Pandemi Covid-19 masih terus bergulir. Salah satu faktor yang menyebabkan tidak kunjung turunnya kasus COVID-19 adalah masih banyaknya masyarakat yang tidak mengetahui tentang protokol kesehatan yang harus dijalani. Ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia menilai tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol pencegahan yang masih rendah, padahal Kementrian Kesehatan Republik Indonesia telah merilis protokol kesehatan COVID-19 semenjak kasus ini merebak, seperti mewajibkan selalu mencuci tangan, melakukan social distancing, hingga menggunakan alat pelindung diri (APD). Sayangnya, di tengah pandemi ini, APD dan hand sanitizer merupakan salah satu incaran masyarakat yang menyebabkan harganya melambung tinggi. Namun tidak semua masyarakat mampu membelinya. Alhasil, sebagian masyarakat ini tidak dapat melindung dirinya dengan baik di tengah pandemi ini.
Melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro, Christine Margaretha, seorang mahasiswi fakultas kedokteran  mencoba membantu menjamin keterjangkauan masyarakat terhadap APD. Ia membentuk suatu program yang menarik, yaitu Program DIY Anti Covid-19 Kit. DIY sendiri adalah istilah terkenal yang merupakan singkatan dari do it yourself, yang berarti membuat sendiri. Program DIY Anti Covid-19 Kit merupakan program yang mengajarkan masyarakat bagaimana cara membuat APD sendiri, seperti face shield. Program ini juga mengajarkan cara membuat hand sanitizer yang dilanjutkan dengan pembagian alat-alat tersebut ke masyarakat sekitar. Tujuan program ini adalah untuk menggalakkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan dengan mengajarkan masyarakat cara membuat alat pelindung diri yang mudah dan murah didapat. Â
      Diharapkan dengan adanya program ini, masyarakat dapat tetap melindung dirinya dengan baik dari penyebaran virus dan  semakin sadar untuk mematuhi protokol kesehatan serta secara tidak langsung dapat membantu menekan penyebaran kasus COVID-19.