Melatih Mental dan Fisik
Program ini juga memiliki potensi besar untuk melatih mental dan fisik siswa. Kegiatan fisik yang intens, seperti pelatihan baris berbaris, lari, dan olah raga lainnya, dapat membantu mengalihkan energi negatif siswa ke arah yang lebih produktif. Dengan fisik yang lebih terjaga dan mental yang lebih tangguh, mereka diharapkan bisa menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik, serta mengurangi kecenderungan untuk terlibat dalam kegiatan kriminal.
Mencegah Anak Makin Terjerumus
Terakhir, program ini bisa berfungsi sebagai langkah preventif yang mencegah siswa semakin terjerumus ke dalam dunia yang lebih destruktif. Dengan adanya pembinaan di barak militer, diharapkan siswa bisa menemukan kembali tujuan hidup yang lebih positif. Melalui pembekalan keterampilan baru dan pengalaman hidup yang berbeda, mereka bisa lebih termotivasi untuk mengubah perilaku dan kembali ke jalan yang lebih baik.
Kontra:
-
Tidak Semua Anak Bisa Diterapkan Metode Militer
Namun, metode ini tidak selalu cocok untuk semua anak. Setiap siswa memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda. Sebagian mungkin merespons dengan baik terhadap pendekatan disiplin yang ketat, namun ada pula yang malah merasa tertekan dan semakin frustrasi. Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta, Suyanto, berpendapat bahwa pendidikan karakter tidak selalu harus dengan pendekatan keras, melainkan dengan pendekatan yang lebih lembut dan penuh pengertian terhadap kondisi psikologis anak. Berpotensi Melanggar Hak Anak
Salah satu kritik serius yang muncul adalah kemungkinan melanggar hak anak. Pengiriman siswa ke barak militer bisa dianggap sebagai bentuk pembatasan kebebasan mereka, bahkan bisa berisiko terhadap perkembangan psikologis anak. Dalam pandangan Direktur Pusat Kajian Kurikulum FIPP UNNES, Edi Subkhan, pendekatan militer tidak mempertimbangkan dinamika perkembangan sosial dan psikologis siswa yang memerlukan penanganan yang lebih humanis dan berbasis pada pemahaman mendalam tentang latar belakang mereka.Akar Masalah Belum Disentuh (Keluarga, Sekolah, Lingkungan)
Mengandalkan pendisiplinan ala militer tanpa menyentuh akar masalah yang lebih mendalam, seperti masalah di lingkungan keluarga, pergaulan, dan sekolah, bisa menjadi langkah yang kurang efektif. Anak yang bermasalah sering kali tidak hanya membutuhkan pelatihan fisik, tetapi juga pendampingan psikologis dan pendidikan karakter yang melibatkan pihak keluarga dan sekolah. Tanpa perhatian yang menyeluruh terhadap faktor-faktor tersebut, solusi yang ditawarkan bisa jadi hanya bersifat sementara dan tidak menyelesaikan masalah secara holistik.
Opini dan Pandangan Pribadi
Rencana pengiriman siswa bermasalah ke barak militer merupakan pendekatan yang perlu disikapi dengan hati-hati. Tidak dapat sepenuhnya menolak ide ini, namun juga tidak bisa sepenuhnya mendukungnya. Disiplin ala militer memang tegas, tetapi efektivitasnya sangat bergantung pada konteks dan individu yang terlibat.
Pendidikan karakter bukan hanya soal memberi hukuman atau mendisiplinkan siswa dengan cara yang keras. Pendekatan tersebut mungkin dapat memberikan dampak langsung berupa kepatuhan sementara, tetapi tidak mengatasi akar permasalahan yang lebih dalam, seperti kurangnya pengawasan keluarga atau ketidaktahuan siswa tentang pilihan hidup yang lebih baik. Metode militer yang menekankan kedisiplinan dan fisik bisa membantu dalam beberapa hal, namun hanya jika dijalankan dengan pendekatan yang bijaksana dan tidak menimbulkan trauma psikologis bagi siswa yang bersangkutan.
Sebagai solusi alternatif, pendekatan yang lebih holistik, yang melibatkan berbagai pihak---sekolah, keluarga, dan masyarakat---lebih disarankan. Salah satu langkah yang sangat penting adalah pendidikan karakter berbasis sekolah dan keluarga. Sekolah seharusnya menjadi tempat untuk memperkenalkan nilai-nilai kehidupan positif, seperti empati, toleransi, dan rasa tanggung jawab. Namun, peran orang tua juga sangat menentukan. Keterlibatan orang tua dalam mendampingi anak-anak mereka, terutama dalam memberi contoh yang baik, akan sangat mempengaruhi pembentukan karakter anak-anak yang bermasalah.
Program konseling remaja yang difasilitasi oleh para profesional juga dapat menjadi cara yang efektif. Konseling ini membantu siswa untuk mengidentifikasi masalah dalam dirinya, memahami emosi mereka, serta belajar untuk mengatasi konflik secara sehat. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar disiplin, tetapi juga mendapatkan pemahaman yang lebih dalam mengenai diri mereka dan cara-cara untuk beradaptasi dalam lingkungan sosial dengan cara yang lebih positif.