Tantangan samber THR Kompasiana hari ketujuh ini betul-betul membuat saya jadi peras kepala mencari ide. Bayangkan, temanya hiburan sahur yang tak biasa, hiburan di saat sahur itu macam mana? Waktunya yang kepepet, mood yang belum stabil, suasananya yang sepertinya kurang mendukung untuk mencari hiburan.
Sepertinya tantangan hari ketujuh ini biarlah berlalu, mau dibikin apa, saya benar-benar kehabisan ide. Tapi masak sih harus menyerah, begitu saya membathin, ikutan tantangan samber THR bukan sekedar mencari hadiah akan tetapi tantangan untuk pembuktian jangan mengaku kompasianers kalau tidak bisa menghadapi tantangan Kompasiana untuk menulis setiap hari sesuai tema sampai akhir program.
Iming-iming hadiah yang diberikan Kompasiana juga cukup menggoda, tetapi terlepas dari semua itu, saya yakin sebagian besar kompasianers bukan memandang hadiahnya tetapi bagaimana eksistensi sebagai K-ners itu mendapat tempat apalagi kalau menjadi pemenang, kebanggaannya jauh lebih besar dari hadiahnya.
Terus terang itulah yang membuat saya penasaran sejak hari pertama, membaca tema untuk hari ketujuh membuat saya gregetan tidak tahu harus menulis hiburan macam mana saat sahur itu, masak harus menyerah, sekian tahun menjadi kompasianers tapi  belum pernah menang lomba, apa kata dunia? Bukannya ambisius mengejar prestasi, tetapi wajar dong merasa penasaran, pingin jugalah ngerasain bagaimana rasanya jadi pemenang apalagi di eventnya Kompasiana tentu suatu kebanggaan yang bisa diceritakan kepada banyak orang.
Dari rasa penasaran itulah yang membuat saya terus mencari ide dan bahan tulisan untuk mengikuti setiap tema samber THR. Tetapi waktu juga terbatas ketika siang hari harus berurusan dengan pekerjaan kantor hingga sore, masuk waktu berbuka puasa terus lanjut ke ibadah malam yang tak terputus mulai dari shalat Magrib, Isya hingga tarawih dan witir, setelah itu masih dilanjutkan dengan tadarus Al-Qur'an 1-2 jus. Kemudian tidur sampai nanti bangun tahajud dilanjutkan sahur.
Ternyata waktu terbaik saya untuk mencari ide itu adalah di saat sahur meski waktunya cukup terbatas, kenapa demikian?. Ceritanya saya sudah mengatur jadwal saya, saya minta dibangunkan sahur pukul 3.30, nah istri saya membangunkannya pukul 3.00, tetapi saat membangunkan istri bilang sudah pukul 4.00, nah kontan saja saya langsung bangun karena takut kesiangan, tapi alhamdulilah ternyata masih jam tiga.
Karena bangunnya lebih cepat, urusan tahajud selesai, ada dong waktu luang menuju waktu sahur, disitulah saya pakai untuk searching ide di internet dan rupanya ini membuat saya merasa sangat enjoy, rupanya mencari ide di waktu dini hari jelang sahur ini cukup menghibur, jadi bolehlah dijadikan hiburan sahur tak biasa.
Selesai searching ide lanjut membuat draft tulisan, semuanya mengalir lancar satu jam cukuplah untuk membuat perasaan plong dan pengalaman inilah yang ternyata menjawab tantangan tema samber THR Â hari ketujuh yang sejak hari pertama membuat saya terus berpikir apa yah yang akan saya tulis. Ternyata hiburan sahur tak biasa bagi saya yang hobi menulis itu adalah mencari ide dan menulisnya disaat sahur, yang saya istilahkan kepepet manja he he he.
