Mohon tunggu...
christopher toby somba
christopher toby somba Mohon Tunggu... Pengurus perusahaan 100 billion dollar

Saya takut fiksi reyn….

Selanjutnya

Tutup

Trip

Jambore xxxv Gonzaga 38

9 Mei 2025   11:08 Diperbarui: 9 Mei 2025   11:08 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Selama mengikuti kegiatan Jambore, aku mengalami banyak hal baru yang memberikan pelajaran berharga untuk diriku sendiri. Salah satu pengalaman yang paling berkesan terjadi saat kegiatan kelompok sehari-hari, khususnya dalam sesi masak-memasak bersama. Pada awalnya, aku datang dengan niat sederhana: menjalani kegiatan secepat mungkin dan segera menyelesaikannya. Secara pribadi, aku memang merasa bahwa aku kurang memiliki inisiatif, sehingga tidak terlalu aktif membantu kecuali memang diminta.
Namun, semuanya mulai berubah pada hari kedua. Saat itu, aku mulai memperhatikan keadaan ketua kelompokku. Ia terlihat sangat kelelahan; raut wajahnya tampak letih dengan lingkaran hitam di bawah matanya. Cara bicaranya pun terdengar keras dan sedikit marah, terutama saat ia memberikan arahan kepada kelompok. Melihat itu, aku merasa ada sesuatu yang salah jika aku tetap bersikap pasif. Aku mulai menyadari bahwa sebagai anggota kelompok, aku juga punya tanggung jawab untuk meringankan beban ketuaku.
Akhirnya, aku berusaha mendorong diriku sendiri untuk lebih aktif. Aku mulai sering bertanya kepada ketuaku, "Ada pekerjaan yang bisa aku bantu?" atau langsung menawarkan diri untuk membantu apa pun yang bisa kulakukan. Aku juga berusaha lebih peka terhadap apa yang dibutuhkan kelompok, tidak hanya menunggu instruksi. Dari situ, aku menyadari betapa pentingnya inisiatif dalam bekerja sama dalam sebuah tim.
Selain pengalaman di kegiatan masak-memasak, pengalaman lain yang sangat berkesan bagiku adalah saat mengikuti sesi Deep Learning. Tema kelompokku saat itu adalah "Kesejahteraan Masyarakat Jati Luhur". Dalam rangka mengerjakan tugas tersebut, kami berkeliling mewawancarai masyarakat sekitar untuk menggali kondisi nyata yang mereka alami. Dari hasil wawancara, terungkap bahwa masyarakat Jati Luhur secara umum cukup sejahtera dari segi kebutuhan air dan listrik. Namun, mereka menghadapi kesulitan dalam mengakses fasilitas pendidikan dan kesehatan karena jaraknya yang jauh dan sulit dijangkau.
Selain itu, dari beberapa masyarakat, kami juga mendengar keluhan mengenai keberadaan Brimob di daerah tersebut. Beberapa warga merasa bahwa Brimob tidak memberikan bantuan yang signifikan kepada masyarakat. Ada cerita bahwa beberapa warga pernah mengalami penggusuran yang tidak adil, di mana uang ganti rugi yang diberikan tidak sebanding dengan kerugian yang mereka alami. Bahkan, dalam kasus tenggelamnya seseorang di sekitar wilayah tersebut, masyarakat merasa Brimob lebih fokus pada dokumentasi kejadian daripada segera memberikan pertolongan.
Saat menjelajah di sekitar waduk Jatiluhur, aku dan teman-temanku sempat membandingkannya dengan taman kota yang biasa kami kunjungi. Jika taman kota terasa lebih tertata dan dipenuhi tanaman hias, suasana di waduk jauh lebih alami. Di sana kami melihat banyak ikan di air, serangga kecil, dan tumbuhan liar yang tumbuh bebas. Lingkungan waduk memberikan kesan alam yang lebih murni, dengan keanekaragaman makhluk hidup yang menjadi bagian penting dari ekosistem sekitarnya.
Pengalaman ini membuka mataku lebih lebar lagi. Aku belajar bahwa memahami kondisi orang lain, maupun lingkungan sekitar, bukan hanya tentang melihat permukaan, tetapi perlu juga inisiatif untuk menggali lebih dalam dan mendengarkan cerita mereka. Sama seperti di kegiatan kelompok, aku sadar bahwa dunia ini membutuhkan lebih banyak orang yang mau mengambil langkah pertama untuk membantu, meskipun mungkin awalnya tidak diminta.
Melalui seluruh pengalaman di jambore ini, aku belajar bahwa inisiatif dan kepedulian terhadap sesama sangatlah penting. Dengan kita lebih peka dan sadar terhadap kondisi sekitar, kita bisa menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab dan meringankan beban orang lain. Tidak semua orang akan meminta bantuan secara langsung, tetapi dengan kepekaan dan kemauan untuk bergerak lebih dulu, kita bisa memberikan dampak yang besar untuk lingkungan sekitar kita.
Ke depannya, aku ingin terus mengembangkan sikap inisiatif ini, tidak hanya dalam kegiatan kelompok seperti jambore, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Aku ingin menjadi seseorang yang lebih cepat tanggap terhadap kebutuhan orang lain dan tidak hanya memikirkan diriku sendiri. Aku juga ingin lebih peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang-orang di sekitarku, sehingga aku bisa membantu tanpa harus selalu diminta. Semoga pengalaman di jambore ini menjadi titik awal perubahan kecil dalam diriku untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih peduli.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun