Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Piala Dunia, Ooo... Piala Dunia, Jejak Sampah di Amsterdam

8 Agustus 2014   22:52 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:02 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Sampah berserakkan di Amsterdam?

***

Sebenarnya aku tidak pernah melihat kota-kota dunia yang kotor, tidak bersih dan jorok. Hanya sekali aku melihatnya di New York, daerah Bronx. Dimana Bronx sepertinya benar-benar 'dialokasikan' sebagai daerah atau wilayah warga New York yang penuh dengan 'kenyataan', seperti yang sering kita lihat di film-film tentang kejahatan, narkoba, pembunuhan, mafia, kota New York, dan sebagainya.

Apalagi di Eropa. Sebuah negeri  'tua' yang sepertinya semakin tua semakin 'menjadi' atau 'tua-tua keladi'. Tidak salah, memang, jika aku berpikir seperti itu karena smakin Eropa semakin 'tua', aku semakin ingin terus kesana karena benar-benar menggairahkan!

Tetapi ketika kami berlibur di Amsterdam akhir Juni 2014 lalu, mataku selalu tertancap dari sampah-sampah yang berserakkan. Ya! Benar2 berserakkan! Ditambah dalam 5 hari aku berlibur dis ana sebelum ke negara-negara yang lain, plastik2 sampah semakin berserakkan. Tidak ada yang membuangnya, dan warga disana sepertinya tidak ingin melakukan sesuatu untuk membersihkan pekarangan dan lingkungan tempat tinggal mereka.

Ada apa, sebenarnya?

Itu yang pertama kaliaku tanyakan  pada Arie, ketika semakin lama mataku semakin 'sepet' melihat sampah-sampah itu!

Dari awal kami memasuki kota Amsterdam setelah mendarat di Schipol, hari itu sekitar jam 8 pagi, benar-benar sampah bererakkan dimana-mana, dan tercetus dari mulutku kepada anak-anakku dan supir taxi itu. Supor taxiku hanya menggeleng2kan kepalanya, bukan tidak bias menjawab, tetapi dia tidak mengerti bahasa Inggris, hihihi.

Semakin kedalam, dan semakin kami mengeksplore kota Amsterdam sambil berjalan-jalan dengan anak-anakdan Arie, semakin besar juga keingintahuku tentang sampah-sampah tersebut, mengapa tidak dibersihkan?

1407486820988214988
1407486820988214988

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun