Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Mondau" Tradisi Berladang Suku Tolaki yang Penuh Ritual

28 Juni 2022   00:00 Diperbarui: 28 Juni 2022   11:46 3175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tradisi berladang. Sumber: Kompas.com/Iwan Setiyawan

Apabila terdengar bunyi burung Sui  seperti “moko-koesi” yaitu bunyi seperti suara orang yang sedang bersiul dengan merdu atau “momburi”  bunyi seperti orang sedang meniup maka ini diartikan sebagai pertanda baik. Artinya ladang ini jika nantinya dibakar akan terbakar dan hangus dengan sempurna.

Demikian pula jika terdengar bunyi burung  Pondu-pondu Belatu ini merupakan pertanda bahwa hasil panen akan melimpah. Namun, jika yang terdengar adalah bunyi dari burung Sarere ini artinya peladang harus berhenti membuka lahan karena itu adalah pertanda buruk, seperti misalnya akan terjadi musibah atau kematian.

Setelah seluruh rangkaian kegiatan membuat  pemanua’a yang disebut juga dengan istilah mombewulahako selesai, maka barulah para peladang memulai untuk tahapan selanjutnya yakni Mosalei. Namun, ada rentang waktu antara mombewulahako dengan dimulainya kegiatan Moselei yaitu empat hari. 

Masa empat hari ini menurut keyakinan orang tolaki  adalah kurun waktu yang mombado atau pemali dimana peladang tidak boleh masuk hutan atau memasuki lokasi yang akan dijadikan sebagai areal perladangan.

Tahapan selanjutnya dalam prosesi mondau ini adalah Mosalei yaitu menebang pepohonan kecil serta akar-akaran. Mosalei merupakan tahapan ketiga dalam rangkaian monda’u yang dilakukan pada awal musim kemarau yakni sekitar bulan Juli-Agustus. Dalam tahapan ini yang menjadi sasaran pekerjaan adalah menebang pepohonan kecil dan akar-akaran yang menggantung dan menjalar.

Setelah penebangan selesai, maka pepohonan yang ditebang dan akar-akaran tersebut dipotong-potong agar cepat mengering. Adapun maksud dan tujuan dari mosalei ini agar dalam proses penebangan pohon-pohon besar nantinya para peladang tidak terhambat dan bisa bergerak dengan leluasa serta pohon-pohon besar yang ditebang tidak tersangkut. Juga agar dalam proses pembakaran lahan nantinya dapat hangus dengan sempurna.

Kegiatan mosalei ini lamanya tergantung dari luasnya lahan yang akan dibuka, tetapi umumnya memakan waktu sekitar 2 hingga 3 minggu. 

Selama masa mosalei, para peladang laki-laki untuk sementara tinggal menetap dalam hutan kecuali untuk sesekali mereka balik ke kampung untuk membeli kebutuhan hidup selama di hutan. Setelah mosalei, maka mereka akan kembali ke kampung sambil beristirahat sejenak. 

Lahan akan dibiarkan selama sekitar 1 hingga 2 minggu dengan maksud agar pepohonan dan akar-akaran yang telah ditebang dan dipotong-potong itu telah mengering, sehingga memudahkan dalam proses pembakaran nantinya.

Monduehi adalah suatu tahapan kegiatan dalam monda’u yang dilakukan dengan tujuan untuk menebang pohon-pohon besar. Tahap awal dari monduehi ini disebut molowo yakni suatu kegiatan penebangan hutan selama satu hari pada salah satu kawasan hutan dalam areal perladangan sebagai pertanda dimulainya monduehi.

Dalam tahapan ini  hampir semua pepohonan yang berada dalam rencana lokasi atau lahan perladangan akan ditebang, baik yang berada di kemiringan maupun yang berada di lembah. Kecuali pohon yang terlalu besar atau yang kayunya keras yang tidak ditebang, juga jenis pohon beringin (yang bahasa lokalnya pohon Kapu), khususnya pohon kapu boru yaitu pohon beringin yang berbentuk  seperti boru atau tudung  yang dalam kepercayaan masyarakat lokal dianggap sebagai pohon keramat .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun