Mohon tunggu...
Christine Mariska
Christine Mariska Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga -

-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nyalakan Semangat Energi Sulawesi Tengah

22 Oktober 2018   00:16 Diperbarui: 22 Oktober 2018   00:46 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : dokumen pribadi

Belum kering luka akibat gempa di lombok pada 5 agustus 2018 lalu, kini gempa dan tsunami mengguncang Sulawesi Tengah. Menyisakan kesedihan dan duka, bagi mereka yang jadi korban, sampai orang-orang yang entah di mana-mana yang tidak terkena bencana pun tetap merasakan bagaimana rasanya kehilangan dan kehancuran.

Tercatat gempa berkekuatan 7,4 SR dan tsunami setinggi 3 meter menerjang pesisir Palu, Sigi dan Donggala. Banyak yang hancur, dari berbagai bangunan, fasilitas publik, sekolah-sekolah, dan sebagainya. Namun panggilan rasa kemanusiaan membuat banyak orang di luar lokasi bencana pun tergerak untuk bisa melakukan apa yang bisa dilakukan.

Pertamina, sebagai salah satu BUMN turut berkontribusi meringankan beban saudara-saudara kita di Sulawesi Tengah. Dengan mengaktifkan crisis center dan sistem RAE (Regular Alternative Emergency), pasokan energi  untuk daerah Sulawesi Tengah dapat diamankan. Caranya dengan menyiapkan energi alternatif dari daerah-daerah terdekat daerah bencana, salah satunya Makasar. Dengan sistem RAE ini, pasokan energi dapat dengan cepat disalurkan ke daerah bencana.

Setelah melakukan identifikasi dampak bencana terhadap Terminal BBM Donggala,  Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBBE), Depot Pengisian Bahan Bakar Udara (DPPU) juga sejumlah lembaga penyalur BBM dan Elpiji, Pertamina mengirimkan 2 Tim Pertamina peduli melalui jalur darat dan laut dengan membawa bantuan logistik dan obat-obatan pada H+1 terjadinya bencana.

Sejak datang, mereka mendirikan posko untuk melayani pengungsi gempa dan tsunami Palu, di mana terdapat shelter pelayanan kesehatan, mushola dan dapur umum. Mereka memetakan kebutuhan, dan mengawali kegiatan dengan apa yang paling dibutuhkan lebih dulu.

Mereka juga turut menghibur anak-anak pengungsi di Palu dengan bermain menggunakan alat yang bisa dibilang sangat seadanya, menyesuaikan dengan situasi emergency. Iya, layaknya situasi darurat, tak mudah untuk bisa memasukkan berbagai logistik ke lokasi bencana. Tidak heran kalau dalam mendampingi anak-anak untuk bermain, mereka memanfaatkan apa yang ada dari sarung tangan dokter, pensil dan botol-botol yang ada di lokasi pengungsian.

Hal ini tentunya sedikit memberikan penghiburan dalam hati anak-anak Palu dan menghindarkan mereka dari trauma berkepanjangan. Melihat tawa anak-anak di wilayah pengungsian, membawa secercah harapan bagi Sulawesi Tengah. Setelah terjun di lokasi bencana, para relawan pun dapat membaca medan sehingga permintaan berbagai peralatan yang dibutuhkan di wilayah pengungsian lebih tepat guna, misalnya mainan anak-anak dan logistik yang lebih dibutuhkan pengungsi.

Selain logistik, BBM menjadi salah satu hal urgen yang dibutuhkan guna menunjang keperluan tranportasi penyaluran bantuan, akses ke lokasi terdampak juga membangkitkan listrik yang padam. Menyadari hal tersebut dan demi memberikan rasa aman kepada masyarakat Sulawesi Tengah, Pertamina mulai salurkan BBM pada 30 September.

sumber : voaindonesia.com
sumber : voaindonesia.com
Memberangkatkan 6 mobil tangki (masing-masing berisi 16 KL) yang memasok BBM ke 4 SPBU di wilayah Palu. Hingga 3 Oktober 2018, sebanyak 11 juta liter BBM telah didatangkan melalui kapal tanker, 12 ribu liter BBM melalui udara dan 500 ribu liter BBM melalui darat. Sebanyak 70 SPBU portable dan 100 dispenser manual dari Jakarta pun turut didatangkan.

Hebatnya lagi, di tengah segala keterbatasan di daerah bencana, mulai 8 Oktober SPBU mulai beroperasi 24 jam. Bukan tanpa alasan, hal-hal tersebut dilakukan agar setidaknya masyarakat Sulawesi Tengah dapat sedikit merasa aman dan tidak was-was akan kurangnya ketersediaan energi.

Menyimak pengalaman Arya Dwi Pramita, External Communication Manager Pertamina di acara Kompasiana Nangkring, Energi untuk Sulawesi Tengah pekan lalu memantik semangat para Kompasianer untuk turut memberikan sumbangsih energi untuk saudara-saudara kita di Sulawesi Tengah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun