Pokoknya, kenyamanan Jepang untukku, memang tidak ada duanya. Bahkan, jika aku disana, setiap hari keluar dari apartemen anakku di Funabshi Hoten dan pulang tengah malam ke tempat yang sama, aku sama sekali tidak pernak keluar dari kursi roda ajaibku, kecuali jika ke toilet.
Kenyamanan Jepang untuk disabilitas seperti aku diatas kursi roda, tidak ada yang bisa membuat aku berkernyit, walau aku selalu naik turun kereta atau bus umum, ke pelosok-pelosok Jepang .....
***
Apalagi, ketika Paralimpiade Tokyo 2020, mengiringi Olimpiade, dan mereka berusaha dengan sebaik-sebaiknya untuk mengatasi ketidaksetaraan yang dialami oleh para disabilitas.
Paralimpiade ini adalah satu-satunya acara kemanusiaan yang menempatkan penyandang disabilitas di tengah-tengah panggung dunia dalam berolahraga.
Dan, jika mereka berlaga di panggung untuk eksistensi mereka, adalah sangat masuk akal jika penonton pun akan berebut untuk memberikan suara kepada milyaran disabilitas di dunia, yang membutukan untuk di dengar .....
Paralimpiade adalah platform untuk membawa disabilitas ke inti diskusi inklusi dunia, ketika masih ada sebagian orang menganggap sebaliknya.
Pandemi ini, memang membawa ketidak-pastian yang membawa ketakutan-ketakutan. Mereka akan melakukan yang terbaik untuk melindungi peserta dan siapa pun yang terlibat dalam Olimpiade, juga penduduk Jepang sebagai tuan rumah.
Konsep dan visi Olimpiade tentang kesetaraan, tentu saja memberikan dampak bagi disabilitas. Karena, inti dari kesetaraan itu sendiri, membawa keinginan para disabilitas untuk bisa berkarya bersama dengan mereka yang sehat dan non-disabilitas.