"Kamu diberikan waktu 5 menit saja sama seperti puasa yang hanya diberi 30 hari. Kamu memilih benda yang paling mahal di tiap ruangan, sama, kita harus puasa dengan penuh perhitungan atau ihtisab, kita harus memilih amalan yang tertinggi pahalanya di setiap hari puasa. Mengapa kita harus puasa dan hanya tidur? Meski tidur adalah ibadah, banyak ibadah lain yang lebih baik pahalanya. kita harus memilih amalan yang pahalanya terbaik. Penuh perhitunganlah" jawab Bapak itu.
Anto merasa malu dan berkata, "Terima kasih, aku tidak jadi mengambil kelima hal tadi, pelajaran dari Bapak jauh lebih berharga. Terima Kasih." Setelah ijin, Anto pulang dengan janji untuk penuh perhitungan terhadap amal ibadah di bulan Ramadhan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI