Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hak Disabilitas di Ruang Publik yang Terabaikan, Cerita tentang Bioskop

13 Agustus 2021   11:36 Diperbarui: 13 Agustus 2021   11:54 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan "diskriminasi?"

"Diskriminasi" dalam arsitektur adalah, menggambarkan sebagai "kegagalan merancang dan membangun fasilitas yang mudah diakses dan digunakan oleh individu penyandang disabilitas." 

Argumennya adalah bahwa tanggung jawab harus diperluas ke arsitek karena, sebagai perancang, arsitek memiliki kontrol lebih besar atas fungsi desain dan konstruksi daripada pemilik, operator, penyewa, atau pemberi sewa.

Tanggung jawab atas "kegagalan merancang dan membangun", bangunan yang sesuai harus sejajar dengan ketentuan2 yang ditetapkan dalam aturan umum, yaitu: pemilik, operator, penyewa, dan penyewa akomodasi umum atau fasilitas komersial. 

Arsitek pun, menurutku bertanggung jawab atas diskriminasi "desain dan konstruksi".

Misalnya,

Bagaimana gedung bioskop bisa diakses oleh kursi roda. Karena sepanjang yang aku tahu, di Jakarta belum ada bioskop dengan ramp untuk kursi roda. Semuanya bertangga2 dan hanya di deretan terdepan saja, kursi roda bisa untuk menonton.

Tetapi, jika di barisan terdepan, apakah nyaman?  Dengan mata telanjang menatap layar raksasa, akan membuat kepala pusing, karena aku pernah merasakannya, menonton di bagian terdepan, masukdari pintu keluar .....

Ini yang disebut diskriminasi, ketika disabilitas "dipaksa" untuk mendapatkan tempat yang tidak semestinya, karena area itu belum terakomodasi tentang "desain disabilitas."

***

Bioskop harus menyadari tentang kesetaraan, keragaman dan inklusi. Karakter disabilitas sendiri, harus didesain dengan kedalaman dan keragaman jenis2 disabilitas itu sendri, seperti jenis2 bangunan2 lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun