Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cerita tentang Pak Ali di Pameranku

15 November 2017   12:16 Diperbarui: 15 November 2017   12:25 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

Sore itu, dihari kesekian aku ber-Pameran Filateli Kreatif "Peace and Freedom"di Central Park Mall, ada seorang bapak tua, yang aku yakin beliau bukan seorang filatelis. Beliau datang ke mejaku, menuliskan namanya dan sabar menunggu giliran untuk ngobrol dengan ku.

Ketika wktunya sedikit sepi, aku baru sadar bahwa beliau maih menunggu untuk ngobrol denganku. Lalu aku langsung persilahkan beliau untuk duduk di samping ku.

Beliau memperkenalkan dirinya. Namanya Bp Ali, tinggalnya di GreenLake City. Beliau berumur 80 tahun. Masih kuat, masih tegap ketika berjalan. Dan beliau selalu membawa tas nya, yang ternyata selalu ada beberapa buku didalamnya!

Kata beliau, entah kenapa beliau tiba2 merasa dekat denganku. Aku mengernyitkan alisku, memangnya ada apa, ya?

Ngobrol punya ngobrol, menyusuri cerita2 lama, tentang beliau yang sungguh membuat aku penasaran, ternyata Bp Ali ini adalah seorang insinyur sipil, jurusan air. Hihihi, entah apa namanya lah, tetapi beliau banyak bercerita bahwa jaman belliau masih aktif dulu sebagai insinyur, beliau mempunyai perusahaan yang bergerak dibidang 'water treatment'. Dan beliau membidangi pekerjaan yang berhubungan dengan 'water treatmet' di seluruh Indonesia ......


Dokumentasi pribadi. Aku dan Bp Ali, seorang insinyur sipil pada masa mudanya .....
Dokumentasi pribadi. Aku dan Bp Ali, seorang insinyur sipil pada masa mudanya .....
Hmmmmm ...... pantesan saja, beliau merasa dekat denanku, karena ternyata, beliau pernah 1 pendidikan di Belanda, ketika beliau muda dengan almarhum papaku, sektar tahun 1971-1973, lebih dari 45 tahun lalu, hampir seumur hidupku! Astagaaaa ......

Dunia itu memang kecil ya!

Papa ku memang pernah dibiayai sekolah oleh pemerintah Indonesia untuk belajar di Rotterdam Belanda, tentang AIR. Beliau memang berkesempatan untuk menjadi pejabat pemerintahan, dan pernah berkecimpung lewat pembangunan beberapa waduk, dam dan jembatan, bahkan bandara udara Bali, yang berhubungan dengan reklamasinya.

Dan papa sering bercerita tentang belajarnya di Belanda dan teman2nya, tetapi belum pernah bercerita tentang Bp Ali ini. Tetapi ternyata Bp Ali memang bukan 1 angkatan dengan papa, melainkan 1 angkatan diatas papa ......

Waaaaa .....

Cerita bapak tua pak Ali ini, mengingatkan pada verita tentang Bp Teddy yang berumu 88 tahun, yang juga datang pada Pameran Filateli Kreatif "Gallery of Animals"di Central Park Mall, Oktober 2015, 2 tahun yang lalu. Bisa dibaca di Kakek Teddy itu Berumur 88 Tahun .....

Seorang kakek berumur 88 tahun, sengaja datang ke pameranku, membawa tas kummel yang berisi barang2 filateli yang 'sangat berharga'. Dan Bp Teddy yang berumur 88 tahun ini, masih mampu bercerita tentang koleksi nya, walau kata2nya sudah susah untuk dicerna.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi. Aku dan Bp Teddy, yang datang di pameranku tahun 2015, di tempat yang sama .....
Dokumentasi pribadi. Aku dan Bp Teddy, yang datang di pameranku tahun 2015, di tempat yang sama .....
Bp Teddy sudah susah untuk menuliskan namanya sendiri, dengan inisial TD, dengan tangan yang bergetar, tetapi masih semangat 45 untuk berjuang dengan hidupnya!

Berbeda dengan Bp Ali ini. Memang, umurnya masih jauh di bawar Bp Teddy. Mungkin sekitar 10 tahun. Menulis namanya pin masih cepat. Kata2nya juga masih nikmat di dengar, bercerita tentang masa lalunya sebagai insinyur sipil.

Tetapi persamaannya jelas sekali, bahwa pameranku ini mengundang banyak hal. Selain untuk edukasi kepada masyarakat luas lewat filateli, tetapi juga pameranku ini mampu membawa banyak berkat bagi sesama.

Bagi aku sendiri, tentu sebuah prestasi besar, mampu untuk menggelar pameran tunggal, dengan koleksi2ku sendiri. Juga merupakan bukti tentang keluarbiasaan Tuhan atas hidupku. Bahwa, walau aku sangat terbatas tentang fisikku, tapi Tuhan memampukan aku untuk terus berkarya.

Pameranku ini juga mematahkan vonis banak orang tentang sebuah keterbatasan. Bahwa, jika Tuhan berkehendak, memang nya siapa yang dapat melawan???

Bagi filatelis, apalagi bagi struktur diatas filateli, pameran besar di sebuah mall, tentunya merupakan kebanggaan, bahwa filateli sudah diterima di mall, dan mampu masuk ke dalam hati masyarakat umum. Sehingga, pameran ini bisa menjadi pelebaran edukasi bagi masyarakat umum, bahwa ada hobi yang bukan saja mendidik, tetapi juga 'cool dan keren!'

Bagi masyarakat luas?

Jelas, ini merupakan bentuk karya bagi mereka. Bagi mall ini, bagi Jakarta, bahkan bagi Indonesia! Pada pameran ini, ada pertemanan baru. Ada persahabatan baru. Bahkan mungkin ada komunitas dan bisnis yang baru. Dari bicara tentang filateli, akan berkembang kepada banyak hal .....

Seperti ceritaku tentang Bp Teddy, yang 2 tahun lalu beliau datang di pameran ini, berbicara banyak hal tentang filateli dan koleksi2nya. Dan membjuat aku sedikit 'haru biru' saat itu.

Begitu juga pameran di Oktober2017 kemarin. Dengan datangnya Bp Ali, yang merasa dekat dengan ku, yang akhirnya ketahuan bahwa Bp Ali adalah teman seperjuangan belajar bersama di Rotterdam Belandda dengan papaku alharhum, beberapa tahun di awal tahun 1970-an ......

Cerita Bp Ali kemarin itu, berlanjut tentang kehidupannya sekarang. Sebagai orang tua dengan fisik renta dimakan usia, tentu beliau mengerti, ada yang harus terus dipelihara tentang tubuhnya. Termasuk terapi ddan obat2annya. Dan beliau benyak bercerita tentang itu.

***

Untukku sendiri, sesi kehidupan yang satu ini, merupakan sesi yang sangat berharga! Bukan karena pamerannya, karena untuk pameran nya sendiri pun merupakan salah satu sesi kehidupanku yang luar biasa!

Tetapi sesi2 kecil dalam pemeliharaan Tuhan tentang kehidupanku ini lah, yang mempunyai nilai tambah. Jika aku tidak terbuka untuk ngobrol dengan tamu2ku, pengunjung pameranku, atau jika aku sombong dan menekuk wajahku ketika tamu2ku memnitaku berfoto bersama mereka, aku tidak akan mendapat apa2.

Ketika aku bersedia untuk menjaga pamernku sejak mall buka jam 10.00 pagi hingga mall tutup jam 22.00 malam, ada pengorbanan yang harus aku lakukan. Caoe dan sakit pun aku tetap lakukan, untuk mendapatkan sebuah keuntungan yang berlipt ganda, sebagai pemeliharaan Tuhan atasku.

Dan ketika Tuhan menghadirkan banyak sesi2 kecil kehidupan di dakam pameranku ini, itu lah yang menjadi nilai tambah nya! Bahwa bukan hanya pamerannya saja yang menjadi luar biasa, tetapi justru pernak pernik nya lah, yang lebih uar biasa lagi, ketika kita mau terbuka ......

Sebelumnya :

Bapak Tua itu Menghilang Dalam Kegelapan Pagi .....

Pameran Filateli Bukan Hanya Sekedar Pameran Saja ......

Kisah Kehidupan di 'Negeri Dongeng' dalam Anganku

Kenanganku Terhadap Putri Diana Lewat Balasan Suratku

Kembang Untuknya, dengan Latar Belakang Prangko 'Princess of Wales'

Balasan Surat dari 2 Orang Presiden Amerika Serikat Untukku 

 

Memilih "Presiden Ronald Reagan", Daripada Makan Siang ... Hihihi ...

Detik-detik Pembukaan Pameran "Peace and Freedom"

Persiapan Pameranku, Dijaga oleh 'Malaikat' Tuhan

Ketika "Dunia" Menjadi Sahabatku .....

Pameran Terancam Batal, 'Malaikat Tuhan' Bertindak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun