Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Oculus, Sebuah "Mata" Menuju Angkasa bagi Pantheon

8 November 2016   16:08 Diperbarui: 8 November 2016   16:25 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

Pantheon Roma, dengan area plaza (Pantheon Plaza), sebagai tempat ‘meeting point’ atau tempat kongkow, yang sangat disukai warga kota dan wisatawan manca negara, dengagn kafe2 mungil nan cantik …..

***

Berjalan lagi dari Trevi Fountain, aku tidak mampu lagi, karena perjalanannya cukup terjal dan hari itu kota Roma luar biasa panas! Kulihat di papa thermometer kota, 35 derajat Celsius! Astagaaaaaa …… melebihi suhu di Jakarta, dengan udara yang kering, membuat kami semua lemas dan lunglai …..

Tetapi ketika kami sebentar berjalan, ada bus wisata kami berwarna biru, jadilah kami naik tanpa membayar lagi, karena kami mengambil tour “Hip Hop”, sekali bayar untuk 24 jam, sebesar Euro 8.00 per-orang. Jadi aku membawar Euro 24.00 untuk kami bertiga …..

Tidak terlalu mahal, dengan fasilitas2 lengkap termasuk fasilitas disabled dan pelayanan yang teramat luar biasa!

Hanya sebentar kami berjalan naik bus wisata kami, sampailah kami ke Pantheon,sebuah bangunan bulat (lagi-lagi!), yang dibangun sekitar tahun 27 Sebelum Masehi, berada di pusat kota Roma. Pembangunan Pantheon, sebagian di bawah pemerintahan Kaisar Handrian (tahun 118 SM – 28 M). Fungsi bangunan Pantheon ini merupakan kuil, tempat bersemayam semua dewa2 Romawi kuno.

Ketika tahun 609 – 1885 Masehi, Pantheon sempat digunakan oleh gereja sebagai tempat ibadah, dan pernah juga sebagai tempat pemakaman pahlawan nasional Italy, diantaranya Raja Emmanuel I dan pelukis Renaissance, Raphael.

Sumber: www.architectureboy.com
Sumber: www.architectureboy.com
Pantheon Roma, seringkali juga digunakan untuk misa, walau tidak setiap waktu. Lebih untuk museum serta perpustakaan.

Bangunan Pantheon, terbersit seperti sebuah cangkang kura2. Dengan ‘tubuh kura2’ melengkung besar, dengan motif kotak2 seperti kura2 Brazil. Atau juga aku melihat sebagai planetarium, tidak terlalu besar, membuat kadang2 aku membayangkan konsep2 bangunan klasik kota Roma memang sangat unik dan beraneka ragam.

Cerita konsep pembangunan Pantheon ini pun sangat rumit. Diawali ingin membuat rumah para dewa sampai menjadi tempat pemakaman, sekarang ini justru Pantheon mampu merebut derasnya arus wisata, sebagai tempat kongkow, dengan berbagai kafe2 cantik di area plazanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun