Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dia Melepas Atributnya sebagai Remaja Milenial, untuk Belajar Melayani Masyarakat Dunia di Chiba

24 Mei 2019   11:39 Diperbarui: 24 Mei 2019   20:01 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namanya juga wisatawan, dimana mereka mau dilayani dengan sebagik2nya, terutama wisatawan2 yang tidak mau tahu dengan banyak hal. Michelle harus menyiapkan suit resmi berwarna hitam berharga mahal, dari bahan wool.

Lha, sepatu hitam pantofel kulit yang bunyinya 'cetak cetok', jika tidak ada suara apapun di duangan itu. Lalu juga, tas kulitnya, supaya penampilannya tidak memalukan tempat dia (akan) bekerja. Dia harus melatih gaya berjalannya, gaya berbicaranya serta bagaimana cara dia melayani masyarakat.

Dan dia juga harus belajar keras tentang dunia pariwisata Jepang, supaya wisatawan dunia tahu tentang Jepang dan mau datang ke Negara negeri matahari terbit itu. Dia benar2 harus belajar keras. Jika ketika dia masih SMA dan harus belajar tentang Indonesia, mungkin tidak terlalu berat karena dia hidupnya sejak lahir di Indonesia.

Nama2 tempat atau bahasanya sudah dikenalnya sejak dulu. Serta sedikit banyak, dia tahu dengan membaca atau mendatanginya sendiri tentang dunia wisata di Indonesia.

Tetapi, bagaimana dengan dunia pariwisata Jepang? 

Nama2 yang sedikit aneh dan sudah di hafal, itu adalah salah satu bagian kecil yang harus dipelajarinya. Belum lagi tengan  dunia wisatawanya di seluruh Jepang dari 47 perfecturenya. Nama2nya sudah di hafalkan serta tulisan2 kanjinya, itu sungguh usaha keras (sekali) untuk dipelajari.


Belum lagi, bagaimana "unggah ungguh" warga Jepang untuk menghormati wisatawan dunia, wah ..... itu sungguh sulit. Membungkuk kan badannya, hampir 90 derajat sambil mengucapkan kalihat2 terima kasih. Mempersilahkan orang lain dari dirinya sendiri, membuat Jepang memang menjadi sebuah Negara yang sangat disiplin dan peduli.

Anak2 milrnial seperti Michelle, tidak gampang mau melepaskan kehidupan masa remaja nya untuk mengejar impiannya dengan kuliah memakai atribut yang sebenarnya bukan keinginannya, bukan?

Tetapi ternyata Michelle membuktikan bahwa dia mau dan mampu, entah apa yang berada dalam hati dan pikirannya yang terdalam .....

***

Musim semi 2019 lalu, aku sempat menjenguknya. Dia minta kuantar untuk membeli berbagai atribut untuk perkuliahannya. Dia minta kuantar untuk membeli suite resmi, sepatu dan tas kerennya. Ya ..... itu sudahdiharuskan oleh kampusnya dan harganya pun sudah ditentukan oleh mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun