Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Diary

Akhirnya Jebol, Aku Terpapar Covid

28 Juli 2021   12:55 Diperbarui: 28 Juli 2021   13:28 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kontan.co.id

Setelah sekian lama berjuang melakukan prokes demi terhindar dari covid-19, akhirnya jebol juga pertahanan saya.

Awalnya dimulai dengan batuk kering sedikit berdahak, tapi saya belum curiga karena sudah sering mengalami batuk seperti ini. Tapi dua hari kemudian, tepatnya setelah idul adha malamnya saya demam tinggi, menggigil dan sakit sekujur tubuh, dan ini terus berlangsung selama beberapa hari dan puncaknya hari Minggu pagi saya sudah mengalami anosmia, kehilangan indera penciuman.

Awalnya saya mencoba menikmati secangkir kopi panas, tapi kok tidak ada aromanya, dan rasanya juga tidak seperti kopi yang biasanya saya minum.

Wah ini alamat buruk batinku, untuk menghibur diri yang mulai cemas, saya menulis puisi dengan judul "kopi" dan posting di Kompasiana, alih-alih menghilangkan cemas malah tambah drop, puisi tentang nikmatnya kopi tapi oleh saya sendiri saat ini tidak bisa saya nikmati, puisinya malah dicuekin admin tidak diberi label pilihan, waduh perasaan waktu itu campur aduk.

Meski banyak masukan bahwa tidak perlu periksa, karena itu gejala umum yang terjadi saat ini, kehilangan penciuman tapi negatif, tapi saya tidak mau berandai-andai mengambil keputusan tanpa dasar yang valid yaitu swab paling tidak antigen.

Senin saya coba ke laboratorium swasta untuk melakukan swab antigen, tapi disana begitu banyak orang, tidak ada juga petugas yang mengarahkan, saya lihat ada mesin nomor antrian, saya tekan dan ternyata dapat nomor antrian 57, sementara didalam itu ada lebih dari 50 orang dan tidak ada petunjuk sudah nomor antrian berapa. Daripada berisiko menularkan penyakit atau mungkin tertular, saya pilih keluar dan menuju ke puskesmas.

Tadi waktu berangkat dari rumah saya naik grab, tapi karena paket data tidak ada (dirumah pakai WiFi) akhirnya saya jalan dan ketemu tukang ojek, saya bilang mau ke puskesmas untuk periksa covid, saya tanya apa mau mengantar saya?, tukang ojeknya bilang tidak masalah, dan bersedia mengantar, bahkan waktu sampai di puskesmas, beliau bilang mau ditunggu, saya bilang jangan mungkin lama, tapi beliau bilang tidak apa biar ditunggu, setelah saya masuk diperiksa dan ternyata positif, saya keluar dan bilang ke bapak tukang ojek bahwa saya positif covid, jadi tidak perlu diantar.

Padahal saya sendiri bingung mau pulang naik apa, tapi puji dan syukur kehadirat Allah SWT, bapak ojeknya bilang, tidak apa nanti saya antar, kalau saya tidak antar bapak mau pulang naik apa katanya.

Disini saya tersadar bahwa didalam pandemi yang bikin "kacau" kehidupan ini, ternyata nilai kebaikan tidak luntur, masih ada orang yang berpikir positif, beliau menghargai saya yang sakit dan tetap mau mengantar saya pulang.

Yah setelah pulang, saya jadi santai, melihat masih ada orang baik di sekitar saya padahal saya tidak kenal dan beliau juga tidak kenal saya. Saya yakin Allah SWT pasti akan menolong, dan pertolongan itu Allah kirim melalui orang-orang yang tulus memberikan support dan semangat serta doa demi kesembuhan saya. 

Begitu teman dan kerabat tahu kalau saya positif dan harus isoman, begitu banyak perhatian yang datang, ada yang mengirimkan obat2an herbal, vitamin, buah2an, obat peningkat imun, makanan dan macam-macam lagi, mereka ada yang datang langsung, ada yang melalui kurir, ada yang chat, ada yang menelpon, memberikan support, pokoknya perhatian yang diberikan sudah menjadi separuh obat bagi saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun