Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dari Taraje, Dhingklik Angklik, Sindang Tilu serta Konsep Modern Jakarta di "Kampus Mungil"

27 Agustus 2018   12:47 Diperbarui: 27 Agustus 2018   12:55 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Material bamboo merupakan salah satu material khas negara2 tropis. Bamboo di Indonesia, cukup murah, kuat dan ramah lingkungan. Dari tugas lomba ini, desain shelter ini dibutuhka sekitar 40 tangga dengan harga sekitar 100 ribu per-tangga. Bayangakan, murahnya shelter ini, tetapi sungguh menginspirasi karena cantik dan berfungsi.

Karya kedua, berjudul Dhingklik Angklik, karya mahasiswa2 dari Yogyakarta. Bahasa Jawa dhingklik merupakan tempat duduk tanpa senderan, hanya sebuah tempat duduk sederhana, tetapi makna nya adalah transformasi sebagai ruang duduk sambil menunggu, salah satunya sebagai halte bus.

Dokumentasi pribadi dari karya Dhingklik Angklik, mahasiswa dari Yogyakarta Konsep seperti dhingklik, dan ingsinya pun untuk "tempat duduk", menunggu bus yang lewat.
Dokumentasi pribadi dari karya Dhingklik Angklik, mahasiswa dari Yogyakarta Konsep seperti dhingklik, dan ingsinya pun untuk "tempat duduk", menunggu bus yang lewat.

Material yang dib=gunakan juga dari barang2 vernakular, dan barang2 bekas. Konsep "green desain" pun diterapkan sebagai dinding dari bekas ember cat, dimana ember2 bekas ini untuk menampung tanaman2 rambat.

Dokumentasi pribadi dari karya Dhingklik Angklik, mahasiswa dari Yogyakarta Karena lahan nya kecil, pejalan kaki agak kesulitan jika harus memasuki dalam shelter ini, apalagi kursi roda. Sehingga, dibangunlah "terowongan" melewati bawah shelter ini
Dokumentasi pribadi dari karya Dhingklik Angklik, mahasiswa dari Yogyakarta Karena lahan nya kecil, pejalan kaki agak kesulitan jika harus memasuki dalam shelter ini, apalagi kursi roda. Sehingga, dibangunlah "terowongan" melewati bawah shelter ini

Dokumentasi pribadi dari karya Dhingklik Angklik, mahasiswa dari Yogyakarta Karena lahan nya kecil, pejalan kaki agak kesulitan jika harus memasuki dalam shelter ini, apalagi kursi roda. Sehingga, dibangunlah "terowongan" melewati bawah shelter ini
Dokumentasi pribadi dari karya Dhingklik Angklik, mahasiswa dari Yogyakarta Karena lahan nya kecil, pejalan kaki agak kesulitan jika harus memasuki dalam shelter ini, apalagi kursi roda. Sehingga, dibangunlah "terowongan" melewati bawah shelter ini

Dokumentasi pribadi dari karya Dhingklik Angklik, mahasiswa dari Yogyakarta Detail dindong dari bekas ember cat, tetap shelter ini "terbuka" tanpa dinding masif 
Dokumentasi pribadi dari karya Dhingklik Angklik, mahasiswa dari Yogyakarta Detail dindong dari bekas ember cat, tetap shelter ini "terbuka" tanpa dinding masif 

Baik Taraje dan Dhingklik Angklik ini, bukan sebuah shelter yang massif, tetapi justru memasukkan alam dan lingkungan kedalamnya, sehingga masayarakat yang datang dan duduk serta menunggu disana, mampu melihat lingkungan diseitarnya. Angin tetapi mengalir dan mataharipun tetapi mencurahkan cahayaya, tanpa harus mereka kepanasan, karena tanaman2 yang dipakai sebagai peneduh .....

Karya mahasiswa dari Bandung juga ini, berjudul Sindang Tilu halte yang teramai, di Jl. Asia Afrika. Shelter yang panjang dan sempit ini, dirasa sangat kurang sebagai tempat yang nyaman untuk menunggu, sehingga mahasiswa2 ini mencoba mengubah nya, dengan konsep vernacular dalam desain arsitektural yang unik dan kreatif.

Dokumentasi pribadi dari karya Sindang Tilu, mahasiswa dari Bandung 
Dokumentasi pribadi dari karya Sindang Tilu, mahasiswa dari Bandung 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun