Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Rutinitas Harianku Menjadi Aktifitas Setelah Sahurku

13 Maret 2024   23:11 Diperbarui: 13 Maret 2024   23:12 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Getty Images/Rifka Hayati

Salah satu rangkaian penting dalam berpuasa adalah Sahur. Sekalipun sahur bukanlah merupakan kewajiban, tetapi hanyalah sebuah sunnah, namun ada begitu banyak keberkahan yang Allah Subhanahu Wa Taala berikan di dalamnya.

Sahur itu sendiri secara bahasa memiliki makna 'makanan dan minuman yang dimakan pada saat sahar', sahar ini adalah waktu yang merujuk pada waktu sebelum subuh. Tepatnya waktu yang dimulai pada sepertiga malam terakhir hingga saat menjelang subuh.

Keutamaan sahur itu sendiri sebagaimana dikatakan dalam beberapa hadist. Salah satunya adalah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Disebutkan bahwa Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wassallam bersabda:
"Barangsiapa ingin berpuasa, maka hendaklah dia bersahur," (HR Ahmad).

Begitu juga hadist dari Anas bin Malik yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:  "Makan sahurlah kalian karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah."

Demikian pula dengan hadist yang dinukil dari Abu Sa'id Al Khudri RA yang menyebut bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam  berkata, : "Bersahur itu adalah suatu keberkahan, maka janganlah kamu meninggalkannya, walaupun hanya dengan seteguk air, karena Allah dan para malaikat bersalawat atas orang-orang yang bersahur (makan sahur)," (HR Ahmad).

Terkait dengan waktu makan sahur yang berlangsung di sepertiga malam akhir, dimana di waktu-waktu ini banyak orang yang masih terlelap dalam tidur pulasnya. Jikalau pun sempat terbangun dan makan sahur, banyak di antaranya yang kembali ke peraduan dan lanjut tidur.

Tidur setelah sahur ini, sangat tidak dianjurkan di dalam Islam sekalipun tidak ada larangan, tetapi mengingat waktu setelah sahur itu ada kewajiban penting bagi umat muslim yakni shalat. Tertidur dalam kekenyangan itu dapat menjadikan tidur menjadi pulas, sehingga dikhawatirkan membuat waktu shalat subuh menjadi terlewat.

Bukan hanya itu, tidur setelah sahur yang artinya perut dalam keadaan kenyang bisa membawa dampak yang buruk bagi kesehatan.  Memenej waktu sahur merupakan sesuatu hal yang penting agar keberkahan waktu sahur, keberkahan bulan Ramadhan dapat kita raih dengan maksimal.

Saya sendiri, punya kebiasaan mengakhiri waktu makan sahur, mengikuti sunnah Rasul yang menganjurkan umatnya mengakhirkan makan sahur dan mendahulukan berbuka. Saya makan sahur kira-kira saat selesai makan, suara shalawat dari masjid sudah berkumandang (imsak), jadi hanya ada sedikit waktu yang tersisa sebelum ke masjid untuk menunaikan shalat subuh.

Jadi jika berbicara tentang aktifitas setelah sahur, aktifitas saya adalah rutinitas biasa yang saya lakukan sehari-hari jika akan ke masjid, mandi (kadang juga tidak) dengan segala aktifitasnya, berwudhu, berpakaian dan lalu ke masjid shalat subuh, kemudian berdiam diri sambil berdzikir di masjid.

Nah, untuk aktifitas terkait momentum Ramadhan di waktu sahur, saya lakukan justru saat menunggu waktu makan sahur yang sengaja saya akhirkan. Apalagi karena, sudah menjadi kebiasaan ibunya anak-anak yang saya minta dibangunkan jam empat (waktu subuh dikota saya pukul 4.40 Wita) tetapi dibangunkannya jam 3 dan Ia bilang kalau sudah jam 4.30.

Tetapi bagi saya, dengan bangun pukul tiga menjadi waktu terbaik untuk melaksanakan ibadah malam dengan khusyuk, dengan tenang dan tak terburu-buru, shalat tahajjudnya, dzikirnya dll.

Yang jelasnya tantangan bangun sahur itu adalah ngantuk. Setelah aktifitas pasca berbuka puasa lanjut tarawih, tadarus dll, mungkin kita baru bisa beranjak tidur paling cepat pukul 11.00. Kurangnya waktu tidur, apalagi bagi orang yang belum terbiasa tentu sangat merepotkan.

Dalam hal ini, tentu dibutuhkan kiat-kiat atau setidaknya ada rencana kegiatan yang harus dilakukan untuk menghadapi tantangan berat melawan kantuk, khususnya bagi orang-orang yang belum terbiasa.

Satu resep ampuh untuk melawan rasa kantuk dan rasa malas adalah segera berwudhu. Sungguh secara pribadi saya membuktikan sendiri semengantuk apapun kita, jika telah tersentuh air wudhu maka rasa kantuk dan rasa malas itu akan segera hilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun