Maka meledaklah tawa teman-teman yang ada. Menyadari kalau dia salah, dengan cepat Bubu beralasan kalau dia masih ngantuk dan matanya kabur tidak bisa melihat tulisan dengan baik.
Oh iya, di jaman kami sekolah dulu di tahun 1970-80an, jaman sebelum ada internet, belum ada hp, salah satu hobi anak sekolahan waktu itu adalah membaca.
Bagi anak-anak yang berprestasi tentu bacaannya buku-buku pelajaran atau buku-buku ilmiah. Bagi anak-anak gaul bacaannya majalah remaja seperti "Hai", "Anita Cemerlang" atau novel lima sekawan karya Enid Blayton atauÂ
Klub Detektif karya Wolfgang Ecke serta cerita detektif remaja Jupe, Pete, dan Bob, dalam novel Trio Detektif karya Robert Arthur.
Nah, bagi anak-anak yang sedikit urakan dan nakal bacaannya mulai dari Kho Ping Ho, komik cerita silat, juga tak luput cerita serial pendekar 212 Wiro Sableng. Dan yang lebih sadis lagi bacaannya Novel dewasa Nick Carter atau Black Samurai karya Marc Olden.
Nah, berawal dari novel Nick Carter, akhirnya si Bubu bertekad untuk betul-betul belajar untuk bisa membaca. Kok bisa gitu, gimana ceritanya hingga Bubu bisa membaca karena novel Nick Carter itu.
Ceritanya waktu itu seorang teman yang memang sedikit urakan, rada-rada gokil istilah kami dulu. Waktu itu, sebut saja namanya Epen, hobinya baca Nick Carter. Saat itu pelajaran lagi kosong, tidak ada guru yang mengajar, si Epen kemudian mengambil novel Nick Carter yang baru disewanya dari penyewaan buku cerita, lalu dia membaca bagian cerita yang erotis dengan suara yang keras.
Bagi yang tahu atau mungkin pernah membaca novel Nick Carter, tentu bisa menebak bagaimana gregetnya gambaran erotisme yang ditulis oleh sang pengarang. Nah, begitulah si Bubu sangat tertarik dengan cerita yang dibaca dengan suara keras oleh Epen.
Maka Bubu pun mendekati Epen, duduk disampingnya dan berlagak serius ikut membaca. Sesaat Epen masih membaca dengan suara keras, namun tiba-tiba di segmen puncak cerita erotis itu, Epen berhenti membaca dengan suara keras, ia hanya membaca dalam hati.
Bubu yang menunggu bacaan Epen mulai gelisah dan penasaran.
"Kenapa kau baca pelan, Pen? Baca yang keras dooong" kata Bubu