Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jejak Roger Milla dan Mario Kempes Bersama Pelita Jaya

11 Januari 2022   00:09 Diperbarui: 11 Januari 2022   14:40 2708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Mario Kempes (goal.com)

Pemain asing silih berganti masuk ke Indonesia untuk mencicipi bermain bersama klub-klub di tanah air. Sejak era kompetisi di tanah air masih berformat Galatama dan Perserikatan, pemain asing telah hadir mewarnai rumput lapangan stadion-stadion sepakbola tanah air.

Di Galatama, Pardedetex klub asal Medan yang memiliki Jairo Matos, Niac Mitra Surabaya yang memiliki David Lee serta Fandi Ahmad sebelum bergabung dengan FC Groningen klub divisi utama Belanda.

Penggunaan pemain asing di pentas sepakbola nasional sempat dihentikan di jaman Syarnoebi Said menakhodai PSSI. Namun kembali diperbolehkan hingga saat ini.

Dari sekian banyak pemain asing yang berkiprah di liga nasional, yang berasal dari Eropa, Amerika Latin dan Afrika serta Asia.

Ada dua nama yang memiliki nama besar yang pernah bermain di Indonesia dan membela klub yang sama namun di waktu yang berbeda, yakni Roger Miller atau Roger Milla dalam ucapan Perancis serta Mario Kempes yang keduanya membela klub milik Nirwan Bakri, Pelita Jaya.

Roger Milla (discogs.com)
Roger Milla (discogs.com)

Roger Milla pemain kelahiran Yaonde, Kamerun 20 Mei 1952, di timnas Kamerun Milla telah bermain 102 kali dan telah mencetak 28 gol selama karirnya bersama timnas Kamerun sejak 1978 hingga 1994. Ia turut membela Kamerun dalam Piala Dunia FIFA 1982, Piala Dunia FIFA 1990 dan Piala Dunia FIFA 1994.

Roger Milla memulai kariernya di klub asal kampung halamannya, Leopard Douala pada tahun 1970. Bersama Leopard Doula, Milla yang bermain sebagai striker itu berhasil memenangi gelar juara Liga.

Roger Milla kemudian pindah ke Tonnere Yaound 5 tahun berselang. Di klub inilah ia menjadi pemain terbaik Afrika pada tahun 1976 di usia 24 tahun.

Sebagai pemain terbaik Afrika tentu saja nama Roger Milla segera dilirik oleh klub-klub Eropa, Ia akhirnya bergabung bersama klub Perancis, Valenciennes pada tahun 1979.

Selama satu musim dan kemudian membela AS Monaco lalu pindah ke Bastia. Lepas dari Bastia, Milla lalu membela klub elit Perancis waktu Saint Etienne selama dua musim sebelum pindah ke Montpellier.

Sukses berkarir di Liga Perancis, membuat federasi sepakbola Kamerun menjadikan Roger Milla sebagai andalan di timnas Kamerun, Milla turun di piala dunia 1982, 1990 dan 1994. Padahal Milla sendiri telah menyatakan pensiun dari sepakbola di tahun 1987 karena faktor usia yang tidak lagi muda 35 tahun.

Namun upaya federasi sepakbola Kamerun "memaksa" Milla untuk comeback bersama timnas di piala dunia 1990 , tidaklah sia-sia. Lewat Piala Dunia yang "dipaksa" ini ternyata justru membuat Roger Milla menjadi bintang turnamen empat tahunan tersebut di usia yang sudah menginjak 38 tahun.

Mencetak total empat gol dan membawa Kamerun sebagai tim Afrika pertama yang mencapai babak perempat final.

Di Piala dunia 1990 ini, ada satu momen yang dilakukan Milla yang sangat tak terlupakan  Saat itu 23 juni 1990, perdelapan final piala dunia 1990, berlangsung laga antara Kamerun melawan Kolombia, laga berlangsung ketat namun belum ada gol yang tercipta hingga babak normal berakhir, pertandingan pun dilanjutkan dengan extra time.

Di sinilah Roger Miller menunjukkan kelas dengan dua golnya dimenit ke-106 dan 109. Tapi satu gol yang mencuri perhatian dan tak terlupakan khususnya bagi fans Kamerun dan juga fans Kolombia adalah gol kedua Milla.

Saat itu Kolombia yang tertinggal satu gol berusaha untuk mengejar, kiper "nyentrik" Kolombia Rene Higuita maju hingga ke seperempat lapangan memainkan bola dengan rekannya.

Namun tiba-tiba Roger Miller atau Milla muncul cepat dan mempecundangi Higuita, merebut bola dan langsung berlari menggiring bola ke gawang yang kosong, meski Higuita berupaya keras untuk mengejar, tapi Milla tak tertahankan untuk menceploskan bola ke gawang kosong dan segera berlari ke tiang corner dan mulai bergoyang dengan goyangan khasnya hula-hula Afrika dance with the lion.

Roger Milla juga masih dipanggil untuk membela Kamerun di piala dunia 1994 yang menjadikannya mencatat rekor sebagai pemain tertua yang tampil di piala dunia. Sayang kiprah Kamerun tak lagi secemerlang empat tahun sebelumnya.

Hanya berselang 6 bulan sejak Piala Dunia 1994, Roger Milla datang ke Jakarta untuk merumput di kompetisi Liga Indonesia bergabung bersama klub Pelita Jaya. Satu musim 1994-1995 bersama Pelita, Milla kemudian pindah membela klub Putra Samarinda.

Pada debutnya bersama Pelita Jaya, pada 8 Januari 1995, Roger Milla langsung membawa timnya menang telak 5-0 atas Persiku Kudus dengan torehan 2 gol dan satu assist.

Secara total, Roger Milla berhasil mengemas 16 gol dan menjadi pahlawan bagi Pelita Jaya dengan mengantarkannya hingga ke babak 8 besar. Sebuah prestasi yang sangat luar biasa buat pemain yang telah berusia kepala empat.

Setahun sepeninggal Roger Milla, Pelita Jaya kembali mendatangkan pemain legend, kali ini yang datang adalah bintang Argentina yang menjadi top skorer dan pemain terbaik di piala dunia 1978, siapa lagi kalau bukan Mario Kempes.

Mario Alberto Kempes Chiodi kelahiran Bell Ville Argentina 15 Juli 1954 merupakan pahlawan Argentina sebelum era Maradona dan Lionel Messi. Dia membawa negaranya menjadi juara Piala Dunia FIFA 1978. 

Selama karir profesionalnya Kempes  pernah membela klub Instituto de Crdoba, Rosario Central, Valencia, River Plate, Valencia, Hrcules, Vienna FC, VSE Sankt Plten, Kremser SC, Fernandez Vial, dan Pelita Jaya.

Di timnas Argentina sendiri, Mario Kempes mencatat 43 caps dan mencetak 20 gol. Kempes membela Argentina di tiga piala dunia, 1974, 1978 dan 1982.

Mario Kempes, sudah malang melintang di kancah sepak bola Internasional dalam kurun waktu 1970-1990-an. 

Selama kurang lebih 20 tahun, Kempes telah berhasil mencatatkan torehan-torehan manis dalam kariernya. 

Namun yang paling bergengsi adalah keberhasilannya menjadi top skorer piala dunia 1978 dengan enam golnya, sekaligus mengantarkan negaranya merebut gelar juara dunia untuk pertama kalinya, serta Kempes juga merebut sepatu emas sebagai pemain terbaik piala dunia 1978.

Satu momen yang terus dikenang dari aksi dan penampilan Mario Kempes di piala dunia 1978 adalah gol keduanya ke gawang Jan Jongbloed.

Saat itu 26 Juni 1978, berlangsung partai final piala dunia 1978 antara tuan rumah Argentina vs Belanda, pertandingan berlangsung seru dan berakhir 1-1 hingga babak normal usai. 

Babak perpanjangan waktu pun berlangsung, dan penonton dibuat terhenyak dari sudut kiri di menit ke-105 Kempes menggiring bola dan berhasil melewati hadangan dua pemain Belanda, sayang sontekannya untuk menjebol gawang lawan masih membentur kaki penjaga gawang yang maju menghadang. 

Namun bola rebound yang diperebutkan oleh Kempes dan dua pemain Belanda, dimenangkan Kempes yang sepersekian detik lebih dulu mencocor bola dan masuk ke gawang yang kosong. Stadion El Munomental yang merupakan markas klub River Plate sontak bergemuruh.

Sebuah gol yang bersejarah, yang membawa Argentina menjadi juara dunia untuk yang pertama kalinya dan menjadikan Kempes sebagai pencetak gol terbanyak turnamen dan sekaligus sebagai pemain terbaik.

Mario Kempes datang ke Indonesia pada tahun 1996 setelah sempat memutuskan untuk gantung sepatu setahun sebelumnya. Kempes bergabung dengan Pelita Jaya yang bermarkas di Stadion Lebak Bulus, Jakarta. Kempes dikontrak oleh Pelita Jaya selama 10 bulan dengan bayaran hingga 4.200 dolar atau sekitar Rp60 juta dalam kurs saat ini.

Meski usianya tak muda lagi, Kempes bisa mengemas 10 gol dalam 15 penampilannya bersama Pelita Jaya. Hal itu membuktikan bahwa sang legenda Argentina belum habis. Sayangnya, kisah Kempes di Pelita Jaya hanya berlangsung selama satu musim. Setelah itu, Kempes benar-benar memutuskan gantung sepatu karena usianya yang tak lagi muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun