Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bagaimana dengan Sistem dan Konsep Perparkiran di Jakarta?

14 Oktober 2011   08:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:58 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13096071791943036955

By Christie Damayanti

Diselurih dunia, di kota metropolitan, mencari lahan parkir bakanlah hal yang mudah. Kota2 besar seperti New York di Amerika, Sydney di Ustralia, London di Inggris atau yang lain harus 'menekan' perparkiran khususnya di downtown ( dalam kota ) dengan tidak boleh parkir sembarangan dan mobil2 boleh parkir di gedung2 parkir khusus yang dikelola oleh badan2 swasta atau instansi2 yang berkepingan dari bangunan2 yang ada, termasuk hotel. Di New York, dimana kita tahu sebuah hotel bintang lima di Manhattan, tidak mempunyai ruang pun hanya untuk parkir 1 mobil saja. Walau yang datang orang terkaya di dunia, mobil hanya akan menurunkan penumpangnya tepat di pintu hotel dan harus cepat jalan lagi karena jika tidak, akan menimbulkan kemacetan yang luar biasa, apa lagi di jam2 sibuk.

Gedung parkir konvensional ( dari beton ) di Manhattan, New York,  jauh dari Manhattan itu sendiri.

Gedung parkir modern ( dari besi dan aluminium ) di Manhattan, New York, berbentuk 'puzzle'.

Di Jakarta, pun seharusnya demikian. Sebagai kota bagian dari kota metropolitan dunia, Jakarta bisa mencontoh kota2 metropolitan yang lain, jika sistim perparkiran Jaarta ingin lebih baik. Seperti perparkiran di sepanjang jalan Gajah Mada dan jalan Hayam Wuruk yang sekarang ditiadakan karena mengganggu arus kendaraan dan menyeabkan kemacetan yang luar biasa sepanjang hari, akan menyebabkan kehidupan perekonomian menurun drastis. Misalnya, restauran Bakmi Gajah Mada pasti omzetnya akan menurun karena tidak ada tempat parkir dan toko2 di sepanjang jalan itu juga akan mendapat imbasnya karena tidak adanya tempat parkir.

Perparkiran di jalan Gajah Mada yang semrawut dan membuat lalu lintas mengalami kemacetan setiap saat, kecuali di hari Minggu.

Memang masalh tempat parkir khususnya di Jakarta sangat rumit. Sejak dulu, pemda DKI tidak bisa ( atau tidak ingin? ) memecahkankan permasalahan perparkiran seiring dengan permasalahan lalu lintas, termasuk permasalahan transportasi masal. Jika kita 'memundurkan' lagi jejak perparkiran di Jakarta, adalah adanya penduduk yang padat, yang butuh perkerjaan ..... Perparkiran liar ada di semua lini jalan, termasuk tukang2 parkir liar. Dan tukang2 parkir liar ini membuat 'peraturan khusus ( mafia )' dengan mengelompokan masing2 tempat parkir dan masing2 dipegang oleh2 preman2. Dan tidak jarang, antar mereka akan baku hantam sendiri ketika sebuah mobil berada di tengah2 daerah 'kekuasaan' 2 orang preman dan mereka saling berebut untuk memarkirkan kendaraan dan ketika si pengemudi sudah keluar, mereka akan memperebutkan hasil 'sewa'nya .....

Saya tidak akan membahas tentang perparkiran di Jakarta. Akan ada pembahasan sendiri lagi. Yang akan saya bahas adalah konsep gedung parkir yang mungkin bisa diterapkan di Jakarta, seiring perparkiran sudah semakin membuat pusing kepala.

Konsep gedung parkir adalah membuat gedung khusus untuk parkir, secara tanah di Jakarta sudah sangat mahal dan tidak bisa membuat parkir horizontal. Idealnya, untuk parkir memang lebih nyaman dan murah secara horizontal ( lapangan parkir ), tetapi seiring mahalnya tanah di Jakarta akan membuat investor lebih memilih tanah untuk di 'jual' sebagai mall, kantor atau apartemen.

Parkir memiliki 2 konsep, yaitu ( gedung ) parkir milik sendiri sebagai fasilitas gedung  ( karena jika tidak ada parkir, maka sebuah bangunan mall, kantor atau apartemen tidak akan laku ) dan konsep yang lain adalah ( gedung ) parkir yang dikelola oleh swasta. Di Jakarta belum banyak parkir yang dikelola oleh swasta / pemda, salah satunya di Pasar Baru ( masuk dari depan Metro ) dan  jalan Pintu Besar Selatan, jika kita ingin mencari kebutuhn di sepajang jalan ini, kita bisa ke gedung parkir yang dikelola pemda , di belakang toko2 disana, walau keadaanya sangat buruk dan mengenaskan serta agak 'mengerikan' ( gelap, jorok dan sepi serta banyak yang duduk2 bahkan tidur disana  ).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun