Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Setelah Ditolak Banyak Pelatih, Newcastle Pilih Eddie Howe

8 November 2021   16:13 Diperbarui: 8 November 2021   16:27 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: nickbrownmp.com

Akuisisi klub Newcastle United oleh Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad Bin Salman melalui Public Investment Fund (PIF) membuat klub asal Tyneside ini menjadi klub terkaya di Inggris dan dunia.

Aset yang dimiliki PIF sebesar 250 miliar, tentu saja, mengerdilkan kekayaan pemodal dari Abu Dhabi atas klub Manchester City dan pemodal dari Qatar atas Paris St-Germain.

Dengan nilai kekayaan seperti tersebut, Newcastle United tentu bisa saja membeli pemain berlabel mahal. Namun mengingat adanya aturan Financial Fair Play (FFP), kemungkinan besar The Magpies tidak bisa jor-joran membeli pemain "mahal". 

Memang untuk mengangkat Newcastle secara drastis tidaklah mudah, harus melalui proses yang bertahap di masa transisi ini, sama seperti saat Roman Abramovich awalnya  mengakuisisi Chelsea dan Sheikh Mansour mengakuisisi Manchester City.

Namun jika melihat posisi Newcastle yang hingga memasuki pekan ke-11 liga primer Inggris berada di zona degradasi, tanpa meraih satu kemenanganpun hal yang paling krusial yang harus segera ditangani oleh pemilik baru The Magpies adalah pelatih untuk menggantikan posisi Steve Bruce yang dipecat, dan untuk sementara kepelatihan Newcastle dipegang oleh Graeme Jones.

Tetapi sampai sejauh ini, upaya yang dilakukan oleh pihak Newcastle belum membuahkan hasil, entah mengapa beberapa pelatih yang digadang-gadang akan menukangi klub kaya baru ini menolak untuk menerima tawaran melatih. 

Padahal, jika melihat kemampuan finansial pemilik baru klub, tentu pelatih tidak akan menemui kesulitan untuk mendatangkan pemain yang sesuai selera, terlepas dari aturan Financial Fair Play, dengan kemampuan finansial yang dimiliki Newcastle untuk mendapatkan pemain terbaik yang sesuai dengan skema Financial Fair Play tentu sangat-sangat terbuka.

Sebagaimana diungkapkan jurnalis sekaligus pakar sepakbola Spanyol Guillem Balague kepada BBC yang melaporkan bahwa The Magpies sebelumnya telah melakukan pendekatan dengan manajer baru Tottenham Antonio Conte, legenda Barcelona Xavi Hernandez dan mantan manajer Jerman Joachim Low tetapi semuanya telah menolak kesempatan itu.

Terakhir target mereka adalah mantan punggawa PSG dan Arsenal yang kini melatih Villareal, Unai Emery. Namun nampaknya Unai Emery akan menolak kesempatan untuk menjadi manajer Newcastle United dan memilih untuk tetap melanjutkan kontraknya bersama Villarreal. Mantan bos Arsenal itu mengkonfirmasi bahwa dia telah didekati oleh klub Liga Premier, yang menjadikannya pilihan pertama mereka untuk menggantikan Steve Bruce. 

Newcastle berharap untuk memiliki pelatih asal Spanyol itu di kursi pelatih. Tetapi pencarian manajer bagi klub yang bermarkas di St James Park, Newcastle Upon Tyne ini tampaknya akan berlanjut, dengan kemungkinan alternatif  Paulo Fonseca mantan Allenatore AS Roma, serta Eddie Howe mantan pelatih AFC Bournemouth.

Namun kabar terakhir menurut Jurnalis olahraga Italia, Fabrizio Romano, lewat akun Twitter pribadinya, @FabrizioRomano, menyebutkan jika Newcastle telah siap menunjuk satu sosok yang akan menjadi pelatih baru The Magpies, dan itu adalah Eddie Howe yang meninggalkan klub asuhannya Bournemouth usai terkena degradasi di liga primer Inggris.

Dari deretan pelatih yang diincar oleh Newcastle, semuanya menolak, Conte, Xavi, Low, Fonseca juga Zidane, hanya Eddie Howe yang dikabarkan bersedia dan tentu saja ini wajar, perjalanan kepelatihan Eddie Howe yang berada di level medioker, ditawari melatih klub "tajir" apalagi dalam posisi tanpa klub ini bagai mendapat durian runtuh.

 Publik sepakbola tentu bertanya-tanya, ada apakah sehingga klub setajir Newcastle sampai-sampai tak mampu mendatangkan pelatih yang sedikit berpengalaman, setidaknya pernah melatih klub yang bisa mencapai zona Liga Champions.

Memulai karier sebagai pelatih di usia 29 tahun, kiprah Eddie Howe sebagai peracik strategi memang tidak seterkenal pelatih muda lain seperti Julian Nagelsmann, Xavi Hernandez, Andrea Pirlo serta Frank Lampard. Namun satu hal yang menarik dari Eddie Howe adalah perjalanan revolusionernya bersama AFC Bournemouth dari kasta keempat liga Inggris hingga membawa The Cherries mencatatkan sejarah dengan mentas di Premier League untuk kali pertama.

 Mengakhiri karir sebagai pemain pada tahun 2007 akibat cedera pada engkel, Eddie Howe yang merupakan bek andalan Bournemouth kembali ke lapangan hijau dengan menjabat sebagai pelatih tim junior Bournemouth di tahun 2008. Hanya beberapa bulan di tim junior, Eddie Howe langsung ditarik ke skuad utama dan menggantikan pelatih saat itu Jimmy Quinn yang dipecat.  

13 tahun karir kepelatihan Eddie Howe, hanya melatih di dua klub yakni AFC Bournemouth dan Burnley. Tiga tahun awal menukangi Bournemouth di divisi 4 dan 3 liga Inggris, Howe pindah menangani Burnley sebelum akhirnya dipecat dan kembali menangani klub lamanya hingga berhasil tembus ke divisi primer liga, bertahan 5 musim dengan peringkat tertinggi ke-9 di musim 2016/2017 dan terakhir terdegradasi ke liga one setelah hanya finis di posisi ke-18 di musim 2019/2020.

Fans Newcastle tentu berharap banyak pada magis revolusioner yang pernah ditorehkan Eddie Howe yang pernah beberapa kali membawa Bournemouth dari dasar klasemen menuju jejeran puncak, meski demikian para penggila The Magpies tidak berharap muluk-muluk dari kondisi mereka saat ini.  

"Kami tidak menuntut klub untuk memenangkan trofi musim depan. Kami hanya ingin pertumbuhan dan klub sepak bola yang menjadi lebih baik," kata Greg Tomlinson dari Newcastle United Supporters Trust(NUST).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun