Mohon tunggu...
Siti Chairunnisa Haq
Siti Chairunnisa Haq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Mahasiswa aktif UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akhudiat: Sang Penulis Naskah Drama Pasca Orde Baru

27 November 2021   23:46 Diperbarui: 27 November 2021   23:54 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by askmenow on https://www.istockphoto.com/

Berbicara mengenai penulisan naskah drama, tahu tidak bahwa dalam kepenulisan naskah drama Indonesia ada tahapannya lho! Nah, sebelum mengulik lebih jauh mengenai kepenulisan naskah drama, alangkah baiknya mengenal tahapannya terlebih dahulu, yuk!

Ada empat tahapan kepenulisan naskah drama di Indonesia yaitu tahapan pertama pada 1926-1942, tahapan kedua pada 1942-1945, tahapan ketiga pada 1955-1960-an, dan tahapan keempat pada 1970-2000. Nah, mengenai tahapan terakhir yaitu tahun 1970-2000, awal kemunculan angkatan 70 ini ditandai dengan runtuhnya orde lama yang kemudian lahirlah orde baru. Semangat kemerdekaan atas orde baru itulah merebak ke berbagai bidang termasuk bidang sastra yaitu seni teater Indonesia. Dalam angkatan ini, sastrawan muncul dengan gaya kepenulisannya yang modern termasuk naskah-naskah drama.

Akhudiat merupakan salah satu penulis naskah drama pasca orde baru yang dapat dijadikan penanda penting bagi perkembangan seni teater Indonesia. Bukan hanya dikenal sebagai dramawan saja, namun ia juga kerap dikenal sebagai sastrawan dan budayawan asal Jawa Timur. Ia telah mampu memberikan perubahan terhadap pertunjukan teater di Indonesia melalui naskah-naskah drama yang ditulis, gagasan dalam penyutradaraan, dan perannya dalam mengembangkan teater.

Kemunculannya pada tahun 70-an menjadi generasi muda penerus teater modern berawal dari debutnya sebagai penulis naskah drama dalam sayembara penulisan naskah oleh Dewan Kesenian Jakarta (1972-1981). Naskah drama karya Akhudiat merupakan naskah yang fenomenal pada tahun 70-an yang melahirkan gagasan-gagasan tradisional, realis, serta absurd dalam satu naskah drama. Konsep perlawanan yang digunakan Akhudiat adalah teater jalanan. Konsep ini hadir untuk melawan aturan dalam teater konvensional yang mengatakan bahwa teater hanya dapat dipertunjukkan di atas panggung prosenium.

Dramawan yang kerap disapa Diat ini merupakan seniman teater yang lahir pada tanggal 5 Mei 1946 di Dukuh Karanganyar, Desa Karangbendo, Rogojampi, Banyuwangi, Jawa Timur. Nama lengkapnya adalah Drs. Haji Akhudiat. Ia lahir dari keluarga Islam yang taat serta anak tunggal dari pasangan Bapak Akhwan dan Ibu Musyarafah. Kemudian Akhudiat menikah dengan Mulyani pada tahun 1974 dan memiliki tiga orang anak.

Peninjauan Akhudiat terhadap seni pertunjukan sudah dimulai sejak kecil, ia menghabiskan semasa kecil di tanah kelahirannya yaitu di daerah Rogojampi. Akhudiat mengungkapkan jika yang mendorongnya dalam menulis berasal dari pengalaman masa kecil yang bebas dan penuh kenangan yang membekas. Namun yang melatarbelakangi kepenulisan Akhudiat tidak hanya dari pengalaman masa kecilnya saja, tetapi juga masalah sosial dan wacana seni.

Akhudiat menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat (SR), Rogojampi, Banyuwangi dan lulus pada tahun 1958. Kemudian meneruskan sekolahnya di Pendidikan Guru Agama Pertama Negeri (PGAPN) IV Jember selama empat tahun dan lulus pada tahun 1962. Selama di Jember, Akhudiat menjadi anggota beberapa perpustakaan seperti di perpustakaan GNI, perpustakaan di Jawatan Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan (PP&K) dan sekolahnya sendiri. Lalu Akhudiat meneruskan sekolahnya di Pendidikan Guru Agama Atas (PGAA) di Malang. Setelah itu ia melanjutkan di Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN), Yogyakarta dan lulus pada tahun 1965. Hobinya dalam membaca menjadi rutinitas Akhudiat selama dua setengah tahun di Yogyakarta.  Ia juga sering menonton pertunjukkan teater dan pameran seni rupa.

Selain itu, dalam mengenal dunia teater Akhudiat juga mengikuti kursus akting di Teater Muslim pada tahun 1965. Kegiatan bersama teater Muslim itu menjadi salah satu alasan yang mendorongnya untuk mulai membaca dan mempelajari naskah drama. Pada tahun 1972-1973 Akhudiat kuliah di Akademi Wartawan Surabaya (AWS), namun sayangnya ia tidak tamat. Lalu pada tahun 1975, ia mengikuti International Writing Program di Universitas Lowa, Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1983 mengikuti pendidikan Sekolah Pimpinan Administrasi Dasar, Balai Pendidikan Latihan Tenaga Teknis Keagamaan Departement Surabaya. Pada tahun 1992, ia pun lulus sebagai Sarjana Administrasi Negara, FISIPOL, di Universitas Terbuka.

Naskah drama yang ditulis Akhudiat termasuk naskah drama yang berpengaruh pada jamannya seperti Grafitto (1972) yang mengangkat tema sosial. Karyanya yang lain yaitu naskah drama Jaka Tarub (1974), Rumah Tak Beratap Rumah Tak Berasap dan Langit Dekat dan Langit Sehat (1974), Bui (1975), RE (1977).

Akhudiat, saat membaca karyanya dalam Malam Sastra Surabaya (Malmasa, 28 Oktober 2009), (youtube.com/Arieyoko)
Akhudiat, saat membaca karyanya dalam Malam Sastra Surabaya (Malmasa, 28 Oktober 2009), (youtube.com/Arieyoko)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun