Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

‘Dingin’ dan Syahdu lewat Sapaan Tuhan di Notre Dame Cathedral

8 Januari 2016   11:42 Diperbarui: 8 Januari 2016   12:08 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

Lilin2 kecil dalam Misa Kudus

 

Aku tercengang2 melihat interior Notre Dame Cathedral. Aku sebenarnya sudah tahu dari buku2. Dan dari ketiga kalinya aku ke Paris selama beberapa tahun ini, aku belum pernah melihat kedalam. Hanya diluar Gereja saja. , dan Notre Dame Cathedral adalh Gereja Katolik, dimana aku adalah Kristen Protestan. Tetapi di Jakartapun aku beberapa kali mengikuti Misa Kudus bersama beberapa sahabat, karena ajaran kami memang sama. Hanya beberapa cara yang berbeda.

Aku pun sering melihat foto2 Gereja ini. Baik secara eksterior ataupun secara interior. Bahkan Notre Dame Cathedral Paris ini, pernah aku jadikan tema dan topik di mata kuliah "Sejarah Arsitektur" Eropa, ketika aku kuliah dulu, sekitar tahun 1988 sampai 1992.

Interior Gereja itu, di buku2 referensi itu sungguh agung, klasik dan megah. Dulu kubayangkan, jika aku berada di dalamnya, aku akan merasqkan suasana 'magis' (karena ini adalah bangunan tua klasik dari abad pertengahan), syahdu (karena ini adalah bangunan Gereja), 'dingin' (karena aku tahu materialnya serta suasananya sebagai bangunan Gereja Katolik dengan parq Pastur2 dan Suster2nya) serta megah (karena bangunan ini memang besar, dan berada di tanah ribuan meter persegi).

Suasana dalam Gereja yang penuh sesak di dalam Misa Kudus. Gereja yang bear, tinggi dan megah, dengan batu2an dari abad pertengahan, apakah bisa dibayangkan Susana ‘magis’ dan ‘dingin’ itu lewat foto ini ???

Ya ..... yang aku bayangkan memang benar. Semua benar. Aku merasakannya dalam hatiku. Kekurangannya adalah suasana  nya, BERADA di dalamnya, merasakan dinginnya bangunan itu dengan bau2 dupa serta lilin yang terbakar, sesuai dengan ritual memuji Tuhan didalam sana .....

Aku merasakan suasana dinginnya tubuhku karena resapan marmer Carara dari Spanyol itu. Dingin itu meresap masuk dari kulitku. Mengalir lewat pembuluh darahku. Meremangkan bulu2 tubuhku sehingga bergerak tegak lurus. Bulu kudukku, lengan dan kakiku meremang ...... dingin dan sedikit 'tegang' dengan susana itu .....

Seperti di film2 klasik tentang suster2 yang selibat dengan Tuhan Yesus untuk mengabdi dan melayani NYA lewat karya pelayanan. Seperti film ‘The Sound of Music’, tentang Suster Maria sebelum menikah dengan ayah dari ketujuh anak dan remaja yang diasuhnya. Seperti  cerita ‘Da Vinci Code’, dengan suasana magis dan misterius gereja dan museum Le Louvre nya. Atau yang labih ekstrim lagi, melihat film2 horor yang berhubungan dengan setan2 yang mengganggu manusia dan Pastur2 mencoba untuk menolong mereka ….. Dan itu aku rasakan sangat sesungguh2nya …..

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun