik haruslah sesuai dengan tuntunan aturan dalam islam, seperti tidak berlebihan, menutup aurat dan yang penting pula bagi muslimah untuk tidak memakai wangi-wangian karena adalah lebih baik baginya untuk tidak menampakkan kecantikannya di hadapan laki-laki lain.

5. Makan Sebelum Shalat Idul Fitri

Saat Idul Fitri disunnahkan untuk makan sebelum keluar rumah menuju ke tempat shalat, sebab pada pada hari raya Idul Fitri  ada larangan berpuasa pada hari kemenangan ini. Diriwayatkan dari Anas bin Malik :

"Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam tidaklah keluar pada hari Idul Fitri (menuju ke tempat shalat) sampai beliau makan beberapa kurma terlebih dahulu. Beliau memakannya dengan jumlah yang ganjil." (HR. Bukhari).

Meski, dalam riwayat hadits di atas Rasulullah memakan kurma, tetapi kita boleh dan tetap berpahala memakan makanan yang halal lainnya yang tersedia di rumah.

6. Bertakbir Saat Menuju ke Tempat Shalat

Ketika puasa Ramadhan telah sempurna kita laksanakan, salah satu cara untuk mensyukurinya adalah dengan memperbanyak takbir mengagungkan kebesaran Allah Subhanahu Wa Taala.

"Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam biasa keluar hendak shalat pada hari raya Idul Fitri sambil bertakbir sampai di lapangan dan sampai shalat hendak dilaksanakan. Ketika shalat hendak dilaksanakan, beliau berhenti dari bertakbir." (hadits disahihkan oleh Syaikh Al Albani)

Berdasarkan kesepakatan empat ulama madzhab disyariatkan bertakbir dilakukan oleh setiap orang dengan menjaharkan (mengeraskan suara) bacaan takbir.

7. Berjalan Kaki Menuju Tempat Sholat

Berjalan kaki menuju tempat shalat Ied menjadi sunnah yang dianjurkan, ini berdasarkan pada perkataan sayyidina Ali bin Abi Thalib yang diriwayatkan oleh Al-Tirmidzi yang menyatakannya sebagai hadits hasan:

"Termasuk sunnah Nabi adalah keluar menuju tempat shalat Ied dengan berjalan kaki".

Berjalan kaki menuju ke tempat shalat Ied ini tentu bergantung pada jarak rumah dan tempat shalat, jadi sebisa mungkin sebaiknya memilih tempat shalat yang terdekat yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki, bukannya memilih tempat shalat yang ramai atau favorit tetapi jarak tempuhnya terlalu jauh untuk ditempuh dengan berjalan kaki.

8. Pergi dan Pulang Shalat Ied Melewati Jalan yang Berbeda

Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam ketika hari Ied membedakan jalan pergi dan pulangnya, sebagaimana diriwayatkan dari berbagai hadits yang salah satunya sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Jabir radhiyallahu anhu, ia berkata : bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam ketika waktu hari Ied, beliau membedakan jalan antara pergi dan pulang. (HR. Bukhari)

Banyak pendapat dari para ulama tentang maksud dan tujuan Rasulullah menempuh jalan yang berbeda saat pergi dan pulang dari shalat Ied ini, termasuk bumi yang dilalui akan menjadi saksi jalan kebaikan kita, kemudian untuk mencari rahmat Allah SWT dll.

Dan apapun itu, sebagai ummat Rasulullah kita hanya harus meneladaninya. Allah SWT berfirman:

"Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu..." (QS Al Ahzab: 21).

9. Saling Memberi Ucapan Selamat

Adalah sunnah yang baik yang bisa kita lakukan di hari raya Idul Fitri adalah saling memberi ucapan selamat, sambil saling bersalam-salaman demi mempererat ukhwah di antara kita.

Ucapan selamat disini sebenarnya tidak diberi aturan yang ketat di dalam syari'at kita. Ucapan apa pun yang diutarakan selama maknanya tidak keliru tetap bisa dipakai. Seperti kebiasaan kita mengucapkan Taqabbalallahu minna wa minkum" (semoga Allah menerima amalan kami dan kalian) ada yang menambahkannya dengan shiyamana wa shiyamakum (puasaku dan puasamu), Minal 'aidin wal faidzin,l (semoga kembali dan meraih kemenangan), Kullu 'aamin wa antum bi khair (semoga di sepanjang tahun terus berada dalam kebaikan), Ied mubarak (semoga menjadi 'Ied yang penuh berkah).

Dari Jubair bin Nufair, ia berkata bahwa jika para sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berjumpa dengan hari Ied (Idul Fitri atau Idul Adha), mereka saling mengucapkan, "Taqabbalallahu minna wa minkum (Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian). (Hadits dihasankan oleh Al Hafizh Ibnu Hajar Al Azqalani).

10. Saling Mengunjungi Rumah Kerabat

Tradisi saling berkunjung (silaturrahmi) saat hari raya Idul Fitri sudah ada sejak zaman Nabi. Rasulullah ketika Idul Fitri tiba, beliau mengunjungi rumah para sahabatnya. Begitu pun dengan para sahabatnya saling mengunjungi.

Pada kesempatan itu, intinya Rasulullah dan sahabatnya saling mendoakan kebaikan satu sama lain, mungkin dalam kesempatan tersebut ada jamuan-jamuan, itu tentu sesuatu yang baik.

Dalam masyarakat kita silaturrahmi saat lebaran Idul Fitri ini menjadi sebuah tradisi yang penting, sehingga yang namanya mudik itu menjadi sebuah "ritual" tahunan yang cukup "menghebohkan". Demikian juga dengan persiapan sajian makanan dan kue-kue lebaran bisa menjadi beban tersendiri.

Yang harus diingat adalah sunnahnya datang ke tempat sanak famili dan kerabat dengan saling mendoakan untuk mempererat tali silaturrahmi dan ukhwah islamiyah. 

Taqabbalallahu minna wa minkum shiyamana wa shiyamakum. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun