By Christie Damayanti
Menuju Odaiba, kita bisa melewati banyak tempat, salah satunya lewat Shimbasi. Dan karena Odaiba merupakan salah satu titik wisata di Tokyo, pastinya jalur2 menuju ke Odaiba terus berbenah diri menjadi pendukung titik wisata tersebut. Termasuk Shimbasi.
Shimbasi, secara etimologi arti Shimbashi adalah "jembatan baru". Aku menjadi banyak berpikir, mengapa tempat itu disebut "Shimbasi?" Dan pada kenyataannya, ketika dari Stasiun Funabashi kea rah Odaiba dan transit di Stasiun Shimbasi, memang stasiun ini benar2 berada di sebuah"jembatan", yang kita bisa melihat dari atas, area Shimbasi.
Distrik Shimbasi berada di Minato, Tokyo. Shimbashi juga berada diseberang Sungai Shiodome, dan tahun 1872 dibangun jalur kereta pertama dan menjadi pusat komersial yang terbaru dengan gedung tertinggi pertama adalah Shiosite.
Mencakup kantor pusat perusahaan dan kantor hubungan masyarakat serta investor Fujitsu, markas ANA (All Nippon Airways) dan JP Express. Pusatnya di Hikokan Building Shimbasi.
Shimbasi termasuk distrik perkantoran. Sebagian besar adalah gedung2 perkantoran, menunjang bisnis wisata Jepang, terutama Odaiba.
Kota nya sangat teratur, dimana pekerja2 Tokyo ini sangat disiplin untuk memaintain kotanya. Jalan2nya sangat cantik, dan terdapat "pedestrian bertingkat", yang cukup besar mengcover area Shimbasi. Aku bisa melihatnya lwat kereta monorail dari Stasiun Shimbasi sampai Stasiun Odaiba.
Konsep kereta monorail ini, sepertinya bukan hanya sekedar kereta yang langsung dari Stasiun Shimbasi enuju Stasiun Odaiba. Sepertinya, konsep pemerintah dengan kerta JR nya, untuk meliuk2 keretanya keliling kota sebelum sampai ke Odaiba.
Lihat saja, bagaimana aku bisa memotret banyak bagian "pedestrian bertingkat" ini, sedetail2nya. Pedestrian bertingkat di Shimbasi ini, lebih kepada kebutuhan pekerja2 Tokyo.
Maksudnya bagaimana?
Begini :
Jika di sebagian besar kota2 di Jepang dengan banyak pedestrian bertingkat, karena memang dibutuhkan untuk menghubungkan antara beberapa fungsi bangunan, dan untuk memberikan kelelusaan bergerak bagi warga kota, supaya tidak berdesak2an pada pedestrian di permukaan jalan.
Berbeda dengan pedestrian bertingkat di Shimbasi.
Pedestrian bertingkat di Shimbasi ini, meliuk2 diantara gedung2 perkantoran yang di desain cantik, asik dan unik. Dengan berbagai konsep arsitekturan yang ciamik, membuat aku geregetan untuk bisa ikut mendesain sebuah "pedestrian bertingkat", diantara bangunan2 perkantorang di sepanjang Jalan Thamrin sampai Jalan Sudirman ujung Senayan.
Atau sepangjang Jalan Gatot Subroto dari Semanggi sampi ujung Cawang ..... hmmmm .....
Dengan konsep "pedestrian bertingkat" di Shimbasi ini, pekerja2 kantoran yang berkantor di area itu, akan dengan leluasa berjalan di atas pedestrian bertingkat ini, keluar masuk menuju banyak gedung, serta bisa saling bertemu, atau "meeting point", tidak harus meeting di sebuah gedung.
Konsep "co-working" seperti ini, yang mungkin mereka tidak punya ruang pribadi karena sempitnya area kerja mereka, mereka bisa bertemu sambil membicarakan bisnis mereka di atas "pedestrian bertingkat".
Itu yang aku lihat selama ini. Pekerja2 itu bertemu di pedestrian bertingkat, membawa dokumen2 aau gambar2 blue-print, berdiskusi sambil menikmati semilir angin sepoi2 ......
Sungguh genius Jepang ini!Â
Sebuah konsep unik, yang tidak terdapat di Negara manapun. Mungkin ada "pedestrian bertingkat" di sebuah Negara diluar Jepang, tetapi tidak ada yang seunik ini!
Desain "pedestrian bertingkat" di Shibashi ini sangat khusus. Berada diantara bangunan2 perkantoran, naik dan turun dengan anak2 tangga khusus dan di desain dengan sangat baik. Tangga naik-turun di pedestrian bertingkat itu, hanya sekedar komsep desain yan memang membuat pedestrian itu lebih cantik lagi.
Dan itu menjadi nilai tabah lebih tinggi lagi. Streetscape pedestrian bertingkat Shimbasi, semakin membuat aku terkesima. Desain khas Jepang yang ciamik!
Serius!
Pertama kali aku belajar tentang arsitektur Jepang sewaktu masih kuliah, aku sudah sangat tertarik tentang "pedestrian bertingkat", karena aku tidak melihat konsep seperti itu di negara2 yang lain.
Bahkan, ketika aku pertama kali, kedua dan ketiga berwisata ke Jepang waktu masih kuliah, aku belum melihat pedestrian bertingkat, seperti desain2 yang ada di beberapa buku arsitektural Jepang. Karena, waktu itu aku hanya pergi ke tempat2 wisata mayr Jepang saja.
Dimana wisata2 mayor Jepang, tidak mmpunyai "pedestrian bertingkat". Dan pedestrian bertingkat yang sesungguhnya, justru aku bisa lihat, mengamai bahkan menuis banyak tentang ini, ketika aku sering berada di Jepang, untuk menjenguk anakku, setiap 3 bulan sekali, sejak 2 tahun lalu tahun 2017.
Jadi, aku akan terus "berburu" obyek2 menarik pedestrian bertigkat yang berbeda, di kota2 yang berbeda juga, untuk terus aku menuliskannya, sebagai bagian dari pengamatanku tentang perkotaan di Jepang ......